Pria Rampas dan Bakar Al Quran di Depan Masjid Prancis

1 day ago 5

CNN Indonesia

Rabu, 04 Jun 2025 08:58 WIB

Seorang pria merampas dan membakar Al Quran di depan masjid dekat Kota Lyon, Prancis, pada Selasa (3/6) sore waktu setempat. Polisi menyelidiki kasus pembakaran Al Quran di depan masjid Villeurbanne, dekat Kota Lyon, Prancis. (AFP/JEFF PACHOUD)

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pria merampas dan membakar Al Quran di depan masjid dekat Kota Lyon, Prancis, pada Selasa (3/6) sore waktu setempat.

Kepolisian langsung memburu dan menangkap tersangka pembakar Al Quran di Villeurbanne, kota kecil yang terdapat masjid tempat pria itu mencuri Al Quran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi kemudian mengatakan kepada AFP bahwa pria itu dalam kondisi "rapuh secara psikis."

Media lokal melaporkan pengakuan seorang saksi pada Minggu (1/6) hingga Senin (2/6) terkait insiden perampasan dan pembakaran Al Quran di masjid kota kecil Villeurbanne.

"Seseorang tanpa penutup wajah memasuki ruang salat, mengambil salinan Al Quran, membakarnya lalu menjatuhkannya di luar gedung itu sebelum melarikan diri," ujar salah satu dewan masjid di wilayah Rhone Prancis yang menjadi saksi.

Sumber dari kepolisian mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas insiden Al Quran dibakar di Prancis.

Kantor Kejaksaan Lyon mengatakan kepada AFP bahwa polisi saat ini menyelidiki kasus "penghancuran atau perusakan dengan cara yang dapat membahayakan orang dilakukan atas dasar ras, etnis, bangsa, atau agama."

Insiden Al Quran dibakar di Prancis terjadi setelah seorang pria mengunggah video bermuatan rasis menembak mati tetangga dari Tunisia dan melukai pria Turki di kota Puget-sur-Argens wilayah selatan pada Sabtu (31/5).

Tersangka pembunuhan yang merupakan warga Prancis kelahiran 1971 itu melarikan diri dari tempat kejadian dengan mobil. Ia kemudian ditangkap tidak jauh dari lokasi setelah rekannya membocorkan keberadaannya kepada polisi.

Surat kabar Le Parisien memberitakan bahwa tersangka mengatakan ia "bersumpah setia kepada bendera Prancis dan meminta Prancis untuk "menembak" orang-orang yang berasa dari luar negara itu, dalam salah satu video yang diunggah di media sosial.

Jaksa Antiterorisme Prancis kemudian mengambil alih penyelidikan kasus tersebut. Kasus ini dianggap sebagai serangan rasis pertama dari kelompok sayap kanan yang ditangani sebagai kasus "terorisme" sejak 2018.

(bac/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |