CNN Indonesia
Jumat, 19 Sep 2025 08:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat lagi-lagi menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Pada Kamis (18/9), DK PBB menggelar pemungutan suara untuk resolusi yang menuntut "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza yang dihormati oleh semua pihak". Resolusi itu juga menuntut pembebasan para sandera secepatnya dan tanpa syarat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Draf ini didukung oleh 14 negara. Namun, AS memveto teks tersebut.
Duta Besar Pakistan untuk PBB Asim Ahmad marah atas keputusan AS. Ahmad mengatakan veto AS merupakan "momen gelap di majelis ini."
"Dunia sedang menyaksikan. Tangisan anak-anak seharusnya menusuk hati kita," ucapnya.
Menjelang pemungutan suara, Duta Besar PBB untuk Denmark Christina Lassen padahal sudah mewanti-wanti bahwa resolusi DK PBB harus membawa pesan jelas bagi rakyat Gaza maupun para sandera.
"Resolusi ini harusnya mengirimkan pesan jelas, bahwa Dewan Keamanan tidak mengabaikan warga sipil yang kelaparan, para sandera, serta tuntutan untuk gencatan senjata," kata Duta Besar PBB untuk Denmark Christina Lassen, seperti dikutip AFP.
"Satu generasi berisiko hilang bukan hanya karena perang, tetapi juga karena kelaparan dan keputusasaan. Sementara itu, Israel telah memperluas operasi militernya di Gaza City yang memperparah penderitaan warga sipil," lanjutnya.
(blq/dna)