Merayakan Patah Hati Bersama Wijaya 80 di BNI Java Jazz Festival

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Wijaya 80 turut meriahkan hari pertama BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Mei 2025.Meski mereka tampil menjelang tengah malam, namun penonton tetap meramaikan kawasan panggung MLD hall, bahkan ketika trio tersebut masih melakukan checksound.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trio yang berisikan Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe membawakan lagu-lagu hits mereka yang bernuansa retro pop. Lagu pertama yang dimainkan berjudul 'Sudah Tahu', single yang akan dirilis berbentuk piringan hitam terlebih dahulu.

Wijaya 80 Ajak Rayakan Patah Hati di Java Jazz Festival

Di jeda antarlagu, Ardhito mengajak penonton agar dapat meresapi lagu-lagu yang mereka bawakan, "Mari kita glorifikasi kesedihan ini," ujarnya di atas panggung. Para personel trio itu juga sering berinteraksi dengan Wijayanti dan Wijayanto–panggilan penggemar Wijaya 80–sambil bercanda bersama.

"Siapa Wijayanto yang suka ghosting (tiba-tiba menghilang tanpa kabar)? Siapa Wijayanti yang sering menjadi korban para lelaki?" ucap Ardhito dan Hezky bersahutan, disambut riuh dari penonton. Setelahnya, intro 'Pemain Lama' dimainkan.

Di penampilan ini, Ardhito dan Hezky yang paling dominan untuk berinteraksi dengan penonton. Sementara, si keyboardist, tetap pada citranya sebagai seorang introvert. Bahkan, lucunya di salah satu momen Ardhito seolah berperan menjadi juru bicaranya.

"Yang Erikson pengen omongin, dia senang sekali ada di atas panggung ini," ucap Ardhito setelah mempersilakan Erikson untuk berbicara, tetapi Erikson hanya senyum-senyum saja, "Mungkin tambahan dari Erikson yang sebenernya dia mau omongin adalah terima kasih banyak Java Jazz Festival untuk memberikan kami (Wijaya 80) kesempatan di atas panggung Java Jazz di tahun ini."

Setelahnya, Ardhito kembali bertanya kepada Erikson apakah sudah penjelasannya sudah cukup. Erikson menjawab singkat dan malu-malu, "Udah."

Sekelumit Cerita Sedih dari Penonton

Tak lengkap rasanya jika penampilan Wijaya 80  tidak memberi kesempatan kepada salah satu penonton untuk berbagi cerita sedih mereka di atas panggung. Ardhito mengungkapkan bahwa ini merupakan suatu tradisi dari Wijaya 80, "Kita saling berbagi trauma," candanya.

Wijayanti yang naik ke atas panggung tersebut bernama Alesya. Ia menceritakan tentang kisah asmaranya yang pupus. "Aku pernah punya pacar yang tiba-tiba cuek, eh ternyata dia selingkuh," tutur wijayanti tersebut diiringi sorak sebal penonton lainnya.

Hezky kemudian bertanya ke Alesya apakah ia menginginkan mantannya tersebut kembali lagi, dan ditanggapi dengan nada kesal "Enggak, enggak mau!". Kemudian, lagu berjudul 'Jangan Datang Lagi' dimainkan. Sementara Alesya mendekati Hezky untuk melihat kelihaian dirinya bermain gitar, dan pada akhir lagu, Alesya berkesempatan untuk memetik gitar sebagai simbol pelepasan rasa dukanya tersebut.

Penutup Hari Pertama yang Melankolis

Wijaya 80 mengajarkan bahwa patah hati bukan sekadar perasaan yang mesti ditangisi, melainkan dapat dirayakan sebagaimana kesedihan itu lahir dan hidup di diri masing-masing. Wijaya 80 menutup panggung hari pertama festival bertaraf internasional tersebut dengan begitu melankolis.

Melalui nada-nada khas city pop di lagunya, Ardhito Pramono cs mampu menyihir penonton untuk kembali menengok bagian yang kerap kali disembunyikan di kehidupan mereka. 'Terakhir Kali' menjadi lagu penutup di waktu awal hari Sabtu tersebut. 

MUHAMMAD RIFAN PRIANTO
Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |