Makna Air dan Api dalam Perayaan Hari Raya Waisak

18 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Hari Raya Waisak diwarnai dengan pengambilan api dari sumber Api Abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pengambilan api dilakukan sebelum perayaan puncak Waisak yang digelar di Candi Borobudur, Jawa Tengah, pada 12 Mei 2025.

Pengambil Api Dharma Waisak 2569 Budhist Era ini dilakukan pada, Sabtu, 10 Mei 2025. Pengambilan dilakukan pukul 12.00 WIB yang diikuti oleh puluhan biksu, perwakilan majelis umat Buddha beserta perwakilan Kementerian Agama, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, dan pemerintah setempat sebagaimana dikutip dari Antara, 10 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum acara pengambilan Api Dharma, prosesi diawali dengan penyalaan lilin panca warna serta pembacaan paritta suci dari masing-masing majelis diantaranya majelis Sangha Theravada Dhamayut Indonesia, MBMI, Palpung, ZFZ Kasogatan, Sangha Mahayana Indonesia, dan Martrisia. 

Dilansir dari laman Kementerian Agama, perwakilan dari Bhikku Sangha, Bhante Subhacaro menjelaskan penggunaan Api Dharma Mrapen dalam kegiatan Waisak merupakan hal rutin sebagai simbol kebangkitan dan pencerahan yang diharapkan terdapat spirit kuat untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat buruk dan membangkitkan jiwa-jiwa yang baik.

"Setelah berhasil mengendalikan itu semua diharapkan bisa membangkitkan jiwa-jiwa yang baik dalam kita dan membangkitkan kesadaran kita untuk mengikis keserakahan, kebodohan dan kebencian. Jika ini terlaksana maka wujud kesejatian akan muncul dan akhirnya pula kita mengembangkan cinta kasih, kasih sayang dan bisa mewujudkan perdamaian dunia," terang Bhante Subhacaro.

Menurut Bhante, perdamaian dunia bisa terwujud jika rasa cinta kasih terus dikembangkan sebaliknya jika yang dikembangkan adalah keserakahan maka akan memicu sifat keserakahan bahkan peperangan. "Ini sesungguhnya makna api sebagai wujud dari perdamaian. Ada pengendalian diri dan juga kasih sayang," ujarnya.

Melalui semangat Api Dharma, umat Buddha diharapkan memiliki tekad kuat untuk membangkitkan sifat-sifat baik dan memacu semangat dalam mengarungi kehidupan serta menjadi sarana melatih diri untuk membiasakan dalam perbuatan-perbuatan positif yang diyakini mampu melahirkan kesejatian abadi berupa tindakan yang tenang dan perdamaian.  Makna semangat Api Dharma selaras dengan tema Perayaan Hari Raya Waisak 2025, yaitu "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia".

Setelah pengambilan Api Dharma dari Api Abadi Mrapen, puluhan biksu dan perwakilan majelis umat Buddha kemudian membawanya dalam perjalanan kurang lebih empat jam ke Candi Mendut untuk penyemayaman yang diletakkan di depan altar serta ditandai dengan penyalaan lilin. Para biksu sangga kemudian melakukan doa penyakralan secara bergantian dengan pembacaan paritta suci. Pembacaan dilakukan oleh para Bhikkhu Sangha, rohaniawan dari beberapa Majelis Agama Buddha, serta umat Buddha sebelum dibawa ke Candi Borobudur pada puncak Hari Raya Waisak Senin, 12 Mei 2025, sebagaimana dikutip dari Antara

Bukan hanya api. Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia Biksu Dammavuddho menyampaikan dalam rangkaian Tri Suci Waisak juga dilakukan pengambilan air berkah di Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Air yang diambil turut disucikan dan didoakan. 

"Makna air ini sesuatu yang menyejukkan, netral. Di dalam batin ada kekotoran batin yang terdiri atas keserakahan, kebencian, dosa, dan kebodohan batin. Air simbolis dari pada ketenangan, jadi batin tidak bisa tenang kalau ada kotoran batin maka perlu air sebagai ketenangan," ujarnya.

Setelah disakralkan di Candi Mendut, air juga akan dibawa ke Candi Borobudur. Di sana, air suci itu akan dipakai untuk pemercikan tirta. "Jadi air akan digunakan untuk pemercikan kepada semua hadirin," kata Dammavuddho.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |