TEMPO.CO, Jakarta - PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) mencetak laba Rp 167,2 miliar sepanjang kuartal I atau Januari hingga 31 Maret 2025. Dari laba itu, Yupi mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 699,6 miliar pada periode tersebut.
Dalam laporan keuangan tidak teraudit di Bursa Efek Indonesia pada Sabtu, 9 Mei 2025, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, Yupi mencatatkan penjualan Rp 599,6 miliar di pasar domestik. Di pasar ekspor, Yupi mencatatkan penjualan Rp 156,6 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada beban penjualan, Yupi mencatatkan Rp 16,7 miliar untuk pemasaran dan promosi. Kemudian, Rp 13 miliar untuk ongkos angkut, Rp 1,3 miliar gaji karyawan, dan lain-lain mencapai Rp 991 juta. Dari jumlah beban itu, Yupi mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 33,1 miliar di kuartal I 2025.
Hingga 31 Maret 2025, Yupi memiliki total aset sebesar Rp 3,4 triliun. Sementara, total ekuitas dan liabilitas Yupi tercatat sebesar Rp 3,4 triliun.
PT Confectionery Consumer Product Indonesia (CCPI) mengakuisisi telah mengakuisisi Yupi dengan nilai Rp 18,37 triliun pada 26 Maret 2025. Transaksi tersebut menjadi salah satu peristiwa penting dalam dunia bisnis Indonesia tahun ini. Langkah tersebut berhasil menempatkan CCPI sebagai pemegang saham pengendali baru PT Yupi, raksasa permen di Indonesia.
Adapun, akuisisi ini dilakukan setelah IPO YUPI pada 25 Maret 2025 dengan harga saham Rp 2.390 per lembar.
PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk atau yang lebih dikenal sebagai Yupi telah menjadi nama yang akrab di telinga masyarakat Indonesia.
Dirangkum dari situs Yupi, sejak awal perusahaan ini didirikan telah mengusung visi menciptakan kegembiraan melalui produk permen berkualitas terbaik, inovatif, playful dan lebih sehat di manasa saja dan kapan saja. Berkat konsistensinya, Yupi berhasil menjadi pelopor konsep jelly gum di Indonesia dan menguasai pangsa pasar permen lunak domestik.
Sebagai produsen lokal yang mampu bersaing di pasar internasional, Yupi memiliki dua fasilitas produksi utama di Gunung Putri dan Karanganyar. Fasilitas produksi permen populer Yupi pun dilengkapi dengan berbagai sertifikasi internasional seperti ISO 22000-2005, BRC Grade A, GMP, HACCP, serta sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan sertifikasi halal dari Timur Tengah atau dikenal dengan sebutan GulfTIC.
Menurut laporan dari Euromonitor, perusahaan ini memimpin pasar dalam sub-kategori permen lunak dengan pangsa pasar sebesar 66,5 persen di Indonesia, 21,2 persen di Malaysia, 17,2 persen di Singapura, dan 23,4 persen di Thailand. Selain itu, Yupi juga menyediakan layanan Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk produk dan konsumen tertentu yang tidak bersaing langsung dengan merek-merek yang dimilikinya.