Kondisi Terkini Daerah Terdampak Bencana Sumatra

20 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Ribuan orang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatra, mulai dari Aceh, Sumatra Utara (Sumut) serta Sumatra Barat (Sumbar) sejak akhir November lalu.

Hingga kini pemerintah belum menetapkan bencana di tiga provinsi tersebut sebagai bencana nasional, meski sudah banyak desakan dari berbagai pihak.

Proses evakuasi dan pencarian para korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan di wilayah-wilayah terdampak banjir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya membuka akses jalan ke wilayah terdampak juga terus dikerjakan. Termasuk, pengiriman bantuan kepada para pengungsi atau warga terdampak.

CNNIndonesia.com merangkum informasi dan kondisi terkini bencana di Sumatra, sebagai berikut:

776 meninggal dunia, 564 hilang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 776 korban meninggal dunia dan 564 orang masih hilang akibat bencana tersebut hingga Kamis (4/12).

Secara rinci, di Aceh dilaporkan ada 277 korban meninggal dunia dan korban hilang 193 orang. Kemudian, di Sumatra Utara dilaporkan ada 299 korban meninggal dunia dan 159 korban hilang.

Sedangkan di wilayah Sumatra Barat, tercatat korban meninggal sebanyak 200 orang dan 212 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Pemkab Aceh Utara angkat tangan

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara resmi mengajukan surat ke Presiden Prabowo Subianto soal ketidakmampuan untuk menangani bencana banjir bandang dan longsor di daerah wilayahnya.

Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil dalam suratnya yang bernomor 400/1832/2025 mengatakan tingkat kerusakan daerah itu melebihi bencana alam gempa dan tsunami Aceh terjadi pada 2004 silam begitupun daya rusaknya. Kata dia, banjir dan longsor telah memporak-porandakan 27 Kecamatan dan 852 desa.

"Bencana alam banjir yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara daya rusaknya melebihi bencana alam gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004, di mana kerusakannya hanya terjadi di daerah Pesisir. Sedangkan bencana alam banjir yang terjadi pada tanggal 26 November 2025 daya rusaknya meliputi seluruh wilayah Kabupaten Aceh Utara baik pesisir maupun pedalaman yang terdiri dari 27 kecamatan dan 852 Gampong/Desa," tulis Ismail A Jalil dalam suratnya yang dikutip CNNIndonesia.com, Rabu.

"Kami menyatakan ketidakmampuan upaya penanganan darurat bencana dan memohon kepada Bapak Presiden agar kiranya membantu penanganan banjir di Kabupaten Aceh Utara," lanjutnya.

Warga Tapteng terisolir

Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Masinton Pasaribu mengatakan sejumlah desa masih terisolir karena jalur darat tidak bisa dilalui.

Masinton juga mengungkapkan banyak warga yang terisolir terpaksa bertahan hidup dengan mengonsumsi sumber pangan seadanya, termasuk durian.

"Di wilayah-wilayah yang belum tersentuh bantuan, warga terpaksa bertahan dengan sumber pangan seadanya. Bahkan masyarakat di desa terisolir bertahan hidup dengan makan durian di sekitar pemukiman," ucapnya, Rabu.

Disampaikan Masinton, hingga kini tim gabungan masih berupaya membuka akses jalan dengan alat berat agar bantuan dapat masuk lebih cepat.

"Hari ke 8 bencana banjir bandang dan longsor Tapanuli Tengah, listrik belum menyala. Stok beras menipis, antrian panjang di pom bensin, stok gas elpiji menipis," ujarnya.

Warga Aceh Tamiang minum air keruh

Sementara itu, kondisi sejumlah pengungsi terdampak banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh juga masih memprihatinkan. Mereka yang belum tersentuh bantuan terpaksa minum genangan air hujan yang keruh untuk bisa bertahan hidup.

"Pengungsi yang tidak dapat bantuan kondisinya kelaparan, tolong kami bang, kami dari kemarin minum air keruh dari sungai," kata pengungsi di Kecamatan Kejuruan Muda, Rizki melalui sambungan telepon, Rabu (3/12).

Juru Bicara Pemkab Aceh Tamiang Agusliayana Devita mengatakan saat ini daerah itu masih belum kondusif dan sejumlah Kecamatan masih terputus akses.

Ia juga membenarkan sebagian pengungsi yang terisolir dan minim logistik masuk karena akses terputus memilih untuk minum air genangan.

"Bukan air bekas banjir, tapi air sungai, dan air hujan yang masih tergenang, namun keruh tidak jernih, karena kalau air banjir sudah pada surut saat ini," ucap dia.

Tiga daerah di Aceh belum bisa diakses

BNPB turut melaporkan sebanyak tiga daerah di Provinsi Aceh masih belum bisa diakses menggunakan jalur darat imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor.

"Untuk akses darat yang masih sulit di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Tapi ini kita bisa jangkau dari udara," kata kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat konferensi pers, Rabu.

Sementara itu, kata Abdul, untuk jalur darat menuju ke Aceh Tamiang, saat ini sudah bisa diakses dari Medan, Sumatra Utara (Sumut).

"Aceh Tamiang sudah bisa kita akses dari darat, dari Medan, sehingga relatif untuk akses darat yang masih sulit itu tiga (daerah)," ujarnya.

Kerusakan lingkungan perparah banjir

Pemerintah menyatakan kerusakan lingkungan turut andil memperparah kondisi bencana banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Sumatra.

Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya mengakui penyebab bencana ini bukan hanya karena cuaca yang ekstrem. Kata dia, penyebab bencana ini menjadi perhatian serius pemerintah.

"Penyebab bencana ini jadi perhatian juga dan selain cuaca ekstrem. Tentunya ada faktor kerusakan lingkungan yang memperparah bencana," kata Teddy di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu.

Sementara itu, Menko PMK Pratikno mengatakan pemerintah telah turun tangan menelusuri dugaan gelondongan kayu yang terseret arus banjir. Ia berujar pemerintah terus menelusuri pihak yang diduga melakukan pelanggaran lewat analisis Citra.

"Saat ini satgas penertiban kawasan hutan sudah turun tangan, menelusuri dugaan gelondongan kayu yang banyak terbawa arus banjir," ucap dia.

(dis/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |