Koalisi Sulosi Beberkan 98,4 Persen PLTU Captive di RI Didanai Investasi Cina

2 months ago 8

8000hoki Demo server Slot Gacor Malaysia Terpercaya Pasti Scatter Full Terus

hokikilat List Situs web Slots Gacor China Terpercaya Mudah Lancar Scatter Setiap Hari

1000 hoki Demo website Slots Maxwin Terbaik Sering Jackpot Full Online

5000hoki.com Agen website Slot Gacor Myanmar Terkini Gampang Scatter Full Non Stop

7000hoki.com Data ID website Slot Maxwin Singapore Terbaru Sering Lancar Jackpot Terus

9000 Hoki Online Data Situs website Slot Gacor Cambodia Terbaru Sering Lancar Scatter Full Online

Akun game Slot Maxwin Cambodia Terbaik Mudah Win Online

Idagent138 Id Slot Game

Luckygaming138 Daftar Slot Anti Rungkad

Adugaming Daftar Id Slot Gacor Online

kiss69 login Akun Slot Anti Rungkat

Agent188 login Akun Slot Maxwin Terpercaya

Moto128 Slot Anti Rungkat Terbaik

Betplay138 Slot Online

Letsbet77 login Id Slot Gacor Terbaik

Portbet88 Slot Anti Rungkat

Jfgaming168 Daftar Akun Slot Online

Mg138 login Id Slot Game Terpercaya

Adagaming168 login Akun Slot Maxwin Online

Kingbet189 Slot Maxwin Terpercaya

Summer138 login Slot Anti Rungkat

Evorabid77 Daftar Slot Anti Rungkat Terbaik

bancibet Id Slot Anti Rungkat Terbaik

adagaming168 Daftar Id Slot Maxwin

TEMPO.CO, Jakarta - Dinamisator Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi (Sulosi) Muhammad Al Amin membeberkan mayoritas atau 98,4 persen pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) captive di Indonesia merupakan investasi dari Cina. PLTU captive merupakan pembangkit listrik yang digunakan untuk keperluan operasional perusahaan sendiri, bukan publik.

"Itu bersumber dari investasi Cina," ujar Amin dalam jumpa pers di Kantor Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025. Belakangan PLTU captive justru berdampak buruk kepada warga yakni gangguan pernapasan hingga hilangnya mata pencaharian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cara pendanaan pembangkit itu beragam dan tak melulu dari investasi langsung, Amin mengatakan ada pula PLTU captive milik perusahaan Indonesia, tapi merupakan konsorsium bisnis dengan badan usaha milik negara atau grup perusahaan di Cina.

Di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, ada kurang lebih 43 unit PLTU captive.Pembangkit listrik ini juga bersumber dari investasi negeri Cina. Jika ia dan warga lain tak melakukan upaya serius untuk membendung laju PLTU captive, Amin mengatakan tren pembangunannya akan semakin meningkat.

Karena itu Amin memandang pemerintah dan perusahaan Cina yang seharusnya bertanggung jawab atas segala persoalan yang ditimbulkam PLTU captive di Sulawesi.

Tapi dalam sejumlah dialog dengan perusahaan, Amin mengatakan jawaban mereka selalu sama, yakni mengikuti peraturan di Indonesia. Menurut dia, kalau Cina mau berbisnis, seharusnya menjalankan kebijakan lingkungan dan sosial versi negaranya. "Bukan malah menggunakan sistem perlindungan lingkungan sosial di Indonesia. Karena sistem perlindungan lingkungan sosial kita sangat lemah."

Penerapan sistem perlindungan lingkungan dan sosial ala Cina ini menjadi salah satu cara yang menurut Amin dapat meminimalisasi risiko dampak PLTU captive kepada masyarakat. "Mungkin tidak bisa menghentikan secara total," tuturnya.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |