Kadin Dorong Skema Dagang Baru agar Produk Garmen RI Bebas Tarif Impor AS

14 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mendorong terbentuknya skema kemitraan dagang baru antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) agar produk garmen Tanah Air dapat memperoleh tarif impor mendekati nol persen. Anindya menyampaikan rencana ini usai bertemu dengan Vice President of National Cotton Council (NCC) Amerika Serikat, Robbie Minnich, di Washington, D.C., Kamis, 1 Mei 2025. "Kami memikirkan suatu kesepakatan (dengan NCC), di mana kalau pakai semacam kapas dari Amerika (Serikat), ketika sudah diolah, dikirim kembali ke Amerika (Serikat) berupa garmen," kata Anindya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 3 Mei 2025.

Dari pola tersebut menurutnya, Indonesia berpeluang mendapatkan tarif yang serendah mungkin. "Syukur-syukur nol persen," ujar Anindya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kunjungan tersebut, Anindya didampingi jajaran pimpinan Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah Kadin Indonesia Erwin Aksa; WKU Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Benardino M. Vega; serta WKU Bidang Hilirisasi Kadin Indonesia Tony Wenas.

Anindya menyatakan, Kadin Indonesia telah meminta NCC mempertimbangkan konsep tersebut dan membantu melakukan lobi kepada pemerintah AS, khususnya kepada U.S. Trade Representative (USTR). "Seperti kami dengan pemerintah punya relasi yang sangat bagus, supaya perusahaan garmen bisa lebih kompetitif ke depannya," ujar Anindya.

Ia mengakui skema ini memiliki tantangan, terutama karena kapas asal AS bersaing dengan pasokan dari negara lain seperti Cina dan Brasil. Meski begitu, ia tetap optimistis peluang kerja sama tersebut terbuka lebar. "Saya rasa meeting-nya sangat baik. Ini pertemuan yang berdampingan dengan pemerintah dan berfokus kepada kebijakan tarif, yang kami yakin pasti ada solusinya," kata Anindya.

Anindya juga menyebut nilai ekspor Indonesia saat ini mencapai sekitar dua miliar dolar AS per bulan. Ia menilai dengan keseimbangan perdagangan yang lebih baik, peluang ekspor produk seperti garmen, alas kaki, dan elektronik akan semakin besar. "Kami juga ingin memastikan kalau nanti kapasnya dari Amerika (Serikat), mereka bisa membantu memastikan garmen tarifnya mendekati nol. Jadi kita bisa lebih kompetitif sehingga barangnya laku di Amerika (Serikat)," ujarnya.

Anindya berharap skema ini dapat membawa manfaat luas bagi pelaku industri dalam negeri. "Ini tentu akan membawa banyak sekali manfaat bagi seluruh perusahaan, pengusaha, dan juga pekerja di bidang tekstil dan garmen Indonesia yang jumlahnya sangat-sangat banyak, jutaan orang," kata Anindya.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |