Indonesianis Ian Wilson Bicara soal Hercules hingga Kemunculan GRIB

6 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesianis sekaligus pakar keamanan internasional dari Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson, mengungkap  sejarah organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya dan pemimpinnya Hercules.

Awal mula GRIB dan sejarah Hercules diungkap Wilson saat wawancara secara khusus dengan CNNIndonesia.com pada Kamis (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam bukunya Politik Jatah Preman (The Politics of Protection Rackets in Post New Order Indonesia), Wilson mengungkap Hercules dibawa ke Jakarta dari Timor Timur pada 1980-an sebagai bagian dari kampanye publisitas yang didanai putri sulung mantan presiden Soeharto, Tutut Rukmana dan Yayasan Tiara miliknya.

Wilson mengutip karya Ingo Wandelt berjudul Prabowo, Kopassus, dan East Timor yang menyebut kampanye itu merupakan bagian dari langkah strategis Prabowo saat itu untuk merangkul masyarakat Timor dengan memberi pekerjaan serta pelatihan.

"Dan sebagai sarana untuk melunturkan persepsi internasional yang semakin negatif Indonesia atas pendudukan Timor Timur," demikian pendapat Wandelt yang dikutip Wilson dalam bukunya.

Strategi tersebut kemudian akan diperluas secara signifikan oleh Prabowo di Timor Timur melalui pembentukan milisi pro pemerintah seperti Gada Paksi saat itu.

Pada 1980-an, Hercules mengabdi sebagai pembawa perlengkapan untuk militer Indonesia bahkan usai kehilangan sebelah mata dan sebelah tangan setelah bertempur dengan gerilyawan Timor pada 1998.

Pada masa-masa inilah, tertulis dalam buku tersebut, Hercules mengembangkan hubungan erat dengan Prabowo, yang merupakan panglima Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 KOSTRAD di Timor-Timur selama 1988-1989, juga dengan Mayor Jenderal Zacky Anwar Makarim.

Wilson sempat mewawancarai Hercules pada 2006 terkait rekam jejaknya di buku Politik Jatah Preman. Dia mengatakan, berutang nyawa ke Prabowo di masa 1988-1989.

"Dan sejak saat itu Prabowo jadi satu-satunya orang yang bisa mukul saya tanpa saya balas," ungkap dia ke Wilson.

Kembali lagi soal GRIB, dalam wawancara kali ini, Wilson menilai eksistensi ormas tersebut makin kentara di era Presiden Prabowo.

"Dan saya lihat muncul GRIB, kenapa muncul di mana-mana karena dari dulu mereka adalah loyalis. Dan dari dulu Hercules loyalis Pak Prabowo," ucap Wilson.

Pakar politik dan masyarakat Indonesia kontemporer asal Australia itu mengatakan kemunculan signifikan GRIB belakangan ini sebagai masa keemasan mereka.

"Sekarang Pak Prabowo jadi presiden, jelas sekarang GRIB merasakan ini zamannya. Mereka bisa ekspansi, mereka bisa memperbesar organisasi, [banyak orang] tertarik dengan GRIB yang punya karisma tersendiri dan mereka tahu ada sejarah dekat dengan Pak Prabowo," ujar Wilson.

Lebih lanjut, Wilson menjelaskan jika ada ormas yang punya hubungan dekat dengan Parpol, dan mereka sedang berkuasa, organisasi ini akan mendapat sederet keuntungan dari relasi hingga merasa punya kuasa.

Jika Ormas lain tak begitu muncul ke publik meski sebetulnya masih ada, dia memandang mungkin nasib organisasi tersebut berbeda karena ada pergantian pemerintahan dari era Joko Widodo ke Prabowo.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |