IBC Dukung Reformasi Lembaga Sektor Keuangan

7 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Business Council (IBC) menilai perlunya reformasi kelembagaan di sektor keuangan agar ekonomi bisa tumbuh pesat. Chief Executive Officer Indonesian Business Council (IBC) Sofyan Djalil mengatakan Indonesia membutuhkan sistem keuangan yang lebih likuid, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan riil.

Menurut Sofyan, tingkat likuiditas di Indonesia saat ini masih rendah dengan biaya pendanaan cukup tinggi. Selain itu, koordinasi lintas lembaga dan pengembangan instrumen jangka panjang masih terbatas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

”IBC menilai perlunya reformasi kelembagaan untuk memastikan lembaga keuangan memiliki mandat untuk mengembangkan sektor keuangan serta meningkatkan tata kelolanya,” kata Sofyan dalam acara peluncuran riset dan rekomendasi kebijakan “Pembangunan Sektor Keuangan untuk Pertumbuhan yang Kuat dan Merata” di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu, 21 Mei 2025.

Dalam rekomendasinya, IBC mengusulkan agar Kementerian Keuangan diberikan peran lebih kuat dalam pengembangan sektor keuangan. Kemenkeu diharapkan memimpin koordinasi untuk penguatan sektor keuangan dengan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Bank Indonesia. Sofyan mengatkaan, upaya bersama ini harus dibarengi dengan penyusunan peta jalan tunggal lintas lembaga.

IBC juga menyambut baik pembentukan Direktorat Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan di bawah Kementerian Keuangan. Direktur Kebijakan dan Program IBC Prayoga Wiradisuria mengatakan,  adanya lembaga yang fokus pada pengembangan sektor keuangan diharapkan bisa mendorong inovasi instrumen keuangan.

Prayoga mencontohkan, inovasi yang bisa dikembangkan misalnya adalah project finance bonds untuk pendanaan proyek infrastruktur, Real Estate Investment Trusts (REITs) untuk investasi hunian, serta municipal bonds untuk pembiayaan fasilitas infrastruktur daerah. “Pada saat yang sama, upaya ini bisa membuka ruang investasi yang lebih luas bagi dana pensiun dan asuransi. Beragam instrumen keuangan ini akan meningkatkan likuiditas dan kedalaman sektor keuangan,” kata dia.

Dalam risetnya, IBC mengangkat delapan isu strategis. Delapan isu tersebut adalah:

  1. Inovasi produk keuangan untuk meningkatkan opsi pembiayaan
    2. Meningkatkan akses kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui agunan aset dan sistem informasi kredit
    3. Meningkatkan efisiensi keuangan melalui konsolidasi perbankan
    4. Menavigasi strategi untuk meningkatkan sovereign rating
    5. Menyeimbangkan level playing field perpajakan antar sektor keuangan dan non-keuangan
    6. Mengelola non-performing loan (NPL)
    7. Memperluas cakupan keuangan melalui program reformasi
    8. Memanfaatkan potensi pembiayaan hijau
Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |