INFO BISNIS - Pedagang eceran asal Pamulang, Tangerang Selatan, Suryani, kini berhasil menopang perekonomian keluarga hingga mampu menyekolahkan anaknya berkat usaha toko kelontong yang ia jalankan.
Sembako menjadi produk jualan utamanya. Dengan lokasi toko yang dekat jalan raya, Suryani tak kesulitan menggaet pelanggan yang ingin belanja kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, telur dan semacamnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usaha Suryani pun kian berkembang setelah ia mendapatkan beberapa bantuan modal dari Holding Ultra Mikro BRI, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) lewat program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera atau PNM Mekaar.
“Pada tahun 2023 saya mendapatkan bantuan modal senilai Rp3 juta dari PNM Mekaar. Modal itu saya manfaatkan untuk menambah stok produk jualan di toko,” ujarnya.
Usaha yang dijalankannya pun terus berkembang sehingga Suryani berkeinginan untuk menambah modal usaha dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
“Tak lama setelah itu, saya juga mendapatkan tambahan modal usaha senilai Rp50 juta dari KUR BRI pada akhir tahun 2024. Prosesnya juga mudah, sehingga modal bisa saya terima dengan cepat untuk meningkatkan skala usaha,” katanya.
Ia mengaku, pihak BRI sangat aktif mendampinginya dari mulai cara memutar modal untuk usaha yang menguntungkan, kapan waktu terbaik bayar angsuran agar tidak sampai telat, dan informasi bermanfaat lainnya.
Berkat kejelian melihat peluang usaha dan kegigihannya dalam berjualan, kini toko kelontong Suryani mampu menghasilkan setidaknya Rp500 ribu per hari. Walau tujuan awalnya sebagai usaha sampingan, tetapi jerih payah Suryani membuahkan hasil. Berkat usaha toko kelontong ini Suryani makin naik kelas. Ia pun bisa menopang perekonomian keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anaknya.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan kisah Suryani adalah contoh nyata dari pelaku usaha yang memanfaatkan pendanaan usaha, mulai dari usaha mikro dan terus berkembang hingga naik kelas.
“BRI terus mendukung pelaku usaha ultra mikro melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha dimana pemberdayaan itu tidak hanya dengan penyaluran pinjaman saja, namun dilakukan pendampingan usaha dan diajarkan untuk bisa menabung,” ujar Hendy. (*)