Ekonom: BI Rate Turun Menjadi 5,50 Persen Tak Efektif untuk Pertumbuhan Ekonomi

2 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Bright Institute Awalil Rizky mengatakan keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan atau BI rate menjadi 5,50 persen tidak terlalu efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dia berpendapat langkah BI dalam memangkas suku bunga lebih mengarah kepada strategi untuk menjaga stabilitas.

Menurut Awalil, penurunan sebesar 25 basis poin (bps) dari yang sebelumnya 5,75 persen dinilai terlampau sedikit—kendati bisa menjadi stimulus untuk meningkatkan likuiditas. Transmisi kebijakan moneter pun  tidak berlangsung cepat. “Sebagai contoh, respons penurunan suku bunga kredit perbankan sering butuh waktu cukup lama atau tidak bersifat segera,” kata dia kepada Tempo pada Ahad, 25 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kata Awalil, saat ini pertumbuhan simpanan masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) sedang melambat. Kondisi ini akan menjadi pertimbangan bagi perbankan dalam menurunkan suku bunga kredit.

Hal lain, penurunan BI rate mungkin tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi suku bunga pasar uang antarbank (PUAB), yield Surat Berharga Negara, dan yield Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). “Jika rentang nilainya masih cukup tinggi, misal di kisaran 100 bps atau lebih, maka suku bunga BI lebih merupakan formalitas saja dibanding mampu menjadi acuan pasar,” ucap Awalil.

Dalam Rapat Dewan Gubernur Mei 2025, BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. “Pertimbangannya satu, inflasi rendah. Dua, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Dan yang ketiga, turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada Rabu, 21 Mei 2025.

Perry berharap keputusan pemangkasan BI rate akan turut mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga, sehingga penyaluran kredit meningkat. BI mencatat pertumbuhan kredit pada April 2025 tumbuh sebesar 8,8 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan kredit sebesar 9,16 persen pada Maret 2025.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |