Demul Nilai Ada Kekuatan Politik di Balik Aksi Spanduk Persikas

1 day ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menuding ada kekuatan politik di balik protes anak-anak muda yang membentangkan spanduk penolakan Persikas Subang dijual dan membuat dirinya marah besar.

Dalam unggahan di media sosial pada Jumat (30/5), Dedi menyesalkan bahwa sebagian peserta protes yang datang menyela dengan membawa spanduk penolakan Persikas Subang dijual adalah anak-anak yang masih duduk di SMP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Dedi menyebut anak-anak muda tersebut berasal dari berbagai tempat dengan jarak yang sangat jauh. Ia menyebut, ada yang satu desa, satu kecamatan, atau berbeda kecamatan lainnya di Kabupaten Subang.

"Sehingga mereka terkoordinasi dengan baik, membentangkan spanduk yang direncanakan dengan baik, dan di antara mereka ada yang masih berstatus SMP," kata Dedi.

"Ini yang saya sesalkan, kenapa saya sesalkan? Karena kekuatan politik di balik ini adalah kekuatan politik yang menggunakan sepak bola sebagai bagian dari kekuatan politik."

"Untuk itu, enggak boleh politisi praktis menggunakan sepak bola sebagai kekuatan politik, apalagi mempolitisi anak-anak kecil yang usianya masih remaja," papar Dedi.

"Selain itu juga, saya menduga, mereka sebagian ada yang minum dulu. Nah ini yang saya sesalkan. Semoga, mereka, para politisi, yang main-main di wilayah ini, hentikanlah cara-cara berpolitik buruk dengan menggunakan anak-anak remaja untuk mengekspresikan kekecewaan dirinya," katanya.

Dedi juga meminta para politisi tersebut untuk bersikap profesional dengan tidak mencampurkan politik dengan olahraga, apalagi anak-anak. Ia juga menyebut dirinya tidak bermasalah ekspresi kemarahannya yang viral di media sosial terkait protes tersebut kemudian digoreng untuk menjadi bahan politik.

[Gambas:Instagram]

Dedi Mulyadi sebelumnya viral di media sosial setelah mengamuk kepada sejumlah masa yang datang dalam acara Nganjang Ka Rakyat yang berlangsung di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, pada Rabu (28/5).

Dedi yang sedang berkomunikasi dengan seorang ibu yang ditinggal suaminya, mendadak marah ketika melihat gerombolan anak muda membawa spanduk berisi penolakan Persikas Subang dijual. Persikas merupakan tim sepak bola Subang yang berkompetisi di Liga 2.

"Siapa kamu? Turunkan spanduknya, jangan sok jago di situ kamu. Enggak mikir kamu Ini bukan forum Persikas, ini forum saya dengan rakyat, mikir kamu punya otak kamu. Ngaku anak muda, ngaku berpendidikan, enggak punya otak," teriak Dedi dalam acara itu.

Lewat unggahan di media sosial, Kamis (29/5), Dedi menyebut emosinya yang meledak pada malam itu karena merasa acaranya diganggu oleh sekelompok orang yang ia nilai tak memiliki adab.

"Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya. Dan yang paling penting adalah bahwa hilangnya rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," kata Dedi.

Dedi tidak menampik, jika apa yang terjadi akan dipelintir oleh segelintir orang. Namun Dedi tidak keberatan akan hal tersebut.

"Dan tentunya kemarahan saya akan di framing menjadi pemimpin yang emosional dan dibawa kemana-mana. Bagi saya itu tidak penting dipersilahkan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekedar memikirkan popularitas dan elektabilitas," pungkasnya.

[Gambas:Instagram]

(end)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |