8000hoki List Platform website Slot Maxwin Terpercaya Mudah Win Online
hoki kilat List Daftar server Slots Gacor Singapore Terbaik Mudah Lancar Win Full Terus
1000hoki.com List Daftar web Slot Gacor Philippines Terkini Sering Jackpot Full Non Stop
5000hoki.com List ID website Slots Gacor Philippines Terbaik Sering Menang Online
7000hoki List Daftar server Slots Maxwin Malaysia Terkini Pasti Win Terus
9000 Hoki Online List ID server Slots Gacor Terbaik Sering Menang Banyak
Data ID games Slot Maxwin basis China Terkini Gampang Jackpot Full Online
Idagent138 Daftar Id Slot Maxwin Online
Luckygaming138 Daftar Id Slot Game Terpercaya
Adugaming Daftar Slot Gacor Terpercaya
kiss69 login Slot Game
Agent188 Akun Slot Gacor
Moto128 login Slot Anti Rungkat Online
Betplay138 Daftar Akun Slot Maxwin Online
Letsbet77 login Id Slot Maxwin Terpercaya
Portbet88 Daftar Id Slot Terpercaya
Jfgaming168 login Id Slot Online
MasterGaming138 Daftar Slot Gacor
Adagaming168 Daftar Akun Slot Gacor Terbaik
Kingbet189 Akun Slot Maxwin Online
Summer138 Daftar Slot Game Terpercaya
Evorabid77 Slot Anti Rungkad
bancibet Id Slot Anti Rungkad
adagaming168 Slot Anti Rungkad
nilaijual Daftar Id Slot Gacor Online
sukahoki Slot Game
hokiforex login Slot Game
valasindo Akun Slot Maxwin
sukasukaan login Slot Game Online
Jakarta, CNN Indonesia --
Pedagang atau pelapak di lahan BMKG yang diduduki GRIB Jaya di Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten curhat kepada polisi soal dana yang mereka setor untuk buka usaha di sana.
Dua pelapak di lahan sekitar 12 hektare itu mengaku tidak tahu tanah lapak yang disewanya ke ormas GRIB merupakan milik BMKG.
Darmaji, pemilik lapak sea food di lahan tersebut mengaku sudah berdagang di sana sekitar lima bulan. Lainnya adalah, Ina Wahyuningsih yang membuka lapak jual hewan kurban untuk Iduladha di lahan tersebut sejak 10 Mei lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berbincang dengan Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang, Ina mengaku menyetor uang hingga Rp22 juta ke ormas GRIB Jaya Tangsel untuk bisa melapak di sana.
Ia juga bercerita awal mula menyewa lapak kepada GRIB. Dia mengakui memang sedang mencari lahan kosong untuk berjualan hewan kurban. Ina pun mengaku mengenali seorang anggota GRIB dan tahu ada lahan kosong yang diduduki ormas itu.
"Dan saya lihat lahan ini kan ada kosong, saya bertanya lah sama mereka," ucap Ina menjawab pertanyaan Kapolres, Sabtu (24/5).
"Siapa?" tanya Victor.
"Keke sama Bang Jamal," sambung Ina.
"Sebagai apa?" timpal Victor.
"Bang Jamal itu sekjen dari GRIB, kalau Keke Ketua Ranting dari GRIB. Saya bertanya, 'bisa enggak kita pakai lahan ini? Terus saya harus hubungin siapa?' Terus Ketua Keke bilang, 'Saya telepon dulu ya Mpok, Ketua Yani.' Waktu itu saya juga enggak kenal sama Ketua Yani," jelas Ina.
"Akhirnya telepon dan kita janjian, dan Ketua Yani ACC, dia bilang 'enggak apa-apa. 'Pak, aman nih, Pakk?'. Ini punya siapa?', 'Aman Bu, ini kekuasaan kita lah'. Maksudnya bahasanya itu ahli waris. Disuruh kita yang nunggu, kalau aman ya sudah," cerita Ina kepada Victor.
Setelah dirasa oke, Ina dan Yani pun bernegosiasi untuk pemakaian lahan itu. Ina mengaku biasanya sewa lahan Rp10 juta hingga hari lebaran haji tiba.
"Satu lahan itu untuk sampai kelar. Tapi kan kita selalu ada koordinasi sama RT, RW, Lurah, Babinsa semuanya, itu kan perlu uang. Akhirnya Ketua Yani mengajukan 'Gimana kalo include aja. Ibu enggak tahu-menahu soal RT-RW semuanya' mereka yang urus include minta Rp25 [juta]... Akhirnya saya negosiasi setelah saya negosiasi deal-lah di angka 22 [Rp22 juta]," kata Ina.
"(Uang) 22 juta itu dengan bahasa mereka mau, semua koordinasi tentang semuanya lah di dalamnya ini, termasuk semuanya include lah, akhirnya saya setuju. Saya bilang saya lunasin setelah sapi turun," sambungnya.
Sementara itu, Darmaji mengaku bisa melapak di sana berawal dari tawaran Ketua RT di lingkungannya untuk berdagang di lahan tersebut. Kemudian dia mengaku 'menyetor' sewa bulanan untuk mendapat akses berjualan di sana.
"Tadinya ditawarin sama RT ada lapak di sini," kata Darmaji saat ditanya Victor di sela-sela penertiban lahan.
"Buka lapak di sini? Izinnya dari? Pak RT? Ada iuran?" tanya Victor.
"Enggak ada, sewa bulanan aja," jawab Darmaji.
"Diserahkan ke siapa sewa bulanannya?," kata Victor.
"Ditransfer, Pak," sambung Darmaji.
"Namanya?" tanya Victor lagi.
"Pak Yani," ucap Darmaji.
"Siapa Pak Yani?," tukas Victor.
"Ketua GRIB," jawab Darmaji.
Selama lima bulan buka lapak, Darmaji mengaku rutin menyetor uang sewa. Uang itu dikirim lewat transfer bank ke rekening Ketua GRIB Kota Tangsel Yani Tuanaya.
"(Uang sewa) Rp3,5 juta," kata Darmaji
Sejak membuka lapaknya di sana, Darmaji tidak mendapat penjelasan terkait masalah atau siapa pemilik lahan tersebut. Dia hanya memberi uang sewa keperluan lapak untuk keamanan hingga biaya listrik.
"Iya, uang sewa dan listrik," ucap Darmaji saat ditanya apakah Rp3,5 juta itu untuk keamanan hingga biaya listrik.
Kini, Darmaji harus membongkar lapaknya dan pindah ke tempat lain. Namun, Ina mendapat keringanan untuk tetap di sana sampai hari raya Iduladha tiba.
Baca berita lengkapnya di sini.
(kid/gil)