Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mewanti-wanti para kepala daerah untuk mengantisipasi kekabaran hutan dan lahan (karhutla) pada puncak kemarau atau 10 hari pertama di bulan Agustus.
Hal itu disampaikan Raja Juli dalam rapat monitoring karhutla di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Senin (28/7). Rapat dilakukan bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar dan hadir pula secara daring Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, serta sejumlah gubernur.
Raja Juli mengatakan berdasarkan data dari BMKG dan BNPB, terjadi peringatan untuk sejumlah provinsi di 10 hari pertama Agustus. Hal ini disebabkan curah hujan yang kecil hingga tingkat kekeringan lahan yang menimbulkan potensi kebakaran hutan yang tinggi.
"10 hari pertama di bulan Agustus hampir di semua provinsi adalah warning, peringatan, karena tadi kombinasinya, curah hujan kecil rendah, pembentukan awan rendah sulit karena awalnya awalnya tidak ada dan tingkat kekeringan lahannya tingkat potensi kebakaran hutan tinggi," kata Raja Juli dalam keterangannya, Senin.
"Di 10 hari awal agustus kita harus bahu-membahu bekerjasama agar tidak ada potensi kebakaran hutan," sambungnya.
Raja Juli menyampaikan hasil monitoring, kebakaran hutan per hari ini bisa dikatakan terkendali. Kata dia, hal ini berkat kerjasama dan kolaborasi dari berbagai pihak, serta kemauan untuk belajar dari pengalaman kebakaran hutan ditahun-tahun sebelumnya.
"Alhamdulilah sekali lagi bahwa kebakaran hutan per hari ini, terkendali dengan baik," ucap dia.
Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampapikan wilayah Sumatera bagian selatan masih berada pada periode puncak musim kemarau hingga Agustus mendatang.
Dwikorita pun memperingatkan kepada para kepala daerah untuk mewaspadai potensi karhutla hingga 10 hari pertama bulan Agustus.
"Pada periode tersebut potensi karhutla meningkat tajam dikarenakan curah hujan rendah dan secara alamiah lahan akan sangat mudah terbakar," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut pihaknya telah menyiagakan 10 armada helikopter patroli dan 14 helikopter water bombing yang disebar di enam provinsi.
Tak hanya satgas udara, kata dia, BNPB juga mendukung satgas darat dengan memberikan dukungan berupa motor karhutla roda dua, motor pemadam roda tiga, pompa jinjing, APD karhutla, dan alat pelindung wajah khusus pemadaman senilai lebih dari 4 miliar rupiah.
"Kombinasi penguatan satgas darat dan penebalan signifikan pada satgas udara khususnya OMC dan heli patroli serta water bombing memberikan hasil yang signifikan dalam upaya pemadaman dan pengurangan titik panas dan titik api," pungkasnya.
(dis/ugo)