Belajar dari media di China

4 days ago 18

Surabaya (ANTARA) - Pada saat media dunia dan tanah air mengalami turbulensi akibat terpaan badai platform global dan kebijakan efisiensi anggaran kementerian dan lembaga, media arus utama di China nampak masih digdaya sembari terus melakukan transformasi serta adaptasi pada media baru.

Platform perusahaan teknologi besar dari Grup Meta yakni Facebook, Instagram, Whatsapp, Messenger, Oculus dan Meta Business Suite telah mendisrupsi iklan digital media arus utama, demikian pula Google, YouTube, X dan platform seperti threat telah menjadi pemain utama dalam pasar periklanan digital di Indonesia.

Namun kalau kita berkunjung ke China maka platform-platform global tersebut tidak bisa diakses melalui Wi-Fi atau "Wireless Fidelity", demikian pula melalui kabel ethernet (juga dikenal sebagai kabel LAN) dengan konektor RJ45 yang menjadi fasilitas di kamar-kamar hotel.

Platform messenger buatan Amerika Serikat WhatsApp tidak digunakan di China, mereka menggunakan platform buatan mereka sendiri bernama WeChat, yang sekaligus bisa berfungsi sebagai alat pembayaran (payment system) WeChat Pay selain Alipay dompet digital milik Jack Ma, Chairman Executive Alibaba Group.

Untuk sosial media mereka menggunakan Weibo, facebook versi China dan sosial media yang kini penggunanya menempati urutan nomer satu di dunia, TikTok atau Douyin untuk versi pasar China, buatan Bytedance Ltd, yang didirikan Zhang Yiming pada 2012.

Dibanding dulu China pada era Presiden Xin Jiping dengan misi peran global Belt and Road Initiative nampaknya lebih terbuka dengan new era, namun sepertinya keterbukaan mereka bukan diserahkan pada liberalisme pasar bebas tetapi masih dikendalikan oleh otoritas setempat.

Tengok saja tayangan-tayangan televisi yang ada di berbagai hotel di sana, masih sulit dijumpai kanal (channel) televisi dari Amerika Serikat seperti ABC, CBS, NBC, Disney Channel, HBO, ESPN, CNN, Fox, dan banyak lagi. Di kamar-kamar hotel hanya tersedia saluran CCTV dan CGN.

CCTV (China Central Television) adalah saluran televisi milik negara yang dikendalikan Partai Komunis China (CPC) dengan sekitar 15 saluran yang ditujukan untuk berbagai tujuan, termasuk berita, hiburan, olahraga, dan dokumenter.

Selain itu ada CGTN (China Global Television Network) yang merupakan saluran berita internasional yang menyiarkan program dalam berbagai bahasa. CGTN ini mirip CNN atau Aljazeera dengan news anchor atau pembaca berita berwajah bule.

Kemudian ada Hunan Television, stasiun televisi provinsi yang terkenal dengan acara realitas dan varietas.

Kedaulatan digital apalagi pada era perang dagang dewasa ini nampak menguntungkan negara ini.

Dengan kedaulatan digital akses data tunduk pada peraturan tempat data tersebut disimpan, ketahanan terhadap serangan siber dan bencana, leluasa dalam menentukan agenda setting hingga tujuan propaganda negara tersebut.

Seperti Korea Selatan yang berhasil melakukan globalisasi budaya K-Pop maka negara ini juga telah beralih dari memproduksi film seperti Wolf Warriors, yang dimodelkan pada Captain America, ke film yang tidak memiliki model Amerika, seperti serial Wandering Earth dan Black Myth: Wukong (2024).

Film Wandering Earth telah menempati peringkat pertama pada 2019 di Netflix, sebuah layanan streaming video over-the-top yang berbasis di negara Amerika Serikat.

Integrasi media


Industri media di Kota Yuncheng, kota prefektur paling selatan dari Provinsi Shanxi tidak jauh tertinggal dari perkembangan media di kota besar.

Mengunjungi Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng disambut dengan halaman surat kabar yang ditampilkan pada sebuah display videotron yang dipasang di dinding. Seperti pada sebuah aplikasi di telepon pintar atau tablet, membaca halaman demi halaman koran bisa dibuka satu demi satu dengan menyentuh layarnya.

Koran pada videotron di kantor Radio dan Stasiun Televisi Yuncheng di Provinsi Shanxi saat kunjungan ke kantor tersebut Sabtu, 26 April 2025. ANTARA FOTO/Agus Setiawan (1)

Penerbitan koran ini terintegrasi dengan produksi pada stasiun radio dan televisi.

Sebanyak 26 delegasi Seminar Untuk Pemimpin Organisasi Media dari sejumlah negara telah mengunjungi kantor media setempat dengan difasilitasi Departemen Internasional Partai Komunis China (CPC).

Wakil Direktur Jaringan Berita Yuncheng Daily Newspaper Office, Zhang Junna mengatakan editor surat kabar lokal mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), gambar yang dihasilkan komputer, dan video ke dalam edisi cetak, saluran radio dan TV, situs web, dan platform media sosial seperti Weibo, WeChat, dan TikTok.

Mereka juga memperhitungkan data instan yang dikumpulkan dari pembaca, pendengar, dan pengikut lainnya.

Jurnalis memiliki akses tak terbatas ke data besar dan arsip digital penuh milik grup penerbitan tersebut sejak didirikan pada tahun 1971.

Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng, Provinsi Shanxi, China, telah memiliki 30 akun media sosial dengan sekitar lima juta pengikut dan penggemar.

"Selain tiga saluran TV dan dua frekuensi radio asli, yang merupakan platform media tradisional, kami telah menambahkan satu situs web, satu klien, dan akun media baru," ujar Direktur Pusat Live Streaming untuk Integrasi Media Teknologi Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng, Shi Huimin.

Shi mengemukakan pada awalnya telah membangun platform semua media yang mengintegrasikan televisi, internet, dan mikroblog.

Pihaknya terus memperdalam reformasi, mempromosikan integrasi media yang mendalam, dan terus meningkatkan komunikasi, pengaruh, dan kredibilitas.

Di era perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan yang pesat saat ini, pihaknya berkomitmen penuh untuk mempromosikan pengembangan media dan meningkatkan kualitas media dari dua aspek, yakni pemberdayaan teknologi dan integrasi sumber daya.

Dengan memanfaatkan tiga saluran televisi dan dua frekuensi radio yang ada sebagai platform media tradisional, media ini juga membuat satu situs web dan satu aplikasi seluler.

Hal ini telah meletakkan dasar bagi platform multimedia terpadu yang menggabungkan televisi, situs web, aplikasi ponsel, dan media sosial.

"Di era kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan yang pesat, kami berkomitmen penuh untuk mendorong pengembangan media melalui peningkatan kualitas dalam dua bidang utama, yakni pemberdayaan teknologi dan integrasi sumber daya,” katanya.

Pihaknya secara aktif mengeksplorasi teknik produksi media baru, mengandalkan strategi data untuk memosisikan akun secara akurat, dan berfokus pada pembuatan akun media baru yang profesional, seperti berita terkini, berita mata pencaharian masyarakat, dan Visual Yuncheng.

Pada saat yang sama, media ini menggunakan siaran langsung sebagai fitur untuk sepenuhnya memperkuat pengaruh media radio dan televisi arus utama Yuncheng di sisi media baru.

"Kami secara aktif mengeksplorasi metode baru produksi konten untuk media baru, menggunakan strategi berbasis data untuk memposisikan akun kami secara akurat,” katanya.

Media ini juga fokus pada pengembangan akun media sosial profesional yang berfokus pada berita terkini, mata pencaharian masyarakat, dan "Visual Yuncheng", sekaligus menonjolkan siaran langsung untuk memperluas pengaruhnya sebagai media arus utama di platform media baru.

Tentang penggunaan kecerdasan buatan, Shi mengatakan saat ini medianya menggunakan teknologi AI untuk membantu pekerjaan bisnis.

"Frekuensi radio FM104.2 menggunakan AI untuk menghasilkan siaran berita, produksi video pendek menggunakan AI untuk menyesuaikan sulih suara eksklusif, video sastra AI, dan sebagainya. Teknologi baru ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja kami, tetapi juga membuka ide-ide baru untuk kreasi kami,” ujarnya.

Pada bulan Mei 2024, pihaknya menjelajahi alat AI dan meluncurkan video pendek "AI Yuncheng".

"Kami juga menggabungkan video pendek menarik yang dihasilkan oleh AI tentang sejarah, warisan budaya tak benda, dan lain-lain untuk meningkatkan daya tarik komunikasi. Pengenalan AI memungkinkan jurnalis membuat laporan investigatif lebih lanjut mengenai peristiwa-peristiwa yang kompleks,” katanya.

Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng juga telah membentuk aliansi kerja sama media dengan Linfen, Weinan, dan Sanmenxia di wilayah Segitiga Emas Sungai Kuning untuk bersama-sama merencanakan laporan lintas wilayah dan mempromosikan produksi konten khas daerah.

Mereka secara aktif berpartisipasi pula dalam laporan hubungan tematik stasiun CCTV dan provinsi. Pada bulan Agustus 2024, 20 media menyelenggarakan total 7 acara tautan media "Wukong: Mitologi Tiongkok·Catatan Perjalanan Shanxi".


Forum transformasi komunikasi

Di Beijing, di kantor pusat Xinhua News Agency, layar raksasa sepanjang tiga puluh meter dan tinggi empat meter menutupi dinding ruang redaksi. Sorot mata para delegasi tertumpu pada layar ini dengan dipandu awak Xinhua pembawa acara.

Layar raksasa sepanjang sekitar tiga puluh meter dan tinggi empat meter di Kantor Berita Xinhua, Selasa, 29 April 2015. ANTARA FOTO/Agus Setiawan (1)

Kecerdasan buatan menangani pemilihan cerita, pembuatan naskah dan narasi, produksi gambar dan efek visual/suara, dan pascaproduksi. Pembawa acara dan influencer virtual menangani penyebaran berita dan informasi di berbagai media.

Dari lantai dua kantor berita milik pemerintah China tersebut diketahui bahwa Ai telah digunakan untuk pembuatan caption berita secara cepat karena narasumbernya sudah teridentifikasi dalam big data yang mereka miliki.

Xinhua juga telah membuat pembawa berita kecerdasan buatan pertama di dunia. Produk ini memulai debutnya pada Konferensi Internet Dunia kelima yang sedang berlangsung di Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur.

Pembawa berita, yang menggunakan teknologi AI terbaru, memiliki citra laki-laki dengan suara, ekspresi wajah, dan tindakan seperti orang sebenarnya dan dapat membaca teks seperti pembawa berita profesional.

Pembawa berita AI dikembangkan bersama kantor berita resmi milik pemerintah Tiongkok ini dengan perusahaan mesin pencari Tiongkok Sogou.com.

Mereka juga memperlihatkan jaringan komunikasi internasional broadband multi layanan (international broadband multi service communication network) yang mereka miliki yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Kecanggihan ini layaknya kantor teknologi informasi bukan sekedar news agency.

Sejumlah media di China mempertontonkan kecanggihan penggunaan kecerdasan buatan (Ai) pada ruang redaksi dan produk digital mereka pada forum “Transformasi Komunikasi Berita pada Abad Kecerdasan Buatan” di kantor berita Xinhua di Beijing.

Sementara itu, pidato pembukaan disampaikan oleh Inspektur Level Kedua Biro Informasi Publik dan Komunikasi Departemen Internasional Partai Komunis China (PKC), Wang Jianqiang dan Wakil Dirjen Kantor Pimpinan Redaksi Xinhua, Xu Zhuangzhi.

Sejumlah pembicara kunci yang dihadirkan dalam forum yakni Direktur Divisi Media Baru Departemen Berita Internasional People’s Daily, Meng Xianglin, Direktur China Global Television Network (CGTN) Digital, Zhang Silei, Wakil Direktur Desk Berita Internasional dari Pusat Media Baru Xinhua, Hao Yalin, Wakil Direktur China Daily Technology Center, Han Bing.

Direktur CGTN Digital, Zhang Silei mengatakan pihaknya telah menggunakan aplikasi video penerjemah dalam 18 Bahasa pasa praktek redaksional, voice matching original video, natural lip sync, dan aplikasi pembuat poster (poster maker).

Direktur China Daily Technology Center, Han Bing mengatakan pihaknya sudah memiliki karyawan digital yang pertama kalinya.

"Kami juga memiliki penjelajah budaya dalam peradaban China. Kami telah memproduksi 300 lebih video pendek berkualitas, termasuk lukisan China, porselin, music dan tari tradisional," katanya.

Pihaknya juga membuat Non-Fungible Token (NFT) yang memadukan budaya, Ai dan teknologi.

NFT yang mereka buat berkarakter fu yang menunjukkan "The Grand Nine-Dragon War".

Era video


Media saat ini memasuki era video. Format video telah menjadi semakin populer dan mendominasi berbagai platform media sosial, seperti YouTube, TikTok, dan Instagram Reels. Banyak bisnis juga menggunakan video sebagai alat pemasaran utama mereka.

China menyambut era ini dengan menggelar lomba video pendek. Bertempat di Block Box Theater Akademi Film Beijing (BFA) di Xitucheng Road, Distrik Haidian, Beijing, pada 28 April lalu diluncurkan Kontes Video Pendek untuk yang kelima kalinya, The 5th "Beijing-A Global City" Short Video Contest.

Kontes video pendek di Akademi Film Beijing, Senin, 28 April 2015. ANTARA FOTO/Agus Setiawan (1)

Sesuai temanya tentang Beijing sebagai kota global. Peluncuran kontes video tersebut menghadirkan dewan juri dari internasional diantaranya dari Amerika Serikat dan Polandia.

Kontes video yang diselenggarakan Komite Hubungan Luar Negeri Partai Komunis China (CPC) Munisipial Beijing tersebut terbuka untuk penduduk Beijing, pekerja asing, pelajar yang tinggal di Beijing dan institusi-institusi di kota tersebut.

Sebagaimana berbagai lomba pada era sosial media seperti sekarang ini, para peserta kontes diwajibkan mengirim karyanya melalui kuaishou (platform media sosial populer dari Tiongkok yang fokus pada video pendek yang di Indonesia dikenal dengan kwai), Channel WeChat dan Douyin, yang di Indonesia dikenal dengan TikTok.

Tempat peluncuran kontes, Akademi Film Beijing (BFA) adalah lembaga pendidikan tinggi yang dikelola bersama oleh negara di ibukota negara tirai bambu ini.

Sekolah film ini merupakan institusi terbesar khusus untuk produksi film dan televisi di Asia. Akademi ini telah diakui secara internasional atas prestasinya.

Beijing Film Academy adalah satu-satunya akademi film di Tiongkok dan akademi film terbesar di Asia.

Melalui pengembangan selama 70 tahun, akademi ini telah membangun sistem pembinaan multidisiplin dan multilevel yang mencakup seluruh spektrum pembuatan film, termasuk produksi, pengajaran, kreasi, dan penelitian untuk melatih bakat-bakat film tingkat lanjut.

Sutradara China terkenal seperti Zhang Yimou, Chen Kaige, Tian Zhuangzhuang, Jia Zhangke, dan Gu Changwei semuanya lulus dari BFA tempat lahirnya produser film Tiongkok.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |