BBM Langka di Bengkulu, Harga Tembus Rp 30.000 per Liter

22 hours ago 8

TEMPO.CO, Bengkulu - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dalam beberapa hari belakangan ini di Provinsi Bengkulu telah memicu lonjakan harga bahan bakar tersebut. Harga BBM di sejumlah daerah bahkan sudah tembus Rp 30.000 per liter.

Hal ini di antaranya disebutkan oleh anggota DPRD Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu Febrinanda Putra Pratama. "Di beberapa wilayah, harga eceran BBM bahkan tembus Rp30.000 per liter, angka yang sangat mencekik bagi masyarakat kecil, nelayan, petani, hingga pelaku usaha lokal," kata dia di Bengkulu, Ahad, 26 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Febrinanda menyatakan telah mendengar lansung ketkeluhan dari warga, sopir angkutan, nelayan, hingga pelaku UMKM yang mengaku kesulitan menjalankan aktivitas karena terbatasnya pasokan BBM dan mahalnya harga. Ia pun meminta Bupati hingga pejabat di Dinas Perdagangan hingga Pertamina untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

"Saya juga mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk meninjau kembali distribusi BBM di daerah, khususnya ke wilayah-wilayah terpencil seperti Kabupaten Seluma. Kami tidak ingin masyarakat terus menjadi korban," ucapnya.

Kelangkaan BBM juga terjadi di kota Bengkulu. Salah satunya adalah Tria yang bercerita telah berkeliling mencari SPBU yang beroperasi. "Pagi ini (Minggu, 25 Mei 2025) saya berkeliling SPBU tutup, bahkan di Pertamini (pengecer) juga pada kosong, ada satu yang buka tadi harganya Rp16.000, dan itu pun saya tidak kebagian, kehabisan duluan," ujar perempuan warga kota Bengkulu tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) Steven menyatakan kelangkaan produk bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya terjadi di Kabupaten Seluma saja. Pasalnya, hampir di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu mengalami hal yang sama.

Kelangkaan BBM terjadi karena terhentinya pasokan bahan bakar dari Pertamina Bengkulu lewat pendistribusian melalui jalur laut. Persoalan itu sebagai imbas dari pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu yang sudah terjadi hampir 2 bulan terakhir.

Dengan begitu, Pertamina harus mendistribusikan BBM lewat jalur darat dari provinsi tetangga, dan pendistribusian tersebut tentunya mengalami keterbatasan dan tentunya berbiaya operasional tinggi.

"Kami dari para pengusaha Pertashop mengalami hal yang lebih parah, yakni mengalami keterlambatan pengantaran BBM 7-14 hari dari semula H+1," ujar Steven. Meskipun Pertamina telah berupaya maksimal, namun jumlah pasokan masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Bengkulu.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |