Banyak Keluhan Mesir Tertibkan Operator Tur di Piramida Giza

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Mesir berencana mengubah beberapa peraturan di kawasan Piramida Giza. Salah satu destinasi wisata ikonik di Mesir itu dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahun. Namun banyak wisatawan yang menngalami peristiwa tidak menyenangkan saat mengunjungi Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.

Kepadatan jumlah pengunjung tidak diimbangi dengan operator tur yang memadai. Justru sebaliknya mereka sangat agresif kepada wisatawan. Belum lagi manajemen yang buruk hingga laporan tentang kekejaman terhadap hewan. Mesir berencana mengubah peraturan dan manajemen yang lebih baik, dengan biaya sebesar USD51 juta atau sekitar Rp 860 miliar. 

Protes dari operator tur kuda dan unta

Tapi langkah pembaruan tersebut mengalami awal yang sulit. Para operator tur kuda dan unta melakukan protes dengan cara menghalang kendaraan masuk, saat uji coba titik akses baru di Jalan Raya Fayoum. Titik akses ini menggantikan pintu masuk bersejarah di dekat Marriott Mena House, yang sering mengalami kemacetan dan kepadatan lalu lintas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para operator tur kuda dan unta melakukan protes karena pemindahan area parkir ke tempat baru, yang dinilai terlalu jauh dari pintu masuk dan menyulitkan mereka mencari penumpang. Sementara alasan mereka dipindahkan karena kerap melakukan pemerasan dan bersikap tidak sopan kepada wisatawan.

Pengusaha Naguib Sawiris pendiri Orascom Telecom Holding dan Orascom Investment Holding, yang memimpin proyek pembaruan piramida giza itu menanggapi protes operator tur kuda dan unta melalui X 

“Kesejahteraan masyarakat dan pelestarian harta karun ini jauh lebih penting daripada melayani kepentingan 2.000 orang yang telah menyebabkan kerusakan pada negara selama bertahun-tahun,” tulisnya, seperti dilansir dari Euronews

Selain menguji coba titik akses baru, kendaraan pribadi dan bus wisata dilarang memasuki dataran tinggi. Namun disediakan kendaraan listrik ramah lingkungan bagi pengunjung dan pemandu untuk berkeliling lokasi. Sebanyak 45 bus listrik sudah tersedia dan dijadwalkan beroperasi setiap lima menit. Pembaruan lainnya akan meliputi pemugaran beberapa makam, pengenalan tiket daring, dan pusat pengunjung baru.

Imbauan tidak menggunakan jasa tur dengan hewan

Penerbitan operator tur juga diharapkan sebagai langkah untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan, yang dilaporkan dari kawasan tersebut. Investigasi terkini oleh People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menemukan kasus penyiksaan rutin dan hewan yang dibiarkan membusuk di pinggir jalan.

Wakil Presiden PETA Asia Jason Baker, mengatakan terdapat dokumentasi tindakan rutin memukul, menendang, mencambuk, dan membuat kuda dan unta kelaparan di piramida. Dia pun mendesak para wisatawan untuk tidak menggunakan jasa perusahaan tur hewan tersebut.

“Hewan-hewan ditunggangi sampai mati dan kemudian dibuang seperti sampah di luar gerbang. Piramida Giza seharusnya melambangkan keindahan dan sejarah Mesir - bukan penyiksaan hewan yang tak terkendali . Pemerintah Mesir harus bertindak untuk menyingkirkan hewan-hewan yang menderita ini dari Giza," katanya.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |