Bala Bantuan untuk Sumatra: Operasi Darurat hingga Kapal Logistik

14 hours ago 1

Makassar, CNN Indonesia --

Bencana banjir bandang hingga yang serentak terjadi di tiga wilayah provinsi di Sumatra--Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut)--akhir November lalu masih menyisakan pekerjaan rumah besar. Pasalnya, masih banyak wilayah yang terisolasi dan infrastruktur yang rusak.

Per Kamis (4/12), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total sebanyak 776 korban meninggal dunia dan 564 orang masih hilang akibat bencana tersebut.

Walaupun skalanya cukup besar dan jumlah korban serta yang terdampak banyak, pemerintah pusat sejauh ini tak menetapkannya berstatus tanggap darurat bencana nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, bantuan datang dari daerah-daerah lain ke wilayah terdampak, termasuk dari luar Pulau Sumatra.

Operasi medis darurat

Salah satunya, Tim medis dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, yang mengirimkan relawan kesehatan ke lokasi terdampak. Bantuan medis mereka lakukan, termasuk operasi caesar darurat terhadap ibu-ibu hamil yang membutuhkan penanganan segera di RSUD Pidie Jaya, Aceh.

Dalam kondisi darurat, salah satu pasien datang ke rumah sakit dengan kondisi ketuban pecah dini selama lebih dari 24 jam, sehingga membutuhkan operasi cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.

"Ibu pertama kami tangani karena Preeklampsia Berat (PEB), obesitas, dan ketuban pecah dini. Ibu kedua membutuhkan operasi karena riwayat SC sebelumnya dan posisi janin letak lintang. Sementara ibu ketiga juga mengalami PEB," kata tim medis Unhas, Bahrul Fikri dalam rilisnya, Kamis (4/12).

Bahrul menuturkan seluruh bayi yang lahir dalam kondisi selamat dengan Apgar Score 7/9, menunjukkan kondisi stabil setelah kelahiran.

"Dua bayi berjenis kelamin laki-laki, sementara satu bayi perempuan. Satu bayi lainnya masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut saat dibawa ke ruang perawatan," ungkapnya.

Bahrul mengungkapkan bahwa sebagian dokter kandungan dan dokter anak di RSUD setempat ikut terdampak banjir sehingga kelelahan.

Oleh karena itu, sambungnya, bantuan tim medis termasuk dari Unhas kemudian mengambil peran untuk mendukung pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan pediatri di rumah sakit.

"Kami meminta mereka beristirahat karena mereka pun terdampak musibah. Untuk sementara, sejumlah pasien Obsgin dan anak kami bantu tangani," jelasnya.

Tim medis Unhas dikirim ke sejumlah titik terdampak banjir di Sumatra untuk membantu penanganan sekaligus menghadirkan harapan baru bagi keluarga korban di tengah situasi krisis.

Kapal pengangkut bantuan logistik dari Kepri

Sementara itu dari Kepulauan Riau (Kepri), dua kapal pengangkut bantuan logistik yakni KN Sarotama dan KN Rantos, dilayarkan dari Bintan untuk menuju Aceh.

Dua Kapal Negara dari Pangkalan Pengawas Laut dan Pelayaran (PLP) Tanjung Uban, Bintan Kepulauan Riau (Kepri) itu harus menempuh perjalanan laut selama 44 jam atau kurang lebih 2 hari untuk distribusi logistik bantuan korban bencana di Aceh, pada Rabu malam (3/12).

KN Sarotama dan KN RAntos  mengangkut kebutuhan logistik hasil donasi sumbangan, yang dikumpulkan melalui unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan bersama stakeholder di Provinsi Kepri.

Kapal ini bertolak dari pelabuhan 99 Batu Ampar Batam dengan tujuan Langsa dan Lhokseumawe Aceh.

"Diperkirakan perjalanan kita, kurang lebih sekitar 44 jam atau 2 hari kurang 4 jam,"Kata Kapten Kapal KN. Sarotama Nico Morris Selayar, saat diwawancara wartawan, Rabu malam.

Dia menyebut berbagai jenis barang seperti mi instan, beras, air mineral, dan lainnya sudah dimuat ke kapal sejak Selasa (2/12) lalu oleh petugas dari Pangkalan Pengawas Laut dan Pelayaran (PLP) Tanjung Uban dan KSOP Batam.

Dua kapal pengangkut logistik bantuan itu berlayar dengan kecepatan rata-rata 12-13 knot, dan turut 27 personel.

Terpisah, usai melepas keberangkatan dua Kapal Negara KN. Sarotama dan KN. Rantos di pelabuhan 99 Batu Ampar Batam, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Samsuddin mengatakan, ada 150 ton logistik berbagai jenis barang yang dikirim ke Aceh.

Menurutnya, pengiriman logistik dari Batam untuk kebutuhan korban bencana di Aceh merupakan pengiriman pertama kali dari Kepri menggunakan kapal negara dan yang terjauh sehingga menempuh perjalanan panjang.

"Total 150 ton, tujuan ke Aceh paling jauh. Iya ini pertama kali baru berangkat dari pangkalan sini untuk memberikan bantuan," Ujarnya kepada wartawan Rabu malam.

Lebih lanjut dia mengatakan, sudah 8 kapal yang dikerahkan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk mengirimkan bantuan logistik ke lokasi korban bencana banjir dan longsor Sumatra.

Dia menyebut, kapal negara ini hanya bertugas mengirimkan bantuan untuk korban bencana lalu kembali lagi ke pangkalan masing-masing.

Menurutnya, apabila masih ada barang hasil donasi yang dikumpulkan oleh masyarakat umum pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan siap mengirimkan kebutuhan logistik untuk korban bencana di Sumatra menggunakan kapal negara tersebut.

"Terbuka untuk umum, kalau terkumpul dengan jumlah tertentu kita siap memberangkatkan lagi," jelasnya.

(kid/mir/arp/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |