Alfamart Beli 70 Persen Saham Lawson, Keluarkan Dana Sekitar Rp 200,4 Miliar

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten pengelola retail Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), resmi mengambil alih kepemilikan gerai PT Lancar Wiguna Sejahtera (Lawson) dari PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) pada Rabu, 14 Mei 2025. Alfamart membeli 70 persen saham Lawson atau setara dengan 1,48 miliar saham. 

“Perseroan dan SAT (Alfamart) telah menandatangani Akta Jual Beli Saham LWS (Lawson),” kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Midi Utama Suantopo Po dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 14 Mei 2025.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suantopo menjelaskan harga jual saham per lembar pada transaksi ini sebesar Rp 135. Artinya, untuk menebus Rp 1,48 miliar saham, Alfamart merogoh saku sekitar Rp 200,4 miliar. Dia mengatakan penandatangan Akta Jual Beli ini merupakan pemenuhan persyaratan pendahuluan yang diatur dalam perjanjian jual beli saham bersyarat yang telah disampaikan MIDI pada 9 April 2025. 

Suantopo menambahkan, dana yang diperoleh atas transaksi ini akan digunakan untuk mendukung operasional belanja modal. Selain itu, dari aksi korporasi ini juga perseroan bisa fokus pada portofolio bisnis di bidang perdagangan eceran. “Transaksi ini merupakan salah satu langkah strategis perseroan,” kata dia. 

Usai transaksi ini, Suantopo berharap MIDI bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan perseroan, baik dari sisi laporan laba rugi maupun arus kas. “Sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham Perseroan pada masa yang akan datang,” kata Suantopo. 

Pada 2024 lalu, Alfamart menutup sekitar 400 gerai miliknya. Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengakui adanya penutupan ratusan gerai tersebut. Namun, mengklaim itu bagian dari strategi untuk menjaga bisnis waralaba minimarket.

“Saya ibaratkan penyakit usus buntu. Ususnya dipotong karena memang harus dipotong. Itu adalah strategi perusahaan,” kata Solihin saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Desember 2024.

Solihin mengatakan penutupan gerai dilakukan karena alasan strategis. Mulai dari lokasi gerai yang kurang strategis hingga kinerja penjualan gerai yang tidak terlalu optimal. Selain itu, kata dia, ada sejumlah gerai yang ditutup karena ketidakcocokan perhitungan biaya sewa bangunan. “Masa sewa mau kita perpanjang, ternyata harga sewa naik di luar ekspektasi,” ujarnya.

Meski menutup hingga 400 gerai, Solihin mengatakan, Alfamart juga membuka lebih dari 1.000 gerai baru sepanjang 2024. Sehingga, kata dia, Alfamart melakukan penutupan untuk meningkatkan produktivitas. “Toko yang kami buka lebih dari yang tutup, ada 1.000 lebih yang baru. Karena keuntungan kami naik dibandingkan tahun lalu,” kata Solihin.

Menyitir laporan keuangan Alfamart hingga kuartal III 2024, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun, meningkat 9,52 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,19 triliun.

Selain itu, pendapatan perusahaan juga naik 10,23 persen dari Rp 80,02 triliun per September 2023 menjadi Rp 88,21 triliun pada kuartal ketiga 2024. Namun, beban pokok pendapatan melonjak signifikan menjadi Rp 69,24 triliun dari Rp 53,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, laba bruto Alfamart mencapai Rp 18,86 triliun, naik 11,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 16,89 triliun. Beban penjualan dan distribusi juga tercatat meningkat dari Rp 13,43 triliun menjadi Rp 15,04 triliun, sementara beban umum dan administrasi naik dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,57 triliun.

Hammam Izzudin berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |