8000hoki.com Demo situs Slots Gacor Myanmar Terbaik Gampang Lancar Jackpot Full Banyak
hokikilat.com Top Login server Slot Maxwin Terkini Sering Scatter Full Non Stop
1000hoki List Situs server Slots Gacor Malaysia Terpercaya Gampang Lancar Menang Full Setiap Hari
5000 hoki Data ID situs Slots Gacor Singapore Terkini Gampang Lancar Menang Setiap Hari
7000 hoki List Agen situs Slots Maxwin China Terbaik Mudah Menang Non Stop
9000hoki.com Data ID server Slot Gacor Indonesia Terkini Pasti Scatter Full Setiap Hari
Alternatif Login game Slots Gacor basis Malaysia Terkini Mudah Win Setiap Hari
Idagent138 Slot Anti Rungkat Terbaik
Luckygaming138 login Slot Gacor
Adugaming login Id Slot Anti Rungkad Terbaik
kiss69 Id Slot Anti Rungkad
Agent188 Daftar Id Slot Terpercaya
Moto128 Akun Slot Game Terpercaya
Betplay138 Daftar Akun Slot Terpercaya
Letsbet77 Slot Anti Rungkad Terbaik
Portbet88 Id Slot Terpercaya
Jfgaming168 login Akun Slot Gacor
Mg138 Id Slot Maxwin Terbaik
Adagaming168 login Id Slot Terpercaya
Kingbet189 Daftar Slot Gacor Online
Summer138 login Slot Game Terbaik
Evorabid77 Akun Slot Gacor Terbaik
bancibet Id Slot Maxwin Terpercaya
Jakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 15 petugas medis Palestina yang tewas ditembak pasukan Israel beberapa hari lalu ditemukan dalam kuburan massal di Jalur Gaza. Beberapa jenazah dilaporkan ditemukan dengan kondisi tangan atau kaki terikat serta luka tembak di kepala dan dada.
Penemuan ini menambah bukti yang mengarah pada dugaan kejahatan perang serius Israel yang terjadi pada 23 Maret lalu. Saat itu, pasukan Israel dilaporkan menyerbu tim ambulans Bulan Sabit Merah Palestina dan petugas penyelamat pertahanan sipil saat hendak menuju lokasi serangan udara di distrik al-Hashashin, kota Rafah, Gaza bagian selatan.
Tim kemanusiaan internasional baru diizinkan masuk ke lokasi tersebut akhir pekan lalu. Satu jenazah petugas medis ditemukan pada Sabtu lalu , dan 14 jasad lainnya ditemukan di dalam lubang berpasir di lokasi tersebut pada Minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belasan jenazah petugas medis itu lalu dibawa ke kota terdekat, Khan Younis, untuk diautopsi oleh Dr Ahmed al-Farra, dokter senior di kompleks medis Nasser.
"Saya melihat tiga jenazah saat mereka dibawa ke rumah sakit Nasser. Mereka mengalami luka tembak di dada dan kepala. Mereka dieksekusi. Tangan mereka diikat," ujar Farra seperti dikutip The Guardian.
"Mereka diikat agar tidak bisa bergerak, lalu dibunuh," paparnya menambahkan.
Ia juga memperlihatkan foto yang ia ambil dari salah satu korban saat tiba di rumah sakit. Foto menunjukkan tangan seseorang yang mengenakan kemeja hitam lengan panjang dengan tali hitam terikat di pergelangan tangannya.
Saksi lain, yang turut serta dalam penggalian jenazah di Rafah pada Minggu, juga mengatakan bahwa mereka melihat salah satu jenazah korban tampaknya ditembak setelah diikat.
"Saya melihat jenazah-jenazah itu dengan mata kepala sendiri saat kami menemukannya di kuburan massal," ujar saksi yang tak ingin namanya disebut demi alasan keamanan, dalam wawancara telepon dengan The Guardian.
"Ada bekas tembakan berkali-kali di dada. Salah satu dari mereka kakinya terikat. Ada yang ditembak di kepala. Mereka dieksekusi," paparnya.
Para korban diyakini tewas pada 23 Maret, dua di antaranya saat ambulans mereka ditembaki oleh pasukan Israel ketika hendak menjemput korban luka akibat serangan udara Israel.
Sementara itu, 13 korban lainnya adalah bagian dari konvoi ambulans dan kendaraan pertahanan sipil yang dikerahkan untuk mengevakuasi jasad dua rekan mereka. Salah satu korban adalah staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seorang paramedis Bulan Sabit Merah, Assad al-Nassasra, dilaporkan masih hilang.
PBB mengatakan ambulans dan kendaraan lain dikubur di pasir menggunakan buldoser bersama jenazah para korban, dalam upaya yang tampaknya bertujuan menutupi pembunuhan tersebut. Rekaman video dari tim PBB menunjukkan kendaraan PBB, ambulans, dan mobil pemadam yang dihancurkan dan terkubur di pasir oleh militer Israel.
"Ini pukulan besar bagi kami... Orang-orang ini ditembak," kata Jens Laerke, juru bicara kantor koordinasi bantuan PBB, pada Selasa (8/4).
"Biasanya kami tak kehabisan kata-kata, tapi kali ini kami kesulitan menemukannya. Ini salah satu kasus itu."
Kesaksian ini menambah tuduhan dari pejabat senior Bulan Sabit Merah Palestina, Pertahanan Sipil Palestina, dan Kementerian Kesehatan Gaza bahwa beberapa korban ditembak setelah ditangkap dan diikat oleh pasukan Israel.
Insiden ini terjadi kala Israel kembali membombardir Jalur Gaza, mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan terakhir sejak 19 Januari lalu.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas kejahatan perang pada November terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant. Jaksa ICC mengatakan penyelidikan terhadap dugaan kekejaman oleh pasukan Israel dan Hamas masih berlangsung.
(rds/rds)