Conclave Dimulai, Penjahit Vatikan Siapkan 3 Ukuran Jubah Paus Baru

20 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Penjahit di Vatikan telah membuat jubah Paus jelang persiapan conclave atau pemilihan pemimpin Gereja Katolik baru yang dimulai hari ini, Rabu (7/5), menyusul kepergian Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.

Namun, Vatikan kali ini tampaknya tidak memesan jubah untuk Paus baru kepada penjahit yang selama ini menjadi "langganan" mereka.

Menurut dua penjahit khusus conclave, ini adalah pertama kalinya dalam 45 tahun Vatikan tak memesan seperangkat pakaian jubah Paus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, salah satu penjahit langganan Vatikan bernama Ranieri Mancinelli telah membuat tiga jubah putih dengan ukuran yang berbeda yakni kecil, sedang, dan besar untuk berjaga-jaga.

"Saya melakukan ini atas kemauan saya sendiri agar bisa memberikan jubah ini kepada Paus berikutnya, tanpa mengetahui siapa orangnya," kata Mancinelli, dikutip The Inquirer, Kamis (1/5).

Penjahit langganan Vatikan lainnya, keluarga Gammarelli juga bercerita bahwa bisnis keluarganya telah menerima pesanan jubah untuk setiap konklaf sejak awal abad ke-20, dan mungkin jauh lebih awal.

Gammarelli telah membuat pakaian untuk para pendeta, uskup, dan kardinal sejak 1798.

Generasi keenam dari keluarga penjahit itu, Lorenzo Gammarelli, mengatakan terakhir kali tak ada pesanan yang masuk yakni pada Oktober 1978.

Saat itu, para kardinal elektor memilih pengganti Paus Yohanes Paulus I. Dia lalu meninggal setelah 33 hari menjadi pemimpin Gereja Katolik sedunia.

Penjahit Vatikan, kata Gammarelli, punya cara khusus menyiapkan baju bagi paus. Mereka ini akan menggunakan data klien kardinal dan kandidat yang tak dikenal publik.

"Kami mempertimbangkan siapa, menurut pendapat kami, yang bisa terpilih," kata Gammarelli.

Dia lalu berujar, "Kami mengambil ukuran mereka, dan kami membuat tiga jubah yang kurang lebih dapat dipakai oleh mereka semua."

Gammarelli tak akan berspekulasi mengapa tidak ada pesanan yang dibuat tahun ini. Namun, beberapa media Italia menunjukkan Vatikan sudah punya cukup jubah yang belum dipakai, dan menghormati pesan Paus Fransiskus soal keberlanjutan lingkungan.

"Tentu saja, kami sedikit menyayangkan ini, karena di tengah kesedihan yang disebabkan kematian Bapa Suci, kami masih punya hal yang indah untuk membuat jubah bagi paus baru. Tapi tidak kali ini," kata Gammarelli.

Sementara itu, Vatikan menolak mengomentari soal pesanan jubah paus yang disebut mulai seperti perlombaan bisnis.

"Saya kira tak perlu bicara soal bisnis. Tidak semua rasa ingin tahu perlu dijawab," kata juru bicara Vatikan Matteo Bruni.

Untuk pertemuan pertama Paus dengan umat, pakaian dasar yang dikenakan adalah jubah wol putih yang dijahit tangan dengan jubah putih dan lengan sutra yang lebar.

Jubah tersebut diikat dengan kancing sutra dan dikenakan dengan selempang brokat sutra serta rumbai emas. Semua Paus, hingga Fransiskus, kemudian menyulam selempang ini dengan stempel kepausan mereka.

Pakaian kepausan juga dilengkapi dengan "zucchetto" atau kopiah putih yang juga dikenakan para kardinal dengan warna merah dan para uskup dengan warna ungu.

Sebelum paus baru memakai jubah itu, Vatikan akan menggelar Conclave untuk menentukan siapa yang pantas menjadi pemimpin gereja.

Conclave digelar mulai hari ini dan diprediksi bakal berlangsung selama beberapa hari.

Sederet nama kandidat kuat muncul ke Publik. Mereka di antaranya Kardinal Pietro Parolin dari Italia dan Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina.

Namun, sejumlah pihak menyatakan tak menutup kemungkinan paus terpilih tak masuk dalam daftar yang sudah beredar di publik.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |