Warga Papua Diduga Tewas Akibat Serangan Udara TNI

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga sipil asal kampung Walenggaru, Distrik Gome Utara, Kabupaten Puncak, Papua Tengah ditemukan meninggal di kediamannya. Warga Walenggaru bernama Sole Mosip tersebut diduga tewas akibat terkena serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan TNI-Polri pada Senin, 26 Mei 2025.

Seorang narasumber Tempo yang ikut menemukan jenazah korban tersebut menduga Sole tewas akibat terkena ledakan mortir yang dijatuhkan oleh pasukan TNI-Polri saat terjadi kontak senjata dengan milisi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Gome Utara.

"Meninggal dunia akibat letusan bom udara yang menyebabkan rumah dan tubuh korban terbakar," kata warga ini yang tak berkenan disebutkan identitasnya dengan alasan keamanan saat dihubungi Tempo lewat telepon, Rabu, 28 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia bercerita, sebelum ditemukan warga, kampung Walenggaru sempat menjadi palagan pertempuran antara milisi TPNPB dengan pasukan TNI-Polri. Saat itu, pasukan TNI-Polri menggempur TPNPB-OPM dengan serangan darat dan udara.

Nara sumber ini menduga Sole Mosip bukan satu-satunya warga setempat yang menjadi korban akibat kontak senjata itu. Tapi masyarakat kesulitan mencari korban karena terkendala medan yang terjal dan pengawasan aparat keamanan di lokasi.

"Kami mendesak dilakukan investigasi oleh Komnas Hak Asasi Manusia dan lembaga independen lain mengingat adanya dugaan pelanggaran hukum humaniter internasional pada peristiwa ini," kata dia.

Juru bicara markas pusat TPNPB-OPM Sebby Sambom membenarkan informasi tersebut. Sebby mengatakan dalam kontak senjata di Gome Utara itu memang terdapat serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan TNI-Polri. Serangan udara itu menggunakan dua unit helikopter yang menjatuhkan beberapa buah granat ke arah milisi dan pemukiman warga.

"Kami memiliki saksi, bahwa serangan udara yang dilakukan TNI-Polri adalah benar," kata Sebby.

Saksi yang dimaksud, kata dia, bernama Mayor Numbuk Telenggen, salah satu pimpinan milisi TPNPB di Kabupaten Puncak. Numbuk adalah salah satu figur yang terlibat langsung dalam kontak senjata dengan pasukan TNI-Polri pada Senin lalu.

Sebby mengatakan pasukan TNI-Polri seharusnya mematuhi hukum humaniter internasional, yaitu tidak menyerang pemukiman, tidak menghabisi warga sipil, dan tidak menggunakan senjata yang dilarang dalam peperangan.

Ia mengingatkan sasaran pasukan TNI-Polri adalah milisi TPNPB-OPM, bukan warga sipil Papua. Karena itu, Sebby meminta agar Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menerjunkan tim investigasi independen untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang yang terjadi di Papua.

"Penggunaan bom oleh TNI-Polri bukan hanya kali ini, tetapi di setiap kali," kata Sebby.

Kepala Operasi Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani dan Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat Damai Cartenz Komisaris Besar Yusuf Sutejo belum menjawab pesan konfirmasi mengenai informasi tersebut. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi juga menjawab perntanyaan soal inil.

Sebelumnya, Kristomei membantah penggunaan peledak dalam operasi pengamanan yang dilakukan oleh prajurit TNI di Papua. "Itu hanya propaganda OPM untuk mendesak penarikan mundur TNI-Polri dari Papua," kata Kristomei.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |