Wamenperin: Penundaan Tarif Trump Buka Peluang Negosiasi Dagang Baru

5 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyebut penundaan pemberlakuan tarif resiprokal Amerika Serikat atau tarif Trump selama 90 hari, membuka peluang bagi Indonesia untuk melakukan negosiasi.

"Ketika presiden Trump memutuskan untuk menunda 90 hari, ya ini kesempatan kita untuk melakukan negosiasi jadi lebih besar," kata Faisol di Bandung di kutip dari Antara, Rabu, 30 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Faisol menyebut bahwa pemerintah meyakini melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, pada akhirnya tarif yang akan diberlakukan AS itu, bakal kembali ke tarif semula.

"Yang penting sekarang menjaga trade balance kita itu adil buat kedua negara dan ini yang kita sedang kerjakan," ujar dia.

Selain itu, menurut Faisol kebijakan yang akan diterapkan AS ini juga menjadi momentum bagi industri dalam negeri untuk memperbaiki, meningkatkan kualitas, dan juga mencari pasar-pasar baru di luar Amerika Serikat.

Ihwal penyeimbangan perdagangan yang berpotensi membuat importasi barang akan meningkat, utamanya dari AS, Faisol menyebut hal tersebut belum tentu terjadi dan importasi tersebut belum tentu merugikan, apalagi jika yang masuk ke Indonesia adalah bahan baku yang barang tentu akan membantu sektor industri untuk beroperasi.

"Belum tentu importasi naik dan belum tentu importasi itu merugikan. Tapi memang ini kesempatan untuk industri dalam negeri juga untuk meningkatkan daya saingnya supaya bisa bersaing dengan barang jadi yang impor. Mudah-mudahan semua bisa dilalui oleh pemerintah dengan baik," kata dia.

Sebelumnya, pada Rabu, 9 April 2025 sore waktu AS, Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.

Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, yang mana untuk baja, aluminium, dan mobil akan sama.

Adapun, Trump mengklaim sudah ada lebih dari 75 negara yang siap bernegosiasi dengan AS, sementara itu pihaknya akan tetap meninjau kemungkinan menaikkan tarif di sektor farmasi.

Imbas isu tarif Trump ini, Faisol Riza juga sebelumnya menyatakan insentif yang diberikan untuk pembelian motor listrik tertunda karena adanya kebijakan tarif resiprokal Trump.

"Karena ada proses, ada soal tarif Trump itu yang kemudian membuat kita harus pending dulu sementara," kata dia di Jakarta, Senin, 28 April 2025. Kendati tertunda, Wamenperin memastikan pemberian insentif tersebut akan tetap berlanjut, dan saat ini masih dalam proses

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |