UIII Resmikan Indonesian Institute for Human Fraternity, Ini Tujuannya

15 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bersama High Committee for Human Fraternity (HCHF) resmi meluncurkan Indonesian Institute for Human Fraternity yang akan menggaungkan nilai persaudaraan kemanusiaan lintas agama dan budaya.

Dalam International Conference on Human Fraternity yang digelar di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rektor UIII Prof. Jamhari Makruf menjelaskan pendirian institut ini merupakan langkah konkret dalam memperluas pengaruh Islam Indonesia di dunia internasional.

Menurutnya, pengalaman panjang Indonesia dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan etnis menjadi contoh nyata dari prinsip human fraternity.

"Institute for Human Fraternity ini dibentuk untuk mempromosikan kira-kira persaudaraan hidup, dan Indonesia mempunyai satu contoh yang luar biasa, bahwa Indonesia terdiri dari multi-etnik maupun multi-religious belief, yang sudah hidup damai lama sekali dan itu bisa menjadi percontohan bagi negara-negara lain," ujar Jamhari dalam Konferensi Internasional di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (29/7).

Ia menambahkan bahwa Indonesian Institute for Human Fraternity nantinya akan menjalankan sejumlah program strategis, mulai dari penelitian, pelatihan pendidikan, hingga perumusan kurikulum sekolah yang menanamkan nilai-nilai persaudaraan sejak dini.

"Salah satu kegiatan adalah penelitian tentang bagaimana hidup secara bersama-samaan, coexistence life dengan mereka yang hidup di dunia atau latar belakang yang berbeda," ucapnya.

"Kemudian juga ada pendidikan, training, dan kita mencoba untuk merumuskan kurikulum, merumuskan hal-hal yang bisa dipakai di sekolah-sekolah untuk bagaimana menjelaskan human fraternity secara dini di sekolah-sekolah," imbuhnya.

Peluncuran institut ini sekaligus menandai dibukanya kerja sama strategis antara UIII dan HCHF dalam menyebarkan semangat persaudaraan global melalui akademik dan teknologi.

Sekretaris Jenderal HCHF Khalid Al-Ghaith menyatakan optimismenya atas kolaborasi dengan Indonesia melalui UIII.

Ia menekankan bahwa Indonesia, dengan tradisi Islam yang inklusif dan toleran, menjadi mitra penting dalam pengembangan Human Fraternity Institute secara global.

"Kami sangat senang bisa bermitra dengan UIII di Indonesia dan mengumumkan peluncuran Institut Human Fraternity virtual pertama. Kami akan fokus pada riset mengenai Human Fraternity, menerbitkan jurnal, dan mengembangkan berbagai program terkait topik ini," ujar Khalid.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa selain fokus pada pendidikan, institut ini juga akan menggarap isu-isu seperti etika dalam kecerdasan buatan (AI).

"Kami juga akan memusatkan perhatian pada pendidikan dan kecerdasan buatan (AI) yang etis. Ke depan, kami berharap dapat menjalankan lebih banyak program di Indonesia maupun di berbagai negara lainnya," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan apresiasi kepada HCHF dari Uni Emirat Arab (UAE) yang mendukung rangkaian kegiatan ini.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada The Higher Committee of Human Fraternity UAE yang telah mendukung, bukan hanya conference ini, tetapi juga berbagai macam kegiatan yang terkait dengan persaudaraan umat manusia," ujarnya.

Menurut Pratikno, Indonesia sudah memiliki praktik-praktik toleransi yang bisa menjadi contoh nyata penerapan human fraternity. Ia menyinggung berbagai lembaga pendidikan keagamaan yang terbuka lintas keyakinan dan etnis.

"Organisasi keagamaan mendirikan sekolah yang bukan hanya untuk anak didik dari agama yang bersangkutan saja, tetapi juga terbuka untuk umum. Misalnya, organisasi pendidikan Islam terbuka bahkan mayoritas adalah siswa non-Muslim, atau sebaliknya," kata dia.

Ia menambahkan bahwa inisiatif seperti ini menciptakan ekosistem untuk mendorong persaudaraan antarumat, lintas agama, bahkan antarnegara. Dalam konteks itu, pemanfaatan teknologi dan AI juga harus diarahkan untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian.

"Di era digital dan artificial intelligence penting bagi kita untuk terus menerus bagaimana pemanfaatan teknologi itu justru untuk menyebarkan persahabatan, persaudaraan, kasih sayang di antara umat, di antara sesama, bukan untuk menyebarkan kebencian," ucapnya.

Pratikno menegaskan upaya ini bukan semata tanggung jawab pemerintah, melainkan memerlukan dukungan yang luas, termasuk dari institusi pendidikan dan organisasi masyarakat sipil.

Pembentukan Indonesian Institute for Human Fraternity diharapkan menjadi titik awal kolaborasi jangka panjang antara Indonesia dan komunitas global dalam membangun perdamaian serta pengakuan terhadap keberagaman sebagai kekuatan, bukan ancaman.

(kyl/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |