Tips Mendidik Anak Nakal Berdasarkan Kajian Psikologis

23 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Mendidik anak yang dianggap nakal memang sering jadi tantangan besar bagi orang tua, baik itu anak kecil maupun remaja yang sedang marah. Saat menghadapi perilaku seperti itu, berteriak atau memukul bukanlah solusi yang tepat dan justru tidak membantu, menurut laman Unicef.

Profesor Lucie Cluver, ahli pekerjaan sosial anak dan keluarga dari Universitas Oxford, menyarankan cara yang lebih efektif dalam mendidik anak yang dianggap nakal dengan disiplin yang positif. Melalui pendekatan ini, orang tua bisa membangun hubungan yang baik dengan anak sekaligus mengajarkan nilai penting seperti tanggung jawab, kerja sama, dan pengendalian diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya, berteriak dan memukul justru bisa membawa dampak buruk jangka panjang. Kebiasaan ini bisa menimbulkan stres beracun yang berisiko menyebabkan masalah serius seperti putus sekolah, depresi, penyalahgunaan narkoba, hingga risiko bunuh diri dan penyakit jantung. Oleh sebab itu, cara mendidik yang penuh pengertian jauh lebih baik untuk masa depan anak.

“Ketika kita tahu sesuatu tidak berhasil, itu alasan yang cukup bagus untuk mencari pendekatan yang berbeda,” kata Cluver yang dikutip dari situs Unicef.

Tips Mendidik Anak Nakal Berdasarkan Kajian Psikologis

Mendidik anak yang dianggap nakal sebaiknya menggunakan pendekatan disiplin positif dan membangun hubungan yang sehat. Berikut beberapa tips dari sudut pandang psikologis yang bisa Anda terapkan:

1. Luangkan Waktu Khusus Bersama Anak

Sisihkan waktu, walau hanya 5 hingga 20 menit, untuk fokus bersama anak. Bisa sambil melakukan kegiatan sederhana seperti mencuci piring atau menjemur pakaian sambil mengobrol. Matikan televisi dan ponsel agar perhatian Anda benar-benar tertuju pada anak.

2. Berikan Pujian atas Perilaku Positif

Seringkali orang tua lebih fokus menegur kesalahan anak. Padahal, anak justru butuh pujian agar merasa dihargai dan termotivasi berbuat baik. Berikan pujian meski anak hanya bermain dengan saudara selama beberapa menit.

3. Tegaskan Harapan dengan Jelas

Daripada melarang, lebih baik jelaskan apa yang Anda inginkan secara spesifik. Misalnya, “Tolong simpan mainanmu ke dalam kotak,” lebih jelas daripada “Jangan berantakan.” Pastikan harapan yang Anda sampaikan realistis sesuai kemampuan anak.

4. Berikan Dukungan yang Sesuai Kebutuhan

Setiap anak berbeda. Dikutip dari Psychology Today, ada yang perlu pengingat tentang rutinitas, ada yang butuh jadwal bergambar, atau cara bermain yang menyenangkan untuk memahami aturan. Sesuaikan dukungan agar anak merasa terbantu, bukan tertekan.

5. Terapkan Batasan dengan Empati

Anak memiliki prioritas dan cara pandang berbeda. Tugas orang tua adalah membimbing dengan tegas tapi penuh pengertian. Misalnya, jelaskan kenapa sepatu tidak boleh dipakai di sofa, lalu alihkan energi anak ke aktivitas lain yang lebih cocok, seperti lompat di kasur.

6. Kenali dan Hadapi Emosi Anak

Jika anak menolak aturan, mungkin ada perasaan yang sulit diungkapkan. Tugas orang tua adalah sabar menemani dan membantu anak melepaskan emosi tersebut dengan kasih sayang. Saat anak marah atau menangis, berikan pelukan dan yakinkan bahwa ia aman.

7. Pelukan sebagai Cara Menguatkan Ikatan

Pelukan membantu anak merasa aman dan siap bekerja sama. Ini juga mengingatkan orang tua bahwa anak, meski kadang nakal, tetap dicintai. Pelukan yang rutin, sekitar sembilan kali sehari, sangat penting untuk perkembangan emosional anak.

Dengan menerapkan tips ini, Anda dapat mendidik anak nakal secara efektif dan penuh kasih, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |