Siapa Ray Dalio yang Dikabarkan Mundur dari Danantara?

1 day ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, dikabarkan akan meninggalkan Danantara. Kabar tersebut pertama kali diangkat oleh Bloomberg dengan judul Dalio Won’t Join Indonesia Wealth Fund Danantara as Adviser.

CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara Rosan Roeslani membantah kabar tersebut. "Saya baru minggu lalu ketemu timnya, anaknya juga Mark Dalio. Pembicaraan berjalan lancar," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chief Information Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengungkapkan bahwa dirinya belum menerima informasi terkait pengunduran diri Ray Dalio dari lembaga tersebut. Ia menyebut masih bertemu dengan Mark Dalio dan timnya pada pekan lalu. "Kami baru saja bertemu bersama anaknya (Mark Dalio) dan beberapa pihak lainnya minggu lalu," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengundang Ray Dalio bersama sejumlah konglomerat Indonesia ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Jumat, 7 Maret 2025, untuk membahas pengembangan Danantara.

Dalam kesempatan tersebut, Rosan menyampaikan bahwa Ray Dalio memberikan berbagai masukan penting terkait pengembangan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Menurut Rosan, Dalio menyarankan berbagai hal, mulai dari bentuk kolaborasi, inisiatif yang dapat dijalankan, hingga sektor-sektor strategis yang perlu menjadi fokus Danantara. “Mulai dari bagaimana bentuk kerja samanya, seperti apa inisiatifnya, sampai bidang-bidang yang perlu digarap,” katanya.

Profil Ray Dalio

Ray Dalio merupakan pendiri Bridgewater Associates, hedge fund terbesar di dunia yang ia bangun pada 1975 dari apartemennya di Connecticut, Amerika Serikat. Saat ini, Bridgewater mengelola dana sebesar US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.984 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS.

Menurut Forbes, Dalio menyelesaikan pendidikan sarjananya di Long Island University dan memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School. Ketertarikannya pada dunia investasi sudah muncul sejak usia 12 tahun, setelah mendapatkan berbagai wawasan dari para pegolf yang ia bantu sebagai caddy.

Selama hampir 47 tahun, Dalio berhasil mengembangkan Bridgewater Associates menjadi hedge fund ternama dan dinobatkan oleh Majalah Fortune sebagai perusahaan swasta kelima paling berpengaruh di Amerika Serikat.

Ia mundur dari posisi CEO pada 2017 dan merilis buku Principles: Life & Work, yang kemudian menjadi best-seller versi New York Times. Dalio juga menulis dua buku lainnya, yaitu Principles for Dealing with the Changing World Order dan Principles for Navigating Big Debt Crises.

Pada 2022, ia secara resmi pensiun dari jabatan co-Chief Investment Officer (co-CIO), menandai selesainya proses transisi kepemimpinan di Bridgewater. Perusahaan ini dikenal dengan budaya “radical transparency” atau keterbukaan ekstrem yang mendorong kebebasan dalam mengemukakan pendapat.

Berdasarkan estimasi Forbes, kekayaan Dalio mencapai US$ 14 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-124 di dunia pada tahun 2024. Atas kontribusinya terhadap ekonomi global, ia pernah masuk dalam daftar 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dunia versi Majalah TIME.

Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo selaku Utusan Presiden untuk Bidang Iklim dan Energi menyatakan harapannya agar Ray Dalio bersedia terlibat dalam Danantara. “Kami berharap tokoh-tokoh seperti Ray Dalio dan Bridgewater Associates bisa menjadi bagian dari Danantara,” ujarnya pada 27 Februari 2025.

Hashim juga menyampaikan bahwa kehadiran Dalio diharapkan mampu menarik minat lebih banyak investor untuk mendukung proyek-proyek berkelanjutan serta mempercepat transisi menuju energi hijau di Indonesia.

Michelle Gabriela dan Hendrik Yaputra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel itu.
Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |