Jakarta (ANTARA) - Bagi para penggemar anime, karya-karya Studio Ghibli memiliki tempat tersendiri di hati. Studio ini dikenal sebagai rumah bagi berbagai film animasi berkualitas tinggi yang mengangkat kisah petualangan, persahabatan, dan keajaiban dalam balutan gambar yang digambar dengan tangan secara teliti.
Dari My Neighbor Totoro hingga Howl's Moving Castle, setiap film Studio Ghibli membawa penonton ke dunia fantasi yang penuh kehangatan dan keindahan visual.
Baca juga: Film terbaru Studio Ghibli tayang di Amerika Utara akhir tahun ini
Asal-usul nama "Studio Ghibli"
Nama "Ghibli" berasal dari bahasa Italia yang berarti "angin panas dari Sahara." Filosofi di balik pemilihan nama ini adalah keinginan para pendiri Studio Ghibli untuk membawa "angin segar" ke dalam industri anime. Selain itu, nama ini juga terinspirasi dari kecintaan Hayao Miyazaki terhadap Italia dan dunia penerbangan, khususnya pesawat Caproni Ca.309 Ghibli, yang digunakan sebagai pesawat pengintai pada Perang Dunia II.
Pendirian dan film awal
Studio Ghibli resmi didirikan pada tahun 1985 oleh animator dan sutradara legendaris Hayao Miyazaki dan Isao Takahata, bersama dengan produser Toshio Suzuki.
Sebelum mendirikan studio ini, Miyazaki telah mengarahkan Lupin III: The Castle of Cagliostro (1979) dan Nausicaä of the Valley of the Wind (1984), yang diadaptasi dari manga karyanya sendiri.
Kesuksesan Nausicaä menjadi pijakan bagi berdirinya Studio Ghibli. Film pertama yang diproduksi secara resmi oleh studio ini adalah Castle in the Sky (1986), diikuti oleh berbagai film legendaris lainnya seperti My Neighbor Totoro (1988), Kiki’s Delivery Service (1989), dan Porco Rosso (1992).
Kesuksesan internasional dan film ikonik
Pada awalnya, Studio Ghibli cukup selektif dalam mendistribusikan filmnya ke luar Jepang, terutama setelah pengalaman buruk dengan versi editan Nausicaä of the Valley of the Wind yang dirilis di Amerika Serikat dengan judul Warriors of the Wind (1986). Hal ini membuat Miyazaki enggan mengizinkan film-filmnya didistribusikan secara internasional untuk beberapa waktu.
Namun, pada tahun 1996, Studio Ghibli menandatangani perjanjian dengan Walt Disney Studios untuk mendistribusikan film mereka secara global, dengan syarat tidak ada pengeditan yang dilakukan.
Setahun kemudian, Princess Mononoke (1997) menjadi salah satu film animasi Jepang paling sukses, menarik perhatian dunia terhadap keunggulan Studio Ghibli.
Kesuksesan terbesar studio ini datang melalui Spirited Away (2001), yang memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Golden Bear di Festival Film Internasional Berlin 2002 dan Academy Award untuk kategori Best Animated Feature pada tahun 2003.
Film-film berikutnya seperti Howl’s Moving Castle (2004), Ponyo (2008), The Wind Rises (2013), dan The Tale of the Princess Kaguya (2013) semakin mengukuhkan reputasi Studio Ghibli sebagai studio animasi terbaik di dunia.
Baca juga: TRUST Orchestra gelar konser bertema Studio Ghibli and Makoto Shinkai
Ghibli Museum
Pada tahun 2001, Miyazaki merancang dan mendirikan Ghibli Museum di Mitaka, Jepang. Museum ini bukan sekadar tempat wisata biasa, tetapi juga merupakan ruang yang menghadirkan dunia animasi Ghibli dalam bentuk pameran interaktif dan pemutaran film pendek eksklusif yang tidak tersedia di tempat lain.
Studio Ghibli dan kontroversi AI dalam seni
Seiring perkembangan teknologi, Studio Ghibli juga turut terseret dalam perdebatan tentang kecerdasan buatan (AI) dalam seni. Baru-baru ini, atau tepatnya pada Maret 2025, OpenAI merilis fitur generator gambar berbasis AI yang dapat meniru gaya khas Studio Ghibli. Hal ini menimbulkan reaksi beragam dari para penggemar dan seniman. Beberapa menganggapnya sebagai penghormatan terhadap karya Ghibli, sementara yang lain mengkritik penggunaan AI sebagai bentuk imitasi yang tidak sah dan ancaman bagi kreativitas manusia.
Miyazaki sendiri telah lama menyatakan ketidaksukaannya terhadap AI dalam seni. Ia pernah menyebut teknologi tersebut sebagai "penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri." Pandangan ini kembali mengemuka dalam diskusi global tentang batasan antara teknologi dan kreativitas manusia.
Studio Ghibli bukan hanya sekadar studio animasi, tetapi juga simbol dari keindahan seni, kreativitas, dan penceritaan yang mendalam. Melalui film-film yang menyentuh hati dan memiliki nilai seni tinggi, Studio Ghibli telah meninggalkan jejak mendalam di dunia animasi dan terus menginspirasi generasi berikutnya.
Dari awal berdiri hingga menghadapi tantangan zaman modern, Studio Ghibli tetap menjadi legenda dalam industri animasi Jepang dan dunia.
Baca juga: UNIQLO siap rilis koleksi Studio Ghibli "Hey, Let's Go!" 21 Agustus
Baca juga: Konduktor "cosplay" jadi Naruto di konser "an Anime Symphony"
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025