Ribuan Warga Gaza yang Kelaparan Menyerbu Gudang Bantuan PBB

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Palestina yang putus asa menyerbu gudang Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza tengah pada Rabu, saat Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan dua kemungkinan kematian dalam kerusuhan tersebut. Sementara itu, Israel dan PBB saling menyalahkan atas krisis kelaparan yang semakin dalam di Gaza.

Situasi kemanusiaan di Gaza, tempat bantuan akhirnya mulai berdatangan setelah blokade Israel selama dua bulan, sangat buruk setelah 18 bulan perang yang menghancurkan. Pakar keamanan pangan mengatakan kelaparan mengancam satu dari lima orang di Gaza, termasuk anak-anak dan lansia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rekaman menunjukkan kerumunan warga Palestina membobol gudang WFP di Deir Al-Balah dan mengambil tas berisi persediaan makanan darurat saat suara tembakan terdengar.

"Gerombolan orang yang kelaparan membobol gudang WFP Al-Ghafari di Deir Al-Balah, Gaza Tengah, untuk mencari persediaan makanan yang telah diposisikan sebelumnya untuk didistribusikan," kata WFP dalam sebuah pernyataan di X.

"Laporan awal menunjukkan dua orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam insiden tragis itu," kata WFP, seraya menambahkan bahwa pihaknya masih mengonfirmasi rinciannya.

Israel menuduh PBB pada Rabu berusaha memblokir distribusi bantuan Gaza, karena badan global itu mengatakan bahwa mereka melakukan yang terbaik untuk memfasilitasi distribusi bantuan terbatas yang disetujui oleh otoritas Israel.

Masalah bantuan telah menjadi fokus utama di tengah kekhawatiran akan kelaparan dan kritik keras terhadap blokade bantuan Israel dan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). Ini sebuah kelompok bantuan swasta berbasis tentara bayaran yang didukung Amerika Serikat yang telah melewati sistem yang telah lama dipimpin PBB di wilayah tersebut.

Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa bantuan memasuki Gaza melalui truk -- berdasarkan otorisasi terbatas oleh Israel di persimpangan Kerem Shalom -- dan melalui "mekanisme distribusi baru yang dikembangkan dalam koordinasi dengan AS dan mitra-mitra internasional utama."

Danon merujuk pada operasi GHF, yang ia tuduh PBB "coba blokir," dengan mengatakan operasi itu "menggunakan ancaman, intimidasi, dan pembalasan terhadap LSM yang memilih untuk berpartisipasi dalam mekanisme kemanusiaan baru."

PBB mengatakan sedikitnya 3 orang tewas dan 47 orang terluka karena tembakan militer Israel pada Selasa ketika ribuan warga Palestina menyerbu lokasi GHF. Sebuah sumber medis Palestina melaporkan sedikitnya tiga kematian.

600 hari

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menegaskan kembali penolakan badan dunia tersebut untuk berkoordinasi dengan GHF.

"Kami tidak akan berpartisipasi dalam operasi yang tidak memenuhi prinsip kemanusiaan kami," kata Dujarric.

Ia mengatakan PBB melakukan semua yang dapat dilakukannya untuk mengirim bantuan, seraya menambahkan bahwa sejak minggu lalu 800 truk telah disetujui oleh Israel tetapi kurang dari 500 yang berhasil masuk ke Gaza.

Saat perang memasuki hari ke-600 pada Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan itu telah "mengubah wajah Timur Tengah."

Ia mengatakan serangan itu telah menewaskan puluhan ribu militan termasuk Mohammed Sinwar, yang diduga sebagai pemimpin Hamas di Gaza dan saudara laki-laki Yahya -- dalang yang terbunuh dalam serangan Oktober 2023 di Israel selatan.

Media Israel mengatakan Sinwar menjadi sasaran serangan di Gaza selatan awal bulan ini. Saudaranya terbunuh pada Oktober 2024.

Di Washington, utusan AS Steve Witkoff menyatakan optimisme tentang kemungkinan gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa ia berharap untuk segera mengusulkan sebuah rencana.

“Saya memiliki perasaan yang sangat baik tentang tercapainya... gencatan senjata sementara, dan resolusi jangka panjang, resolusi damai dari konflik itu,” katanya.

Namun, warga Gaza tetap pesimis.

“Enam ratus hari telah berlalu dan tidak ada yang berubah. Kematian terus berlanjut, dan pemboman Israel tidak berhenti,” kata Bassam Daloul, 40 tahun. “Bahkan berharap akan gencatan senjata terasa seperti mimpi dan mimpi buruk.”

Gencatan Senjata Sulit Dicapai

Israel meningkatkan serangan militernya awal bulan ini, sementara para mediator mendorong gencatan senjata yang masih sulit dicapai karena kengototan Tel Aviv untuk menguasai Gaza.

Di Tel Aviv, ratusan orang menyerukan gencatan senjata, berbaris di jalan pada pukul 6:29 pagi -- waktu yang tepat ketika serangan 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya dimulai.

Kerabat para sandera yang ditahan sejak serangan itu juga berkumpul di Tel Aviv.

"Saya ingin Anda tahu bahwa ketika Israel menggagalkan kesepakatan, itu dilakukan di atas kepala para sandera," kata Arbel Yehud, yang dibebaskan dari penahanan Gaza pada Januari.

"Kondisi para sandera segera memburuk, makanan berkurang, tekanan meningkat, dan pengeboman serta tindakan militer tidak menyelamatkan mereka, mereka membahayakan nyawa mereka."

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan pada Rabu bahwa sedikitnya 3.924 orang telah tewas oleh Israel dalam serangan baru di wilayah tersebut yang dimulai kembali pada 18 Maret. Sehingga, jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 54.084 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |