Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5 Persen, CSIS Sebut Perekonomian RI Dirundung Mendung

13 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Senior Centre for strategic and international Studies (CSIS) Deni Friawan menyebut perekonomian Indonesia sedang dirundung mendung. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025 hanya mencapai 4,87 persen secara tahunan (yoy) atau melambat di bawah 5 persen.

Deni mengatakan kondisi enam bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka akan menentukan cerah atau gelapnya prospek perekonomian. “Saat ini kesimpulan yang bisa kami sampaikan adalah perekonomian memang belum gelap gulita, tapi mendungnya sudah ada,” ucapnya dalam media briefing CSIS yang digelar Rabu, 7 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada kuartal sebelumnya atau triwulan IV 2024, ekonomi Indonesia masih tumbuh sebesar 5,03 persen. Bahkan pada triwulan I 2024 tumbuh mencapai 5,11 persen. Lambatnya pertumbuhan ekonomi terjadi di tengah faktor musiman, yakni Ramadan yang biasanya mampu mengungkit perekonomian.

CSIS mencatat ekonomi triwulan I 2025 terkontraksi sebesar minus 0,98 persen dibanding kuartal sebelumnya (q on q). Dari sisi permintaan, menurut Deni, hal ini disebabkan pelemahan konsumsi rumah tangga yang tumbuh hanya 4,89 persen. “Padahal kita ketahui bahwa konsumsi rumah tangga itu menguasai lebih dari 55 persen dari total PDB (produk domestik bruto) kita.”

Pelambatan juga terjadi pada pengeluaran pemerintah yang minus 1,42 persen. Sementara dari sisi produksi pelambatan pertumbuhan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan, juga transportasi dan komunikasi. Walaupun sektor pertanian masih tumbuh sangat signifikan sebesar 10,52 persen.

Data inflasi juga terus mengalami penurunan yang mengindikasikan terjadinya disinflasi. Tingkat paling rendahnya bahkan mencapai deflasi sebesar minus 0,09 persen pada Februari 2025.

Indikator lain menurut Deni adalah pasar tenaga kerja. Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebut sejak awal tahun hingga April 2025 angka pemutusan hubungan kerja (PHK) telah mencapai 24 ribu. Data Asosiasi Pengusaha Indonesia bahkan menyebut angkanya telah mencapai 40 ribu.

Menurut Deni, dengan kondisi perekonomian tersebut, tak mengherankan keyakinan konsumen dan pelaku usaha juga terus merosot. Dia mencontohkan di awal pemerintahan Prabowo keyakinan konsumen itu meningkat dari 121 menjadi 127. Tapi saat ini kembali mengalami penurunan sampai 121 saja.

Begitu pun juga tingkat indeks manufaktur atau Purchasing Managers' Index (PMI) yang turun di bawah level 50 atau mengalami kontraksi. “Dari gambaran data-data yang telah kami sampaikan itu, kami bisa menyatakan bahwa perekonomian kita memang belum hujan deras, tapi mendungnya sudah ada. Kalau tidak ada antisipasi perbaikan dari pemerintah, gelap itu menjadi sebuah keniscayaan,” ucap Deni.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |