TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati mendorong kerja sama kebudayaan antara Indonesia dan Prancis. Komitmen itu dia sampaikan saat mengunjungi Bentara Budaya Jakarta pada Rabu, 28 Maret 2025, bertepatan dengan kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia.
Dati menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi momen bersejarah yang bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Prancis dengan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dati turut meluncurkan proyek “AYO BACA!” serta memperkenalkan logo program itu kepada publik bersama penulis Laksmi Pamuntjak. Program ini diusung oleh Institut français d'Indonésie (IFI) bekerja sama dengan Gramedia yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kegiatan membaca, secara khusus literatur kontemporer berbahasa Prancis.
“Kami percaya bahwa kerja sama budaya harus menjadi pilar yang sama pentingnya dengan kerja sama di bidang industri dan militer, guna membangun pemahaman dan masa depan bersama," kata Dati saat memberi sambutan.
Proyek sastra ini dibagi ke dalam tiga fase. Fase pertama dimulai pada Januari 2025 dan ditindaklanjuti dengan fase berikutnya yang berlangsung sepanjang tahun ini.
Di fase pertama, terdapat Penghargaan “Mon Coup de Coeur Francophone - AYO BACA!”, yang menjadi awal dari terciptanya Choix Goncourt Indonesia, yakni penghargaan di bidang sastra yang digagas oleh pemerintah Prancis dan telah ada di lebih dari 50 negara.
Sejak Januari 2025, sebanyak 37 pembaca Indonesia, mencakup siswa sekolah menengah, mahasiswa, guru, dan penerjemah, telah membaca, berdiskusi, dan memberikan suara untuk memilih novel berbahasa Prancis yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pemenangnya akan diumumkan pada Juli mendatang di Jakarta.
Fase kedua program tersebut ialah Perpustakaan Keliling atau Bibliothèque Mobile (BiMo), yakni kendaraan dikonversi menjadi perpustakaan dan akan melintasi Pulau Jawa, menawarkan buku-buku, kegiatan dan penemuan untuk anak-anak muda dari sekolah dasar sampai sekolah menengah.
Selanjutnya, di fase ketiga, serangkaian lokakarya penerjemahan akan diselenggarakan untuk mendorong munculnya generasi baru penerjemah sastra Prancis-Indonesia.
Kunjungan Dati juga berfokus pada industri kreatif, khususnya fesyen. Dati bertemu dengan program PINTU, sebuah inkubator Prancis-Indonesia yang telah mendukung generasi baru perancang busana sejak 2022.
Program ini memungkinkan para desainer Indonesia untuk memamerkan karya mereka di pameran yang terkait dengan Paris Fashion Week. Di sisi lain, para desainer Prancis mengeksplorasi pengetahuan dan teknik Indonesia serta menampilkan kreasi mereka di Jakarta Fashion Festival. Lebih dari 80 profesional tercatat telah menerima manfaat dari program ini.
Proyek PINTU yang dipimpin oleh IFI bekerja sama dengan Lakon Indonesia, pemain kunci dalam industri tekstil dan fesyen lokal, serta Jakarta Fashion Festival (JF3), yang didukung oleh Summarecon dan pemerintah Provinsi DKI Jakarta.