Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dan Kepala Staf Militer Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, dilaporkan terlibat adu mulut di depan publik terkait penunjukan sejumlah komandan.
Al Jazeera melaporkan Katz menuding Zamir menyetujui kenaikan pangkat sejumlah pejabat senior militer tanpa koordinasi dan persetujuannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katz bahkan menegaskan dirinya tidak akan mendiskusikan apalagi menyetujui daftar nama pejabat yang mendapat promosi oleh Zamir.
Militer Israel langsung merilis daftar nama pejabat yang mendapat promosi dan menegaskan bahwa Zamir merupakan "satu-satunya yang memiliki otoritas untuk menunjuk komandan pada tingkat kolonel ke atas".
Militer juga menegaskan pengangkatan sejumlah pejabat militer ini berlangsung setelah melewati diskusi internal lebuh dulu dan sesuai dengan protokol yang ada.
Salah satu pejabat militer yang menjadi sorotan dalam daftar promosi itu ialah Barak Hiram.
Menurut koran Israel, Haaretz, Hiram merupakan sosok kontroversial di kalangan konservatif. Salah satu tindakannya yang mengundang kontroversi adalah perintahnya agar tank-tank Israel menggempur sebuah rumah di Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober 2023 lalu.
Saat itu, rumah tersebut menjadi tempat 13 warga Israel ditawan oleh Hamas ketika kelompok milisi itu menyerang Negeri Zionis tersebut. Serangan Hamas ini menjadi awal mula agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga hari ini dan telah menewaskan lebih dari 60 ribu warga sipil.
Sementara itu, Times of Israel melaporkan cekcok bermula kala Katz kembali menegaskan keberatannya terhadap putaran penunjukan perwira tinggi IDF yang diumumkan oleh Zamir. Menurut Katz, alasan penunjukan tersebut melanggar prosedur yang berlaku.
Katz menyatakan akan "mempertimbangkan" daftar penunjukan yang diumumkan semalam.
"Karena ini merupakan penunjukan bersama antara menteri pertahanan dan kepala staf IDF, ada prosedur yang sudah berlaku untuk penunjukan perwira berpangkat kolonel ke atas di IDF," kata Katz dalam pernyataan terbaru dari kantornya.
"Tidak ada pembahasan mengenai perombakan di tubuh IDF sebelum prosedur yang berlaku dijalankan," paparnya menambahkan.
Katz mengatakan bahwa ia telah menegaskan kepada Zamir bahwa ia "memerlukan lebih banyak waktu dan pembahasan tidak boleh dilakukan saat ini."
Ia bahkan menambahkan akan "mempertimbangkan apakah akan mempromosikan perwira senior di garis depan Gaza yang belum menjalani masa jabatan sesuai ketentuan, ke posisi lain sebelum tugas mengalahkan Hamas di Gaza selesai."
Ia juga menyatakan akan meninjau kemungkinan promosi bagi perwira yang menjabat sebagai komandan di garis depan Gaza saat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, atau yang namanya pernah dikaitkan dengan "insiden tidak wajar di masa lalu."
"Tingkat militer berada di bawah kewenangan menteri pertahanan dan akan bertindak sesuai perintah serta kebijakan yang ditetapkannya," tambah Katz.
Cekcok Katz dan Zamir ini menambah panjang daftar ketegangan dan konflik internal antara pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sejak melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza, perbedaan pendapat terus bermunculan dalam internal negara tersebut. Kabinet Keamanan Nasional Israel bahkan beberapa kali dikabarkan ribut soal rencana operasi militer di Gaza ke depannya.
Belakangan, Zamir dan Netanyahu sendiri terlibat selisih pendapat sengit soal ambisi sang PM untuk mencaplok Gaza seluruhnya. Menurut Zamir, hal itu malah menambah risiko nasib kesepakatan dengan Hamas yang dapat mempengaruhi upaya pembebasan para sandera yang tersisa.
Selain, itu Zamir juga menyinggung soal faktor kelelahan pasukan Israel yang sudah melancarkan agresi selama lebih dari 600 hari.
(rds/bac)