Mengenal SheAblepreneur, Dorong Perempuan dan Disabilitas jadi Penggerak Perubahan

1 month ago 16

8000hoki Situs website Slots Gacor Singapore Terbaik Mudah Jackpot Setiap Hari

hoki kilat Top Akun situs Slots Gacor Myanmar Online Mudah Lancar Win Full Setiap Hari

1000 hoki Data Akun server Slots Gacor Thailand Terpercaya Sering Jackpot Terus

5000hoki.com ID situs Slots Gacor Philippines Terbaik Sering Menang Non Stop

7000hoki List Akun website Slot Gacor Philippines Terkini Gampang Lancar Jackpot Setiap Hari

9000 hoki Agen server Slot Maxwin Vietnam Terbaru Gampang Menang Full Setiap Hari

List Demo situs Slots Maxwin Thailand Terbaik Gampang Menang Non Stop

Idagent138 login Id Slot Game

Luckygaming138 Akun Slot Anti Rungkad Online

Adugaming Daftar Id Slot Terpercaya

kiss69 Akun Slot Terpercaya

Agent188 Akun Slot Anti Rungkat

Moto128 login Slot Terbaik

Betplay138 login Id Slot Maxwin Terpercaya

Letsbet77 Daftar Akun Slot Gacor Terbaik

Portbet88 Id Slot Game Online

Jfgaming168 Akun Slot Game Terpercaya

Mg138 Daftar Slot Anti Rungkad Terbaik

Adagaming168 Slot Anti Rungkad Terbaik

Kingbet189 Slot Game Terbaik

Summer138 login Id Slot Terbaik

Evorabid77 Slot Online

bancibet Daftar Id Slot Gacor Terpercaya

adagaming168 Daftar Slot Game Online

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam semangat peringatan Hari Lahir Pancasila, Alunjiva Indonesia meluncurkan program "SheAblepreneur"; kolaborasi lintas sektor untuk mendorong perempuan dan disabilitas menjadi penggerak perubahan. Program yang hadir dalam bentuk mentoring dan pelatihan kewirausahaan intensif untuk 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas ini didukung penuh oleh Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia.

Terkait Hari Lahir Pancasila, keadilan sosial merupakan cita-cita luhur di mana setiap orang memiliki kesempatan yang adil untuk meraih kesejahteraan - mencakup akses pada pendidikan, pelatihan, serta penghidupan layak. Sayangnya hal ini masih belum dirasakan sepenuhnya oleh para pelaku UMKM perempuan yang menurut BPS 2024 jumlahnya mendominasi populasi UMKM di Indonesia (64,5 persen).

Nicky Clara, Founder Alunjiva Indonesia menyampaikan di tengah budaya patriarki yang kuat, UMKM perempuan dihadapi dengan beban ganda. Pertama, perempuan masih dibebankan dengan berbagai peran domestik untuk mengurus rumah tangga. Kedua adalah stigma bahwa perempuan yang aktif berwirausaha bertentangan dengan norma sosial, dan mereka dianggap tidak memiliki kemampuan serta pengalaman yang diperlukan untuk memimpin usaha. 

"Selain itu, menurut studi Boston Consulting Group dan Stellar Women, mereka juga memiliki akses yang terbatas terhadap layanan mentoring (73 persen), di samping kendala lainnya seperti keterbatasan pengetahuan dalam menjalankan bisnis, hingga minimnya akses terhadap jaringan atau komunitas untuk berbagi pengalaman," ucap Nicky Clara.

Tantangan yang bahkan lebih kompleks juga dialami oleh UMKM yang dikelola perempuan disabilitas. Jonna Aman Damanik, Komisioner Komnas Disabilitas Republik Indonesia menerangkan saat berwirausaha menjadi peluang besar bagi mereka untuk mandiri secara ekonomi dibandingkan mendapatkan pekerjaan formal, para UMKM perempuan disabilitas mengalami diskriminasi berlapis karena gender dan kondisi disabilitasnya sehingga mereka berada dalam posisi yang lebih rentan. Apalagi mentor atau role model dari kalangan disabilitas hingga pelatihan kewirausahaan yang bersifat inklusif sampai sekarang jumlahnya masih sangat segelintir.

Kondisi ini mendorong Alunjiva Indonesia sebagai bagian dari Setara Berdaya Group menjalankan rangkaian program untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas individu disabilitas di Indonesia melalui kolaborasi, edukasi, pemberdayaan, dan support system yang memadai. 

Hingga 2024, Setara Berdaya Group telah memberdayakan 62.450 perempuan, disabilitas, pemuda, dan kelompok marjinal di berbagai wilayah Indonesia - khusus di bidang kewirausahaan, dukungan dan pembekalan yang diberikan telah berhasil meningkatkan omset usaha para penerima manfaat hingga rata-rata 30 persen. 

Kali ini Alunjiva Indonesia didukung penuh oleh Komnas Disabilitas Republik Indonesia dan Unilever Indonesia menghadirkan "SheAblepreneur": program mentoring dan pelatihan kewirausahaan intensif untuk 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas yang ingin mengembangkan keahlian di bidang UMKM, sembari membentuk lingkungan yang lebih aware terhadap individu disabilitas.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Menumbuhkan Semangat Wirausaha 

Christina Agustin, Asisten Deputi Ekosistem Bisnis Wirausaha, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia mendukung penuh inisiatif 'SheAblepreneur' karena sejalan dengan program Kementerian UMKM dalam menumbuhkan wirausaha dan mempercepat pencapaian target peningkatan rasio kewirausahaan di tahun 2045 sebesar 8 persen. 

"Untuk mencapainya kita tidak bisa berjalan sendiri, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, sinergi dari hulu ke hilir dan dukungan nyata dari seluruh pihak bagi pengusaha perempuan dan disabilitas. Untuk itu, kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung inisiatif ini dan tentunya mendorong lahirnya kolaborasi-kolaborasi baru yang memiliki semangat yang sama. Karena hanya dengan kolaborasi lintas sektor, kita bisa menciptakan ekosistem usaha yang kokoh dan inklusif, sebagai pijakan kuat menuju Indonesia Emas 2045," tulisnya. 

Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia menanggapi kolaborasi program 'SheAblepreneur' berlandaskan pada misi bersama untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil, beragam, dan inklusif. Terlebih lagi, tujuannya juga sangat sejalan dengan tiga fokus Equity, Diversity & Inclusion yang kami jalankan. 

"Dalam hal Keadilan Gender, kami ingin memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan support yang sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan unik dari setiap perempuan; dari sisi Keadilan untuk Individu Disabilitas, kami percaya program ini akan menciptakan masyarakat yang ramah disabilitas dan membuka peluang yang adil bagi perempuan dengan disabilitas untuk membuktikan kemampuan mereka dalam berwirausaha tanpa keraguan; sementara untuk upaya Penghapusan Diskriminasi dan Stigma, kami memberikan kesempatan yang adil bagi semua UMKM perempuan, termasuk yang dikelola teman-teman individu disabilitas, untuk melawan berbagai bentuk diskriminasi dan stigma."

Digelar di Tangerang, Bandung dan Yogyakarta selama Juni - September 2025, program ini bertujuan: Meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan digital serta keuangan usaha; Meningkatkan nilai kesetaraan gender pada masyarakat terkait pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan; Meningkatkan pendapatan ekonomi bagi UMKM perempuan dan disabilitas; Memberdayakan 80% dari jumlah penerima manfaat melalui pengembangan kapasitas dan kapabilitas dan Memberikan akses dan kesempatan magang di UMKM perempuan kepada disabilitas. 

Di masing-masing kota pelatihan akan diikuti oleh 15 perempuan dengan disabilitas/non-disabilitas yang ingin lebih mengembangkan bisnis UMKM mereka (scaling up), dan 10 perempuan disabilitas yang baru ingin menjajaki dunia wirausaha. Pelatihan yang dijalankan secara daring dan luring ini menghadirkan rangkaian modul yang sangat adaptif dan relevan dengan kebutuhan pelaku UMKM perempuan maupun disabilitas untuk berkembang di masa depan, yaitu Business Model Canvas, Literasi Digital, Literasi Keuangan, serta Media Sosial dan Pengenalan AI. 

"Diharapkan program 'SheAblepreneur' akan mampu berkontribusi dalam menciptakan keadilan sosial melalui ekosistem UMKM yang lebih adil dan inklusif dengan mendorong akses maupun keterlibatan kelompok yang termarjinalisasi, khususnya perempuan dan individu disabilitas, menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan," tutup Nicky.

Pilihan Editor: Apresiasi Atlet Disabilitas di Asian Para Games 2023, Angkie Yudistia: Mereka Punya Ruang yang Sama

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |