Mengenal pohon matoa: Ciri-ciri khas, habitat, dan beragam manfaatnya

6 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Jika Anda pencinta tanaman tropis, nama pohon matoa mungkin sudah tidak asing di telinga. Tumbuhan khas Papua ini dikenal karena buahnya yang manis dan menyegarkan, mirip campuran antara leci dan rambutan.

Namun, matoa bukan hanya sekadar pohon buah biasa. Selain memiliki nilai ekonomis, pohon matoa juga menyimpan kekayaan hayati dan manfaat kesehatan yang menarik untuk diketahui lebih dalam.

Berikut ini informasi secara lengkap tentang pohon matoa, ciri-ciri khasnya, hingga berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari tanaman eksotis satu ini, melansir berbagai sumber.

Mengenal pohon matoa

Pohon matoa (pometia pinnata) dikenal sebagai tanaman khas yang berasal dari tanah Papua. Keberadaan-nya tersebar luas di berbagai wilayah Papua, seperti dataran Seko di Jayapura, Wondoswaar di Pulau Weoswar, Anjai Kebar, Warmare, Armina-Bintuni, Ransiki, hingga Samabusa-Nabire dan Pulau Yapen.

Menariknya, pohon ini memiliki banyak nama sebutan di berbagai daerah dan negara, seperti kasai di Kalimantan Utara, Malaysia, dan Indonesia, malugai di Filipina, serta taun di Papua Nugini.

Matoa umumnya tumbuh secara alami di daerah datar dengan tanah bertekstur liat, yang cenderung tergenang saat musim hujan. Tanaman ini masih satu keluarga dengan rambutan, yaitu dari suku Sapindaceae.

Buah matoa sendiri berjenis tropis, bentuknya bulat agak lonjong, dengan kulit berwarna hijau, hijau kekuningan, hingga kuning kemerahan. Menurut informasi dari situs Lindungi Hutan, pohon matoa termasuk jenis tanaman besar yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi sekitar 18 meter, dengan diameter batang mencapai 100 cm.

Matoa hanya berbuah satu kali dalam setahun, tepatnya pada bulan Februari hingga Maret. Di tanah kelahirannya, matoa bisa ditemukan mulai dari dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 mdpl, bahkan pada kisaran 100 hingga 1.700 mdpl. Pertumbuhan optimal pohon ini terjadi di wilayah dengan curah hujan tahunan sekitar 1.200 mm.

Selain di Papua, matoa juga tumbuh di berbagai daerah Indonesia lainnya seperti Sulawesi, Maluku, dan Jawa, serta beberapa negara tetangga yang beriklim serupa. Hal ini tak lepas dari kemampuan adaptasi pohon matoa yang cukup tinggi terhadap berbagai jenis kondisi tanah.

Baca juga: Pedagang matoa harapkan berkah jelang pembukaan PON Papua

Ciri-ciri pohon matoa

1. Akar dan batang matoa

Tinggi pohon matoa bisa mencapai hingga 50 meter, dengan akar papan yang menjalar hingga lima meter. Jenis akarnya termasuk akar tunggang, yang umum dijumpai pada pohon besar.

Batangnya dikenal kokoh dan keras, membuatnya cocok dimanfaatkan untuk keperluan konstruksi. Secara bentuk, batang matoa berbentuk silinder dan tumbuh lurus ke atas.

Cabang-cabangnya tumbuh dengan sistem simpodial, yakni percabangan yang tidak sejajar. Arah tumbuh cabang bisa miring atau mendatar, sehingga menghasilkan tajuk yang rindang.

2. Daun matoa

Daun matoa termasuk daun majemuk dan tersusun secara berseling, biasanya terdiri dari 4 hingga 12 pasang anak daun. Ketika muda, daun ini berwarna merah cerah, lalu berubah menjadi hijau seiring pertumbuhan.

Bentuk daunnya jorong, dengan ukuran panjang sekitar 30–40 cm dan lebar 8–15 cm. Helaian daun terasa tebal dan kaku saat disentuh, ujungnya meruncing, pangkal tumpul, serta memiliki tepi yang rata. Bagian atas dan bawah daun terasa halus, sementara tulang daunnya melengkung mengikuti bentuk daun.

3. Bunga matoa

Bunga matoa tumbuh di ujung ranting atau pangkal daun, dengan bentuk majemuk. Di bagian luar mahkota bunga terdapat bulu halus, dan kelopaknya tampak sedikit menyatu satu sama lain.

4. Buah dan biji matoa

Buah matoa berbentuk lonjong, menyerupai telur puyuh, dengan panjang antara 1,5 hingga 5 cm dan diameter 1–3 cm. Kulit buahnya licin, berwarna kuning kehijauan saat muda, lalu berubah menjadi coklat kemerahan ketika matang. Bagian dalam buah berisi daging buah berwarna putih bening seperti leci, dan menempel langsung pada bijinya.

Baca juga: Pedagang matoa harapkan berkah jelang pembukaan PON Papua

Manfaat pohon dan buah matoa

Setiap bagian dari pohon matoa memiliki potensi manfaat dan fungsi yang beragam, meskipun beberapa di antaranya masih memerlukan bukti ilmiah lebih lanjut. Berikut ini beberapa manfaat dari tanaman matoa yang telah diketahui:

1. Sumber vitamin dan mineral

Buah matoa mengandung vitamin C dan E yang cukup tinggi, serta mineral penting seperti kalsium dan kalium. Kandungan vitamin C berperan dalam menjaga daya tahan tubuh, sedangkan vitamin E membantu menjaga kesehatan kulit serta mendukung kesuburan pria.

2. Membantu menurunkan risiko penyakit

Kandungan zat tanin di dalam buah matoa dikenal sebagai antioksidan alami. Antioksidan ini memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis seperti jantung, stroke, diabetes, hingga kanker.

Radikal bebas memang secara alami diproduksi tubuh, tetapi dalam jumlah berlebih dapat merusak sel dan memicu berbagai penyakit. Meski begitu, jumlah pasti zat tanin yang aman dan efektif untuk dikonsumsi masih perlu diteliti lebih dalam oleh para ahli.

3. Berpotensi sebagai anti bakteri alami

Kulit buah matoa juga memiliki sifat anti bakteri dan antioksidan. Senyawa aktif dalam ekstrak-nya mampu melawan bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus aureus (S. aureus), dan Bacillus cereus (B. cereus). Penggunaan ekstrak kulit matoa ini diyakini bisa membantu mencegah infeksi, khususnya pada saluran pernapasan dan saluran kemih.

4. Menurunkan tekanan darah

Biji dan daun matoa mengandung zat yang bersifat diuretik, yakni mampu meningkatkan pengeluaran cairan dari dalam tubuh. Efek ini dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

Namun, seperti manfaat lainnya, penggunaan bagian matoa untuk keperluan pengobatan sebaiknya tetap melalui konsultasi dengan ahli medis, mengingat penelitian mengenai dosis dan efek sampingnya masih terus dikembangkan.

Baca juga: Kemenag gelar lomba tanam pohon matoa untuk peringati Hari Bumi 2025

Baca juga: Lomba tanam pohon matoa dari kemenag, ini cara menanam dan budidayanya

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |