TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes merupakan suatu kondisi ketika kadar glukosa darah atau glukosa darah dalam tubuh terlalu tinggi. Glukosa dalam tubuh dapat dihasilkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Bagaimana dengan komplikasi diabetes?
Dalam kondisi tersebut, hormon insulin akan membantu glukosa tersebut masuk ke sel tubuh untuk menghasilkan energi. Namun, jika hormon insulin dalam tubuh tidak cukup, maka glukosa tetap berada dalam darah dan menyebabkan diabetes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diabetes dapat menyebabkan seseorang mengalami komplikasi penyakit yang cukup serius dan dapat berkembang dari waktu ke waktu, jika tidak ditangani dengan cepat. Berikut beberapa kemungkinan komplikasi diabetes.
1. Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan salah satu komplikasi diabetes yang paling umum. Gula darah tinggi untuk jangka waktu tertentu dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung.
2. Penyakit Mata
Beberapa penderita diabetes dapat mengembangkan penyakit mata yang disebut retinopati diabetik. Penyakit ini dapat memengaruhi penglihatan seseorang. Seseorang yang mengalami retinopati dapat diketahui dari tes skrining mata.
3. Penyakit Kaki
Penyakit kaki penderita diabetes menjadi komplikasi yang serius dan cukup umum. Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, seseorang harus melakukan amputasi sebagai solusinya. Kerusakan saraf tubuh dapat memperburuk rasa sakit di kaki. Selain itu, peningkatan gula darah juga dapat merusak sirkulasi, membuat luka, dan memperlambat penyembuhan luka. Itulah mengapa penting untuk memberi tahu dokter, jika melihat adanya perubahan pada penampilan atau perasaan kaki.
4. Kerusakan Saraf
Beberapa penderita diabetes dapat mengalami kerusakan saraf karena komplikasi kadar gula darah yang tinggi. Akibatnya, kondisi ini dapat mempersulit saraf untuk membawa pesan antara otak dan setiap bagian tubuh. Tentunya, kondisi ini juga akan berpengaruh cara melihat, mendengar, merasakan, dan bergerak.
5. Masalah Seksual
Kerusakan pembuluh darah dan saraf dapat membatasi jumlah darah yang mengalir ke organ seksual sehingga seseorang bisa kehilangan sensasi. Jika memiliki gula darah tinggi atau menderita diabetes, seseorang lebih mungkin mengalami sariawan atau infeksi saluran kemih. Tak hanya itu, Jumlah darah yang mengalir ke organ seksual juga dapat dibatasi dan menyebabkan seseorang sulit terangsang. Kondisi ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau disebut impotensi.
6. Penyakit Ginjal
Jika menderita diabetes, tes urine harus dilakukan untuk mencari nefropati diabetik, penyakit ginjal. Ginjal adalah salah satu organ pada tubuh kamu yang memiliki banyak pembuluh darah untuk menyaring limbah dalam darah. Tes darah kreatinin dasar juga harus dilakukan untuk menentukan fungsi ginjal.
7. Masalah Kulit
Sebagian penderita diabetes akan memiliki kondisi kulit yang berhubungan dengan penyakitnya. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah menjadi tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri dan jamur serta dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Untungnya, sebagian besar kondisi kulit dapat dicegah dan berhasil diobati jika diketahui sejak dini. Jika kulit tidak dirawat dengan baik pada penderita diabetes tipe 2, kondisi kulit ringan dapat berubah menjadi masalah serius dengan konsekuensi yang berpotensi parah.
8. Infeksi
Diabetes tipe 2 memperlambat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan tingginya kadar gula di jaringan tubuh. Jika hal ini terjadi, bakteri akan tumbuh dan infeksi dapat berkembang lebih cepat. Tempat infeksi yang umum adalah kandung kemih, ginjal, vagina, gusi, kaki, dan kulit. Pengobatan infeksi secara dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.
9. Penyakit Gusi
Terlalu banyak gula dalam darah dapat menyebabkan lebih banyak gula dalam air liur. Akibatnya, dalam tubuh seseorang tersebut, bakteri yang dibawa akan menghasilkan asam yang menyerang enamel gigi dan merusak gusi. Pembuluh darah di gusi pun dapat rusak sehingga membuat gusi lebih mudah terinfeksi.
Rachel Farahdiba Regar dan Malini turut beurut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Gejala Diabetes pun Bisa Terlihat di Wajah, Apa Saja?