Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia memperingati Hari Bumi sebagai momentum untuk kembali menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Pada tahun ini, Hari Bumi akan jatuh pada hari, Selasa 22 April 2025. Peringatan ini bukannya hanya seremonial, Hari Bumi menjadi pengingat bahwa bumi bukan sekadar tempat tinggal, melainkan warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.
Peringatan ini bukan muncul begitu saja, melainkan lahir dari sejarah panjang perjuangan lingkungan yang dimulai sejak puluhan tahun silam. Dengan memahami sejarah dan tujuan peringatan Hari Bumi, kita akan semakin sadar bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas sebagian orang, melainkan tanggung jawab bersama.
Berikut ini adalah sejarah dan tujuan dalam peringatan Hari Bumi 22 April, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: 22 April sebagai Hari Bumi Sedunia, ini tema dan fokusnya di 2025
Sejarah Hari Bumi
Menurut situs resmi Earth Day, peringatan Hari Bumi pertama kali digagas pada tahun 1970 oleh Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin, Amerika Serikat.
Momen ini dimaksudkan sebagai perayaan tahunan untuk menghargai berbagai pencapaian dalam gerakan pelestarian lingkungan, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga sumber daya alam demi masa depan.
Inspirasi Nelson muncul dari insiden tumpahan minyak besar yang terjadi di Santa Barbara, California, pada Januari 1969. Peristiwa tersebut menjadi salah satu bencana lingkungan terbesar di Amerika kala itu, bahkan hingga kini tercatat sebagai yang terparah di wilayah California. Kejadian tersebut mendorong Nelson untuk menginisiasi gerakan perlindungan lingkungan.
Melihat semangat mahasiswa dalam demonstrasi menentang perang saat itu, Nelson pun terdorong untuk mengangkat isu lingkungan melalui pendekatan serupa. Ia mencetuskan ide agar para dosen dan mahasiswa menggelar diskusi khusus terkait kondisi lingkungan.
Tanggal 22 April 1970 dipilih sebagai waktu yang tepat, karena berada di antara masa libur musim semi dan ujian akhir semester, sehingga memungkinkan banyak mahasiswa untuk terlibat.
Gagasan ini berkembang pesat dan sukses menarik perhatian jutaan warga Amerika. Pada Hari Bumi pertama, masyarakat ikut serta dalam berbagai aksi seperti pembersihan sungai, unjuk rasa, dan edukasi lingkungan.
Sejak itu, Hari Bumi tak lagi hanya dirayakan di Amerika, tapi menjadi gerakan global yang mengajak seluruh dunia untuk lebih peduli terhadap keberlangsungan bumi.
Meski umumnya diperingati setiap 22 April, ada pula pihak yang memilih memperingatinya pada momen ekuinoks musim semi, yakni ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. PBB sendiri menetapkan tanggal 20 Maret sebagai Hari Bumi, berdasarkan gagasan John McConnell pada tahun 1969. Tradisi ini dikenal dengan sebutan Ekuinoks Maret.
Saat ini, lebih dari 175 negara merayakan Hari Bumi, yang dikoordinasikan oleh Earth Day Network. Namun di Indonesia, kesadaran tentang Hari Bumi belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.
Meskipun serupa dalam semangatnya, keduanya memiliki latar belakang sejarah yang berbeda. Hari Bumi lahir dari gerakan masyarakat, sementara Hari Lingkungan Hidup Sedunia berasal dari Konferensi PBB di Stockholm tahun 1972, yang juga dihadiri oleh perwakilan Indonesia, Prof. Emil Salim.
Pada intinya, baik Hari Bumi maupun Hari Lingkungan memiliki tujuan yang sama, yakni mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kondisi lingkungan yang kian terancam.
Maka dari itu, peringatan Hari Bumi hendaknya tidak sekadar menjadi momen seremonial, tetapi harus diiringi dengan aksi nyata untuk menjaga dan melestarikan bumi.
Tanggung jawab ini bukan hanya milik satu orang atau kelompok, melainkan kewajiban seluruh penghuni bumi. Kesadaran menjaga alam perlu ditanamkan sejak dini dan terus dipupuk agar bumi tetap lestari hingga masa depan.
Baca juga: Indonesia-Kanada kolaborasi tanam 100 pohon ulin di Hari Bumi Sedunia
Tujuan peringatan Hari Bumi secara umum
Pada tahun ini, Hari Bumi akan jatuh pada hari Selasa, 22 April 2025. Peringatan ini bukan sekadar acara seremonial semata, melainkan memiliki makna yang mendalam, diantaranya:
1. Meningkatkan kesadaran lingkungan
Mengajak masyarakat dunia menyadari pentingnya menjaga dan melindungi bumi dari kerusakan akibat aktivitas manusia.
2. Mendorong perubahan perilaku
Menginspirasi individu, komunitas, dan pemerintah untuk mengubah gaya hidup dan kebijakan agar lebih ramah lingkungan.
3. Mengajak aksi nyata
Hari Bumi menjadi momentum untuk melakukan aksi nyata seperti penanaman pohon, bersih-bersih lingkungan, mengurangi penggunaan plastik, dan lain-lain.
4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama
Mengingatkan bahwa menjaga kelestarian bumi adalah tanggung jawab seluruh makhluk hidup, bukan hanya tugas segelintir orang atau lembaga.
5. Melindungi bumi untuk generasi mendatang
Menjaga keseimbangan ekosistem agar bumi tetap layak huni bagi anak cucu kita di masa depan.
Baca juga: 30 ucapan Hari Bumi Sedunia dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Baca juga: Hari Bumi Sedunia, ini 7 cara sederhana untuk menjaga bumi
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025