Lomba tanam pohon matoa dari kemenag, ini cara menanam dan budidayanya

6 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 22 April, dunia memperingati Hari Bumi sebagai momen untuk merenungkan kembali pentingnya menjaga kelestarian alam. Dalam rangka peringatan Hari Bumi 2025, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) mengajak masyarakat untuk turut serta dalam lomba penanaman pohon matoa.

Tidak hanya sebagai simbol cinta lingkungan, kegiatan ini juga menjadi langkah nyata dalam menjaga ekosistem bumi. Pohon matoa dipilih karena mudah tumbuh, cepat berbuah, dan memiliki nilai ekonomi.

Melalui lomba ini, Kemenag mengajak setiap individu untuk berpartisipasi dalam pelestarian alam sambil berbagi semangat melalui media sosial, dengan menanam langsung pohon matoa.

Lantas bagaimana cara menanam pohon matoa jika dari benih? Berikut ini adalah langkah-langkah mudah yang bisa diikuti, berdasarkan berbagai sumber.

Baca juga: Kemenag gelar lomba tanam pohon matoa untuk peringati Hari Bumi 2025

Cara menanam dan budidaya pohon matoa dari benih

Menanam pohon matoa (pometia pinnata) tidaklah terlalu rumit dan memiliki kemiripan dengan cara menanam pohon pada umumnya. Berdasarkan informasi dari situs Lindungi Hutan, ada beberapa langkah yang bisa diikuti untuk memastikan pohon matoa tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah.

Berikut adalah beberapa tahapan yang bisa diterapkan untuk membudidayakan pohon matoa:

1. Penyemaian benih

Benih matoa termasuk jenis benih rekalsitran, yang berarti benih ini memiliki kemampuan bertahan hidup yang rendah dan mudah rusak jika terpapar kondisi dengan kadar air rendah.

Benih ini juga tidak cocok untuk disimpan dalam suhu atau kelembaban yang rendah. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyemai benih pohon matoa:

• Rendam biji matoa yang sudah matang selama 15–30 menit. Pilih benih yang tenggelam karena itu menandakan kualitas benih yang baik.
• Setelah direndam, keringkan biji di bawah sinar matahari langsung.
• Tanam biji yang sudah kering ke dalam polybag yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 2:1.
• Jaga kelembaban tanah dengan menyiram secara teratur, tetapi hindari genangan air.

2. Pengolahan lahan

Setelah benih disemai, persiapkan lahan untuk menanam bibit pohon matoa dengan cara berikut:

• Bersihkan lahan dari rumput atau tanaman pengganggu dan gemburkan tanah dengan cangkul.
• Buat lubang tanam berukuran 50 x 50 cm dan beri jarak antar lubang sekitar 50–60 cm.
• Tambahkan pasir dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 ke dalam lubang tanam hingga memenuhi setengah bagian. Diamkan selama satu minggu.

3. Penanaman bibit matoa

Ketika bibit matoa telah tumbuh sekitar 40–50 cm atau berusia 5 bulan, saatnya untuk memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam. Setelah itu, tutup lubang dengan campuran tanah dan pasir dalam perbandingan 2:1.

4. Pemeliharaan tanaman

• Penyulaman

Lakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang mati atau tidak berkembang dengan baik, sebulan sekali.

• Penyiangan

Singkirkan rumput atau tanaman pengganggu di sekitar bibit matoa yang sedang tumbuh.

• Pemupukan

Berikan pupuk setidaknya setiap dua bulan sekali selama masa pertumbuhan. Pupuk yang dapat digunakan antara lain NPK, urea, pupuk kandang, kompos, dan pupuk hayati.

• Penyiraman

Pastikan tanah tetap lembab dengan penyiraman yang teratur, namun hindari tanah yang tergenang air.

• Pemberantasan OPT

Tanggulangi organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti hama, penyakit, dan gulma, menggunakan cara mekanik, kimiawi, atau biologi.

• Pemangkasan cabang

Lakukan pemangkasan pada cabang-cabang yang tidak produktif setelah pohon berumur sekitar 3 tahun, untuk memastikan pohon dan buah dapat berkembang dengan optimal.

5. Pemanenan

Pohon matoa yang dibudidayakan dari biji biasanya akan mulai berbuah sekitar 6 tahun setelah penanaman. Untuk memanen buah matoa, potong pangkal bonggol buah dengan gunting besi. Pemanenan biasanya dilakukan satu hingga dua kali setahun.

Baca juga: Pedagang matoa harapkan berkah jelang pembukaan PON Papua

Baca juga: "Waroenk Makan Matoa" sajikan makan ala kebun nenek

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |