Kata Buruh soal Perbedaan May Day di Era Prabowo dan Jokowi

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta -- Sejumlah serikat pekerja menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Kamis, 1 Mei 2025. Peringatan May Day pada tahun ini merupakan yang pertama di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Massa mulai memadati kawasan Monas, yang berada di seberang Istana Kepresidenan, sejak pukul 06.30 WIB. Kegiatan itu dihadiri oleh berbagai konfederasi buruh dan pekerja, di antaranya Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peringatan May Day di Monas dihadiri Prabowo dan sejumlah politikus lainnya dari Kabinet Merah Putih hingga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Prabowo sempat memberikan orasi politik di depan ribuan buruh yang hadir. Seusai Prabowo berorasi digelar pertunjukan musik. Massa baru mulai membubarkan diri sekitar pukul 14.30 WIB.

Seusai acara, beberapa pekerja memberikan tanggapan ihwal peringatan Hari Buruh Internasional pertama di era Presiden Prabowo. Mereka kompak menilai May Day kali ini berbeda dengan masa presiden-presiden sebelumnya, termasuk Joko Widodo (Jokowi). "Perbedaannya adalah presiden baru mau turun menemui para buruh itu di May Day sekarang," kata Rian Adiputra, 30 tahun, buruh asal Tangerang, Banten, kepada Tempo di lokasi.

Rian mengapresiasi kehadiran Prabowo meski masih butuh bukti soal janji-janji kepada kaum buruh. Menurut dia, orasi politik Prabowo juga menyentuh beberapa tuntutan pekerja, seperti pembentukan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja atau Satgas PHK. "Meskipun sekarang itu masih baru janji-janji," ujar Rian.

Rian belum pernah melihat presiden hadir dalam peringatan Hari Buruh bersama pekerja sejak aktif di serikat buruh selama 13 tahun lalu. Pada masa pemerintahan sebelumnya, Rian mengatakan buruh kerap merasa tidak didengar karena presiden selalu absen. "Istilahnya kami bertamu, menyampaikan aspirasi, dan mereka enggak hadir. Itu kesannya enggak dihargai, dipandang sebelah mata," kata dia.

Rian juga menyoroti aksi May Day yang kerap  terjadi bentrok dengan aparat pada masa presiden sebelumnya. "Mayoritas waktu itu terjadi banyak gesekan. Kami dibenturkan dengan aparat," ujar Rian.

Dalam kesempatan terpisah, Naysilla , 35 tahun, buruh perempuan asal Cibinong, Jawa Barat, mengatakan kehadiran Prabowo meninggalkan kesan baginya. Namun, Naysilla mengatakan, Presiden Prabowo harus terus membuktikan keberpihakannya kepada kaum buruh. Dia menilai Prabowo tidak bisa hanya hadir dalam perayaan May Day kali ini saja. "Kalau bisa setiap May Day dihadiri presiden. Dan kalau bisa jangan cuma May Day," kata dia. 

Adapun Atim, 42 tahun, laki-laki asal Subang, Jawa Barat, mengatakan peringatan May Day kali ini berbeda dengan aksi biasanya. Dia menilai Hari Buruh kali ini lebih meriah, namun kurang diwarnai ciri khas aksi buruh seperti longmars dan orasi yang jumlahnya lebih sedikit. Dia menilai suguhan pertunjukan musik dalam peringatan May Day kali ini juga tidak biasanya ada. "Sekarang presiden hadir. Dulu aksi long march. Tapi sekarang ada panggung. Biasanya enggak ada panggung."

Peringatan Hari Buruh Internasional di Monas yang dihadiri Prabowo bukan satu-satunya aksi yang digelar pekerja pada May Day tahun ini. Beberapa serikat pekerja lain, seperti Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), menggelar aksi di depan gedung DPR. Aksi-aksi lain juga berlangsung di berbagai daerah.

Ketua Umum KASBI Sunarno mengatakan pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day hanya pencitraan. Menurut dia, semua hal yang disampaikan Prabowo perlu dibuktikan. “Apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo bagi kami hanya gimmick atau pencitraan belaka karena belum bisa direalisasikan,” ucap Sunarno di depan Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 1 Mei 2025. 

Dani Aswara dan Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Peringati Hari Buruh di Depan DPR, Aliansi Perempuan Tuntut RUU PPRT Disahkan

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |