Jebakan Polisi terhadap Peserta Aksi Mayday di Semarang: Dimasukkan Ambulans Lalu Digiring ke Polrestabes

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) mengungkapkan ada upaya penjebakan yang dilakukan oleh kepolisian untuk menangkap paksa sejumlah peserta aksi peringatan Hari Buruh Internasional 2025 di depan Kantor Gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah. Polisi disebut menggunakan armada ambulans untuk menjebak beberapa demonstran yang mengikuti aksi di hari itu.

Salah satu perwakilan TAUD, Muhammad Yahya menerangkan, awalnya ada beberapa mahasiswa yang mengikuti aksi yang membutuhkan perawatan medis. Mereka kemudian dibawa untuk masuk ke salah satu ambulans yang tersedia di dekat lokasi aksi. Namun tidak disangka, ternyata sudah ada polisi yang menunggu di dalam ambulans tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mahasiswa ada yang membutuhkan pertolongan, lalu ada teman-teman medis yang membawa ambulans. Nah ternyata itu di dalam ambulansnya ada polisi,” kata Yahya ketika ditemui Tempo pada Jumat, 9 Mei 2025.

Begitu beberapa mahasiswa tersebut telah masuk ke dalam ambulans, aparat kepolisian tersebut langsung membawa ambulans itu dan mengarahkannya ke kantor polisi. Yahya mengatakan, pihaknya memiliki bukti kuat berupa video yang dapat membenarkan kejadian tersebut. “Satu mobil ambulans yang digiring ke kantor kepolisian dengan membawa massa aksi demonstrasi,” ujar Yahya menjelaskan.

Menurut Yahya, penggunaan ambulans untuk menjebak massa aksi ini sudah menjadi suatu pola kerja tertentu yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Sebelumnya dalam rangkaian aksi Tolak UU TNI beberapa waktu lalu, polisi juga menggunakan modus yang serupa. “Pola ini kami temukan karena adanya upaya penangkapan secara paksa dilakukan oleh kepolisian yang ditujukan kepada masa aksi yang membutuhkan pertolongan medis,” tutur Yahya.

Aksi peringatan hari buruh di Semarang memang berakhir dengan cukup ricuh. Rentetan unjuk rasa di Jalan Pahlawan Kota Semarang itu dimulai sejak pagi itu mulai memanas ketika massa membakar alat peraga unjuk rasa yang mereka bawa dan merobohkan pagar di median jalan tersebut. Sejumlah polisi membawa perisai kemudian mendatangi lokasi pembakaran itu.

Massa mendesak personel polisi kembali masuk ke halaman kantor Gubernur Jawa Tengah. Demonstran lantas menumpukkan pagar besi di depan gerbang. Massa juga merusak pagar yang kemudian dibalas oleh polisi dengan tembakkan gas air mata dan meriam air.

Polisi juga sempat mengejar massa aksi dari unsur mahasiswa hingga masuk ke dalam area kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan. Beberapa peserta aksi juga sempat dipukuli oleh polisi. “Polisi dan ratusan preman melakukan pengepungan kampus Undip yang di dalamnya terdapat sekitar 400 mahasiswa,” kata LBH Semarang dalam rilis resmi mereka pada Jumat, 2 Mei 2025.

Jamal Abdun Nashr ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |