Jakarta (ANTARA) - Para ilmuwan menemukan jamur hitam unik bernama Cladosporium sphaerospermum di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang meledak hampir 40 tahun lalu.
Jamur hitam aneh itu ditemukan tumbuh di dinding reaktor nuklir yang terbengkalai, yang menunjukkan bahwa jamur tersebut tampaknya berkembang pesat di area dengan tingkat radiasi tertinggi bagi organisme kehidupan.
Jamur tersebut bahkan tidak hanya bertahan hidup, namun kemungkinan beradaptasi untuk "memakan" radiasi yang mematikan dan justru memanfaatkannya sebagai sumber energi.
Seperti fotosintesis, jamur tersebut diduga mampu mengubah sinar gamma, jenis radiasi paling kuat dan berbahaya dari ledakan nuklir, menjadi energi kimia. Proses itu pun masih menjadi suatu hipotesis yang diusulkan oleh para ilmuwan sebagai teori "radiosintesis".
Cladosporium sphaerospermum diyakini mendapatkan kekuatan super pemakan radiasinya dari melanin atau pigmen yang memberi warna kulit manusia. Pada saat yang sama, melanin itu berfungsi pula sebagai perisai pelindung terhadap efek radiasi yang lebih berbahaya.
Seperti halnya pada kulit manusia, melanin diketahui bertindak sebagai perisai terhadap radiasi UV yang berbahaya dari matahari.
Oleh karena itu, jamur ini dianggap sebagai jamur radiotropik sebab 'radio' mengacu pada radiasi dan 'trofik' mengacu pada memberi makan atau mengubah sesuatu menjadi energi yang dapat digunakan.
"Saat sinar gamma mengenai melanin jamur Chernobyl, sinar tersebut membenturkan elektron-elektronnya dan menciptakan energi kimia pada tingkat atom, yang kemudian dapat digunakan jamur untuk tumbuh dan memperbaiki dirinya sendiri," kata para ilmuwan dalam jurnal Current Opinion in Microbiology, seperti dilansir Daily Mail.
Kini, para ilmuwan di NASA tengah menjajaki eksperimen penggunaan jamur tersebut sebagai perisai radiasi kosmik bagi para astronot dengan mengirimkan sampelnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Diharapkan, jamur tersebut dapat digunakan sebagai lapisan perisai radiasi kosmik di dalam pesawat ruang angkasa atau bahkan di pangkalan bulan atau Mars oleh para astronot di masa depan.
Bencana Chernobyl di Ukraina, yang dulunya diduduki Uni Soviet, menjadi salah satu ledakan nuklir terburuk dalam sejarah manusia yang menyebabkan pelepasan bahan radioaktif terbesar ke lingkungan.
Setelah bencana tragis tersebut, penduduk dievakuasi dari Chernobyl dan sekitarnya untuk menghindari tingkat radiasi ekstrem. Sejak saat itu, Wilayah sepanjang 48 kilometer itu dikenal sebagai Zona Eksklusi Chernobyl (CEZ).
Baca juga: IAEA: PLTN Chernobyl alami fluktuasi daya
Baca juga: Rusia: Serangan ke PLTN Iran bisa picu bencana besar seperti Chernobyl
Baca juga: Zelenskyy sebut Rusia berencana serang pembangkit nuklir Zaporizhzhia
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
















































