Investor Tak Berminat Investasi untuk Program 3 Juta Rumah, Mengapa?

1 week ago 11

8000hoki Data Login web Slot Maxwin Cambodia Terpercaya Gampang Lancar Win Full Non Stop

hokikilat.com Pusat Akun situs Slots Gacor Malaysia Terbaru Mudah Win Terus

1000hoki List Akun situs Slot Gacor Myanmar Terbaik Gampang Scatter Terus

5000 Hoki Online Data Platform website Slots Gacor Singapore Terbaru Mudah Lancar Menang Non Stop

7000hoki Platform web Slots Gacor Malaysia Terbaik Gampang Jackpot Banyak

9000hoki.com List Platform situs Slot Maxwin Terbaik Pasti Win Banyak

ID situs Slots Maxwin server Vietnam Terpercaya Sering Scatter Non Stop

Idagent138 Daftar Slot Maxwin Online

Luckygaming138 Daftar Id Slot Anti Rungkad Online

Adugaming Daftar Slot Anti Rungkad Terbaik

kiss69 login Id Slot Anti Rungkad Terbaik

Agent188 Akun Slot Gacor

Moto128 Daftar Slot Anti Rungkat Terpercaya

Betplay138 Daftar Slot Maxwin

Letsbet77 Akun Slot Game Terbaik

Portbet88 Slot Gacor Terbaik

Jfgaming168 login Id Slot Gacor Online

MasterGaming138 Id Slot Gacor

Adagaming168 login Id Slot Anti Rungkad

Kingbet189 Id Slot

Summer138 login Id Slot Gacor Online

Evorabid77 Daftar Id Slot Maxwin

bancibet Slot Maxwin Terbaik

adagaming168 Slot Online

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menteri PKP) Maruarar Sirait mengaku kesulitan mendatangkan investasi untuk merealisasikan program 3 juta rumah per tahun.

Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menyebut persoalan ini tidak semata-mata disebabkan kondisi ketidakpastian perekonomian global. Ia berujar, melambatnya kondisi perekonomian dalam negeri turut menjadi faktor penghambat.

“Tampaknya, hal yang paling menentukan keputusan mereka (investor) untuk berinvestasi adalah soal daya beli masyarakat,” kata Awalil kepada Tempo, Senin, 5 Mei 2025.

Secara data, backlog perumahan—kesenjangan antara jumlah rumah yang terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan—di Indonesia memang masih tinggi. Bahkan, teranyar, Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah mengatakan backlog perumahan kini mencapai 15 juta. Angka ini melonjak bila dibandingkan data yang selama ini disampaikan ke publik, yakni antara 9,9 juta dan 12 juta.

Akan tetapi, Awalil menuturkan, tingginya backlog perumahan bukan hal yang dihitung investor. Sebab, backlog tidak cukup hanya dilihat dari sisi penawaran atau rumah yang dibangun. Hal yang lebih penting adalah dari sisi permintaan. “Permintaan ini menyangkut daya beli, bukan sekadar kebutuhan. Yang dihitung investor bukan butuhnya, tetapi permintaannya,” ungkap Awalil.

Sementara itu, Awalil menambahkan, saat ini daya beli masyarakat cenderung melemah. Salah satu penyebabnya adalah fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih terjadi di sejumlah sektor indusrti. Persoalan lainnya adalah melemahnya perekonomian nasional. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 hanya menyentuh 4,87 persen year on year, sebagaimana diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Data ini menunjukan perlambatan bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2024 yang mencapai 5,02 persen year on year.

“Kalau pun mereka berinvestasi nantinya, mereka akan menghitung apakah daya beli itu terbantu kebijakan pemerintah. Misalnya, semacam subsidi atau apapun bentuknya, yang memadai agar harga bisa menjadi lebih terjangkau,” kata Awalil.

Kedua hal itu pun, menurut Awalil, tidak cukup menjadi perhitungan investor asing untuk menanamkan modal dalam program 3 juta rumah per tahun. Ia berujar, investor asing akan memperhitungkan faktor lain, seperti konsistensi kebijakan. “Begitu pula dengan prakiraan nilai tukar rupiah, mengingat mereka akan bawa valas, dan menjual rumah dengan harga rupiah,” ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Maruarar Sirait menyampaikan kesulitan mencari investasi untuk program 3 juta rumah saat rapat bersama Komisi V DPR pada Rabu, 30 April 2025. Saat itu, ia mengatakan sudah menjajaki peluang dengan sejumlah investor tetapi belum ada yang tertarik berinvestasi. “Kami berusaha tapi maaf belum sesuai harapan, belum ada yang berhasil, konkret belum. Saya apa adanya gitu,” kata Politikus Partai Gerindra yang akrab disapa Ara itu.

Adapun beberapa calon  investor yang sudah diajak berkomunikasi, yakni Ooredoo dari Qatar dan Standard Chartered dari Singapura. Dari semua pihak tersebut, kata Maruarar Sirait, belum ada kesepakatan konkret soal investasi pada program 3 juta rumah. Padahal, menurut dia, keberhasilan program 3 juta rumah bergantung pada investor. 

Maruarar Sirait pun menetapkan target internal bagi jajarannya di Kementerian PKP. Ia menyebutkan Dirjen Perumahan Perkotaan ditargetkan menarik investasi sebesar Rp 5 triliun, begitu pula Dirjen Perumahan Pedesaan.

Selain itu, ia menggandeng pelaku usaha melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung pembangunan dan renovasi rumah rakyat. Hingga kini, Ara mengklaim dukungan CSR yang terkumpul disebut telah mencapai Rp500 miliar.

Nandito Putra dan Annisa Febiola berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |