Ilmuwan Desak AS Lanjutkan Misi Pengembalian Sampel Mars

7 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Dua ilmuwan senior mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk melanjutkan misi pengembalian sampel Mars (Mars Sample Return/MSR) yang sebelumnya telah direncanakan oleh NASA. Mereka menilai misi ini sangat penting secara ilmiah dan strategis, sehingga harus segera dilaksanakan. 

Dr. Bruce Jakosky, peneliti Mars selama hampir 50 tahun sekaligus peneliti utama misi MAVEN, bersama Dr. Scott Hubbard, mantan Direktur pertama Program Eksplorasi Mars NASA dan pendiri Stanford Center for Commercial Space Transportation, menyampaikan pandangan itu dalam sebuah opini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Hasilnya akan sepadan dengan upaya dan biayanya, bukan hanya dalam memahami dunia di sekitar kita secara umum tapi juga untuk menentukan apakah pernah ada kehidupan di Mars. Bukankah itulah inti dari eksplorasi luar angkasa?” tulis mereka, dikutip dari Space.com, Sabtu, 17 Mei 2025. 

Menurut Bruce dan Scott, pengembalian sampel dari Mars adalah langkah logis berikutnya dalam eksplorasi planet merah. Mereka menjelaskan bahwa penelitian laboratorium di Bumi atas sampel yang dibawa pulang akan memungkinkan ilmuwan menjawab pertanyaan mendasar mengenai sejarah Mars, evolusi planet, dan potensi kehidupan.

“Pengetahuan kita tentang Mars telah berkembang sampai pada titik di mana pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan paling tepat dijawab melalui sampel yang dikembalikan,” tulis keduanya.

Bruce dan Scott memperingatkan bahwa menunda atau membatalkan misi ini akan menjadi kemunduran besar dalam eksplorasi tata surya. Mereka juga menyoroti risiko hilangnya keahlian teknis di AS dalam teknologi pendaratan di Mars jika proyek ini dihentikan, apalagi jika terjadi pemutusan hubungan kerja di sektor terkait.

“Jika NASA menunda pengembalian sampel yang telah dikumpulkan dengan sangat hati-hati oleh rover Perseverance, pengetahuan rekayasa dan teknologi penting tentang cara mendarat di Mars bisa hilang di AS seiring terjadinya pemutusan hubungan kerja,” tulis Bruce dan Scott. 

Mereka juga menekankan bahwa misi ini penting sebagai langkah awal dalam mengurangi risiko misi berawak di masa depan. Dengan menganalisis kandungan debu Mars dan potensi ancaman biologisnya terlebih dahulu, NASA bisa membuat perencanaan yang lebih aman bagi astronaut.

Keduanya menilai bahwa jika astronaut hanya ditugaskan untuk mengambil sampel yang sudah dikumpulkan oleh rover Perseverance di Kawah Jezero, maka potensi manusia untuk melakukan riset ilmiah yang lebih kompleks justru disia-siakan.

“Jika, sebaliknya, kita menggunakan astronaut untuk mengembalikan sampel yang telah dikumpulkan oleh rover Perseverance di Kawah Jezero, kita tidak memanfaatkan kemampuan mereka sepenuhnya. Pada dasarnya, kita mengirim manusia untuk melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan misi robotik,” kata Bruce dan Scott.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |