TEMPO.CO, Jakarta - Ramai soal sebuah ruko di kawasan Grand Boulevard, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, dipadati warga yang ingin mendaftar layanan Worldcoin. Layanan itu akan memberikan imbalan uang ratusan ribu rupiah kepada warga yang bersedia menyerahkan data pribadi mereka melalui scan retina.
Seorang warga bernama Devi mengungkapkan bahwa ia datang ke ruko tersebut dengan tujuan melakukan pemindaian retina. Menurutnya, tindakan itu dilakukan agar ia bisa memperoleh imbalan uang sebesar ratusan ribu rupiah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari techtarget.com, Scan atau pemindai retina merupakan perangkat verifikasi biometrik yang bekerja dengan mendeteksi pola khas pada pembuluh darah di retina seseorang. Alat ini mengenali identitas individu berdasarkan satu atau lebih ciri biologis yang bersifat unik. Selain retina, teknologi biometrik juga memanfaatkan pengenal lainnya seperti sidik jari, bentuk tangan, struktur daun telinga, pola iris, suara, DNA, dan tanda tangan.
Pemindai retina bekerja dengan memanfaatkan sinar inframerah berintensitas rendah yang diarahkan ke mata. Cahaya ini diserap secara berbeda oleh pembuluh darah retina dibandingkan jaringan di sekitarnya, menghasilkan pola khas yang direkam oleh sensor dan dikonversi menjadi gambar digital.
Pola pembuluh darah retina yang unik ini menyerupai sidik jari dan sangat cocok digunakan untuk tujuan identifikasi serta verifikasi. Karena retina cepat mengalami kerusakan setelah kematian, pemindaian ini hanya bisa dilakukan pada individu yang masih hidup.
Pemindai retina biasanya dimanfaatkan dalam sistem kontrol akses untuk area dengan tingkat keamanan tinggi, seperti wilayah terlarang, pos perbatasan dan imigrasi, penyelidikan kriminal serta identifikasi pelaku, instalasi militer, dan lokasi strategis lainnya. Hal ini disebabkan oleh efektivitasnya sebagai langkah pengamanan yang kuat.
Selain scan retina, terdapat juga scan iris. Pemindaian atau pengenalan iris adalah teknologi biometrik yang mengandalkan pola khas pada iris mata untuk mengidentifikasi atau memverifikasi identitas seseorang. Teknologi ini menggunakan kamera inframerah dekat untuk merekam citra detail dari iris, yaitu bagian berwarna di sekitar pupil.
Iris memiliki pola rumit seperti garis, bintik, dan kripta yang bersifat unik dan terbentuk sebelum seseorang lahir, serta tidak berubah sepanjang hidup. Pola-pola ini dianalisis oleh perangkat lunak khusus yang mengubahnya menjadi representasi matematis, menghasilkan kode iris unik bagi setiap individu.
Meski sering disamakan, pemindaian retina dan pemindaian iris sebenarnya merupakan dua teknologi yang berbeda. Pemindaian retina berfokus pada retina, yaitu lapisan sensitif cahaya di bagian belakang mata, sementara pemindaian iris menargetkan iris, bagian mata yang berwarna.
Dalam scan retina, individu harus mendekatkan mata mereka ke lensa okuler agar sinar inframerah berintensitas rendah dapat digunakan untuk menangkap citra retina. Sebaliknya, pemindaian iris memanfaatkan kamera inframerah dekat untuk mengambil gambar beresolusi tinggi dari iris dari jarak yang lebih jauh, mirip dengan proses pengambilan foto.
Walaupun beberapa aplikasi ponsel pintar mengklaim menggunakan teknologi pemindaian retina, kenyataannya sebagian besar sebenarnya menggunakan metode pemindaian iris.
Adi Warsono ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Sejumlah Negara Juga Melarang Worldcoin Beroperasi