Hamdan Ballal, Sutradara Palestina Film No Other Land Dibebaskan Usai Ditahan Militer Israel

2 weeks ago 8

8000 hoki Data ID server Slot Maxwin Cambodia Terpercaya Sering Scatter Setiap Hari

hoki kilat Daftar situs Slots Gacor Vietnam Terpercaya Pasti Menang Full Banyak

1000hoki.com Akun web Slots Maxwin Cambodia Terpercaya Sering Lancar Win Full Banyak

5000hoki.com ID situs Slot Gacor Cambodia Terbaik Sering Jackpot Full Banyak

7000 Hoki Online Akun web Slot Maxwin Cambodia Terkini Sering Lancar Win Setiap Hari

9000hoki Situs server Slots Maxwin Indonesia Terbaik Mudah Lancar Win Full Non Stop

Alternatif Agen games Slots Maxwin basis Cambodia Terbaru Gampang Jackpot Full Terus

Idagent138 Daftar Slot Anti Rungkat

Luckygaming138 login Akun Slot Game Terbaik

Adugaming Daftar Akun Slot Gacor Online

kiss69 Slot Maxwin Terpercaya

Agent188 login Akun Slot Anti Rungkad Online

Moto128 login Akun Slot Gacor

Betplay138 Id Slot Anti Rungkad Online

Letsbet77 login Id Slot Game Terpercaya

Portbet88 login Slot Anti Rungkat Terbaik

Jfgaming168 Daftar Slot Anti Rungkad

MasterGaming138 Akun Slot Game Terpercaya

Adagaming168 Akun Slot Game

Kingbet189 login Akun Slot Gacor Online

Summer138 Daftar Akun Slot Terpercaya

Evorabid77 Akun Slot

TEMPO.CO, Jakarta - Hamdan Ballal, sutradara Palestina yang ikut menggarap No Other Land, film dokumenter peraih Oscar, akhirnya dibebaskan setelah ditahan semalaman. Sebelumnya, ia mengalami pemukulan dan ditahan di pangkalan militer Israel setelah bentrok dengan pemukim Israel di Tepi Barat pada Senin malam, 24 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peristiwa itu terjadi di Desa Susiya, wilayah Masafer Yatta, tempat tinggal Ballal. Yuval Abraham, sutradara Israel yang menjadi rekannya dalam film tersebut menulis, “Setelah diborgol sepanjang malam dan dipukuli di pangkalan militer, Hamdan Ballal kini bebas dan akan segera pulang ke keluarganya." Ia juga yang pertama kali mengabarkan insiden itu lewat akun X pada Senin kemarin. “Sekelompok pemukim memukuli Hamdan Ballal. Ia mengalami luka di kepala dan perut, berdarah,” tulisnya.

Kronologi Bentrok di Susiya

Dilansir dari The Hollywood Reporter, menurut kelompok aktivis Center for Jewish Nonviolence, bentrok bermula ketika warga setempat meminta seorang pemukim Israel meninggalkan desa. Tak lama berselang, puluhan pemukim lainnya datang. Beberapa mengenakan penutup wajah, sebagian membawa senjata tajam dan senapan. Mereka menyerang rumah-rumah, merusak tangki air, dan mencuri kamera pengawas.  

Namun, militer Israel (IDF) menyampaikan versi berbeda. Dalam pernyataan resminya pada Senin, mereka menyebut konflik terjadi setelah sejumlah teroris melempar batu ke arah warga Israel, dan merusak kendaraan mereka. Kedua belah pihak kemudian saling melempar batu. IDF dan kepolisian Israel yang tiba di lokasi mengklaim bahwa mereka juga dilempari batu oleh teroris.  

Penahanan Warga Palestina

Akibat bentrok itu, tiga warga Palestina, termasuk Ballal, ditahan. IDF juga menyatakan bahwa seorang warga Israel turut ditangkap, namun segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis. “Para tahanan dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Kepolisian Israel,” kata IDF dalam pernyataannya.

Menurut Center for Jewish Nonviolence, Ballal mengalami luka sebelum ditahan dan dibawa ke kantor polisi. Di saat yang sama, lima aktivis asal Amerika Serikat yang tengah bekerja sama dengan organisasi tersebut juga dilaporkan berada di lokasi dan turut menjadi sasaran serangan pemukim.

Pengacara Lea Tsemel, yang mewakili tiga warga Palestina yang ditahan, mengkonfirmasi bahwa kliennya berada di kantor polisi di Tepi Barat dan akan segera dibebaskan. “Mereka dituduh melempar batu ke arah seorang pemukim muda. Tuduhan itu mereka bantah,” kata Tsemel kepada Associated Press.  

Ballal menjadi sorotan dunia setelah No Other Land, film yang ia sutradarai bersama Yuval Abraham dan dua sineas lainnya, memenangkan penghargaan Dokumenter Terbaik di Academy Awards ke-97 pada 2 Maret lalu. Film itu mendokumentasikan pengusiran paksa warga Palestina di Masafer Yatta, serta hubungan unik yang tumbuh antara seorang aktivis Palestina dan jurnalis Israel dari 2019 hingga 2023.

THE HOLLYWOOD REPORTER | X | ASSOCIATED PRESS

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |