Ekonom Nilai Pertanian dan MBG Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai bahwa kini sektor pertanian memegang peran yang semakin vital.

Hal itu dinyatakan merespons sektor pertanian yang mencatatkan pertumbuhan paling tinggi pada periode kuartal I tahun 2025 mencapai 10,52 persen. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 1,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kekuatan sektor ini sangat penting untuk Indonesia di tengah gejolak global yang terjadi. Ke depannya, kebijakan seperti Makan Bergizi Gratis akan menjadi pendorong penting untuk sektor pertanian," kata Fakhrul pada Senin (5/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pertanian, di periode yang sama sektor manufaktur juga mencatatkan peningkatan 4,55 persen, 5,03 persen pada sektor perdagangan, dan 7,72 persen pada sektor informasi-komunikasi.

Fakhrul menyebut, sinyal pemulihan ekonomi ini perlu diperkuat dengan eksekusi cepat dari program strategis pemerintah. Dia mengingatkan, kuartal kedua akan menjadi momen krusial untuk mengakselerasi belanja negara agar dapat menjadi bantalan dari gejolak ekonomi global.

"Ke depannya, pemerintah harus lebih lincah dalam melihat perubahan-perubahan di depan, untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada," kata Fakhrul.

Fakhrul pun menanggapi positif rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia bertumbuh hingga 4,87 persen secara tahunan pada kuartal I/2025. Baginya, angka tersebut mencerminkan ketahanan ekonomi nasional.

Pasalnya, sebagian besar negara mitra dagang Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi, seperti Amerika Serikat yang bertumbuh negatif sebesar -0,3 persen dan Jerman bertumbuh 0,2 persen secara tahunan.

"Pencapaian pertumbuhan ini adalah sangat baik, di tengah adanya tekanan pertumbuhan ekonomi global," katanya.

Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama dengan pertumbuhan 4,89 persen, diikuti ekspor yang tumbuh 6,78 persen. Adapun belanja pemerintah justru mengalami kontraksi -1,38 persen, yang diakibatkan proses normalisasi fiskal pasca Pemilu 2024.

"Ini juga melambangkan setelah tahun pemilu berhasil dengan gemilang, pemerintah kembali pada kesinambungan kebijakan fiskal. Perlahan tapi pasti, mesin ekonomi masyarakat dan sektor swasta akan berputar kembali," pungkas Fakhrul.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |