Jakarta, CNN Indonesia --
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) bersama dengan aparat kepolisian dan tentara melakukan razia di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nabire setelah peristiwa penyerangan dan pelarian warga binaan. Razia itu melibatkan 242 personel.
Direktur Jenderal PAS Mashudi mengatakan razia dilakukan dalam rangka sterilisasi Lapas Nabire sekaligus menjadi bagian dari keseriusan Ditjen PAS memangkas akar masalah supaya tidak terjadi lagi peristiwa yang sama.
Dalam razia tersebut disita beberapa barang-barang terlarang, antara lain handphone, senjata tajam, alat-alat elektronik dan beberapa barang terlarang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disitanya barang-barang terlarang ini diharapkan dapat menurunkan tingkat risiko dari Lapas Nabire," ujar Mashudi melalui keterangan persnya, Rabu (4/6).
Ditjen PAS, terang Mashudi, telah melakukan koordinasi untuk menempatkan anggota Polri dan TNI demi memperkuat keamanan. Dia berharap sinergitas tersebut akan menjadi pola kerja sama yang akan memperkuat pengamanan lapas Nabire.
"Secara khusus saya sudah mengintruksikan kepada Kakanwil Ditjen PAS untuk memperkuat Lapas dan Rutan rawan risiko dengan dukungan pengaman bantuan dari Polri dan TNI," ucap dia.
Dia menjelaskan upaya pencarian narapidana yang melarikan diri masih terus dilakukan dengan kerja sama Lapas Nabire dan Polres Nabire. Jumlah warga binaan Lapas Nabire saat ini adalah 218 orang dari kapasitas 150 orang, sedangkan jumlah petugas pengamanan per regu 5 orang.
Sebelumnya, sebanyak 19 narapidana Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah, dilaporkan melarikan diri pada Senin (2/6) sekitar pukul 11.00 WIT. Dari 19 narapidana, 11 di antaranya disebut merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Belasan narapidana itu kabur setelah diduga menyerang petugas Lapas menggunakan parang. Akibat peristiwa itu, tiga petugas Lapas mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan medis.
Kaops Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani mengatakan narapidana itu melarikan diri melalui area belakang Lapas menuju kompleks KPR Pemda dan perbukitan.
Di lokasi pelarian ditemukan pakaian narapidana yang dibuang. Tiga dari narapidana yang kabur itu sempat terpantau berada di area Pasar Oyehe, Siriwini, dan Jalan Marthadinata, Nabire.
Faizal menuturkan proses pencarian dan pengejaran terhadap para narapidana itu terus dilakukan. Kata dia, pihaknya juga telah mengerahkan tim gabungan untuk melakukan pengejaran.
"Kami tidak akan mentolerir aksi kekerasan dan pelarian ini, terlebih jika melibatkan jaringan KKB. Tim kami bersama jajaran Polda Papua Tengah dan instansi terkait saat ini terus melakukan pengejaran secara intensif. Semua napi yang kabur akan ditindak tegas sesuai prosedur," kata Faizal lewat keterangan tertulis, Selasa (3/6).
(ryn/isn)