TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengunjuk rasa di Amerika Serikat turun ke jalan menentang pemerintahan Presiden Donald Trump. Demo massal berlangsung di 50 negara bagian di AS. Mereka mengecam kebijakan Trump yang disebut sebagai ancaman terhadap cita-cita demokrasi bangsa, termasuk deportasi imigran dan pemecatan massal pekerja pemerintah.
Protes pada hari Sabtu, yang dilansir dari Al Jazeera, terjadi di pusat kota Manhattan dan di depan Gedung Putih di Washington, DC. Pengunjuk rasa juga memadati peringatan Massachusetts yang menandai dimulainya Perang Kemerdekaan Amerika 250 tahun lalu. Protes terjadi hanya dua minggu setelah protes nasional serupa terhadap pemerintahan Trump yang diikuti ribuan peserta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelombang protes itu diorganisir oleh kelompok akar rumput "50501" berlangsung di seluruh 50 negara bagian pada Sabtu, 19 April 2025. Dilansir dari Neewsweek, demonstrasi nasional itu diberi nama "50 protes, 50 negara bagian, satu hari," merupakan unjuk rasa terbaru dalam serangkaian aksi oleh gerakan yang berkembang pesat. Aksi serupa terjadi beberapa kali yaitu pada Februari dengan tema "Not My President's Day" dan aksi protes global "Hands Off" pada awal bulan ini.
Penyelenggara mengatakan mereka memprotes kebijakan Trump yang disebut sebagai pelanggaran terhadap hak-hak sipil dan Konstitusi AS. Massa juga memprotes upaya mendeportasi ratusan imigran dan mengurangi anggaran pemerintah federal dengan memecat ribuan pegawai pemerintah dan menutup seluruh lembaga.
Di Manhattan, para pengunjuk rasa menentang deportasi imigran yang terus berlanjut dari tangga Perpustakaan Umum New York. “Tidak ada rasa takut, tidak ada kebencian, tidak ada ICE di negara bagian kita,” teriak mereka, merujuk pada Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS.
Salah satu peserta unjuk rasa, Thomas Bassford, 80 tahun itu mengatakan bahwa ia yakin warga Amerika saat ini tengah diserang oleh pemerintah mereka sendiri dan perlu melawannya. "Ini adalah masa yang sangat berbahaya bagi kebebasan di Amerika," katanya. "Saya ingin anak-anak lelaki (cucunya) belajar tentang asal-usul negara ini dan bahwa terkadang kita harus berjuang demi kebebasan."
Di tempat lain, protes direncanakan di luar dealer mobil Tesla terhadap penasihat miliarder Trump, Elon Musk, dan perannya dalam merampingkan pemerintah federal, sementara yang lain lagi mengorganisir acara layanan masyarakat, seperti pengumpulan makanan, acara mengajar, dan menjadi sukarelawan di tempat penampungan lokal.
Beberapa peristiwa terinspirasi dari semangat Perang Kemerdekaan Amerika. Massa menyerukan tidak ada raja dan perlawanan terhadap tirani.
Warga Boston George Bryant termasuk di antara mereka yang hadir di Concord. Ia khawatir bahwa Trump sedang menciptakan negara polisi di Amerika. Ia mengangkat spanduk bertuliskan, "Rezim fasis Trump harus pergi sekarang!"
Sejak kembali menjabat, Trump telah menerapkan sejumlah perintah eksekutif yang ditujukan untuk merombak pemerintah federal, mencabut perlindungan lingkungan, membatasi akses pers, dan menegakkan tindakan imigrasi yang ketat. Para kritikus telah menyatakan kekhawatirannya terhadap putusan pengadilan dan mempertanyakan proses pemilu.
Hunter Dunn, koordinator pers nasional untuk 50501, mengatakan bahwa mereka bukan hanya memprotes namun meningkatkan kesadaran warga Amerika terhadap berbagai isu. Dunn menekankan bahwa fokusnya bervariasi berdasarkan lokasi.
"Di California Selatan, ini mungkin terlihat seperti gerakan saling membantu untuk membantu orang-orang yang masih menderita akibat kebakaran hutan yang dahsyat. Di tempat lain, ini mungkin terlihat seperti demonstrasi menentang rencana deportasi massal yang fasis (dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai)."