Cina Cetak Rekor Pengukuran Laser ke Bulan di Siang Hari

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Cina mencetak tonggak baru dalam teknologi luar angkasa dengan berhasil melakukan pengukuran jarak laser dari Bumi ke Bulan pada siang hari. Ini merupakan pertama kalinya pengukuran semacam itu dilakukan dalam kondisi terang, yang secara teknis jauh lebih menantang.

Uji coba ini dilakukan oleh para peneliti dari Observatorium Yunnan di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (CAS), menggunakan sistem pengukuran jarak laser inframerah yang dipasang pada teleskop berdiameter 1,2 meter. Laser diarahkan ke retroreflektor kecil di satelit Tiandu 1 yang mengorbit Bulan. Satelit tersebut diluncurkan pada Maret 2024 bersama Tiandu 2 dan satelit relai Queqiao 2 yang mendukung komunikasi misi pengambilan sampel sisi jauh Bulan, Chang’e 6.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pengukuran jarak laser ke Bulan itu menantang, memerlukan pengiriman sinar berdaya tinggi dan presisi sejauh 300.000 kilometer untuk mengenai retroreflektor sudut kecil, yang memantulkan pulsa laser tepat kembali ke tempat asalnya,” ujar para peneliti, dikutip dari laporan Space.com, Kamis, 15 Mei 2025.

Retroreflektor itu sendiri merupakan perangkat optik yang dirancang khusus untuk memantulkan cahaya atau sinyal laser kembali ke arah datangnya, terlepas dari sudut masuknya. Alat ini biasa digunakan dalam pengukuran jarak presisi tinggi di luar angkasa.

Setelah dipantulkan, sinyal laser yang kembali ke Bumi harus ditangkap oleh teleskop menggunakan detektor yang sangat sensitif. Tantangan terbesar muncul saat pengukuran dilakukan di siang hari karena intensitas cahaya matahari yang tinggi. “Melakukan ini di siang hari menambah tantangan berupa kebisingan latar belakang besar dari matahari,” ujar tim peneliti.

Keberhasilan ini terjadi hanya beberapa hari setelah uji coba serupa dilakukan pada malam hari terhadap satelit kecil DRO-A, yang mengorbit Bulan dalam lintasan distant retrograde orbit (DRO) —orbit jauh dan berlawanan arah dengan rotasi Bulan. Satelit ini dilengkapi retroreflektor dan menjadi bagian dari misi penyelamatan kompleks selama empat bulan setelah mengalami anomali peluncuran pada tahun sebelumnya.

Terobosan ini membuka peluang baru dalam pengamatan luar angkasa di waktu yang lebih fleksibel, dan berpotensi mendukung berbagai misi eksplorasi jarak jauh, termasuk Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) yang dipimpin oleh Cina.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |