TEMPO.CO, Jakarta - PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (Fore Coffee) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 14 April 2025. Saham emiten berkode FORE itu mengalami kelebihan permintaan mencapai 200,63 kali dari 114,873 ribu investor yang tercatat di sistem e-IPO.
Co-Founder Fore Coffee Willson Cuaca mengatakan langkah perusahaannya melantai di bursa di tengah perang dagang internasional merupakan keputusan terbaik. “Fore tidak terpengaruh dengan perang dagang yang sedang terjadi. Karena kami lokal, lokal, dan lokal,” kata Willson yang juga Komisaris Utama Fore Coffe di Bursa Efek Indonesia, Senin, 14 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Willson mengatakan kondisi pasar saat ini memang sedang berjejolak. Setidaknya, sejak 4 April lalu berbagai peristiwa terjadi. Dari penetapan tarif resiprokal, saham Asia dan Indonesia berguguran, hingga trading halt atau penghentian sementara perdagangan. Willson menyebut kondisi tersebut membuat kondisi menegangkan, apalagi terjadi di tengah pencatatan saham perdana Fore Coffe.
“Agak menegangkan. Tapi kami jalan terus. Keputusan yang tegas untuk proses IPO,” kata dia.
Meski demikian, Willson mengaku bungah dengan hasil penawaran umum pekan lalu. FORE menghimpun dana sebesar Rp 353,44 miliar. Dari jumlah itu, FORE juga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription mencapai 200,63 kali dari 114,873 ribu investor yang tercatat di sistem e-IPO.
“Penawaran FORE di Minggu lalu di luar ekspektasi,” kata Willson.
Pada pencatatan perdana, FORE memulai debutnya di pasar dengan harga penawaran Rp 188 per saham, menawarkan total 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08 persen dari total modal disetor.
Oleh karena itu, dana hasil IPO Fore Coffe akan digunakan untuk mendukung ekspansi nasional, termasuk rencana pembukaan 140 gerai baru kopi di Indonesia dalam dua tahun ke depan, pengembangan lini bisnis baru melalui anak usaha, serta kebutuhan modal kerja perusahaan. Adapun, rincian alokasi dana ini meliputi Rp 275 miliar untuk memperluas jaringan outlet kopi dengan target pembangunan 140 outlet baru dalam dua tahun ke depan, Rp 60 miliar untuk ekspansi vertikal melalui pembukaan outlet donat oleh anak perusahaan, dan Rp 18,44 miliar untuk mendukung kebutuhan modal kerja operasional
Sementara itu, CEO Fore Coffee Vico Lomar mengatakan perusahaan menyambut antusias dengan IPO ini. Dia menyebut strategi FORE saat ini ialah memperluas pasar, memperkokoh fondasi bisnis, dan investasi jangka panjang.
“Strategi yang kami implementasikan adalah investasi jangka panjang untuk memperkokoh fondasi bisnis, memperluas jangkauan pasar, serta bagian dari komitmen Fore Coffee untuk terus berinovasi memberikan kualitas kopi premium yang terjangkau,” ujar Vico Lomar.
Dalam IPO FORE ini, Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas bertindak sebagai joint lead underwriter (JLU), yang akan berperan sebagai perantara antara investor dan pasar modal.
Fore Coffee mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang solid dan konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Hingga September 2024, Fore Coffee telah mencapai penjualan bersih sebesar Rp 727 miliar, tumbuh 135 persen secara tahunan, laba kotor sebesar Rp 447 miliar atau naik 128 persen secara tahunan, dan EBITDA sebesar Rp 135 miliar atau melonjak 187 persen.
Pertumbuhan ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi dan memperkuat posisi Fore Coffee di industri kopi nasional. Berdasarkan laporan Redseer Analysis pada Desember 2024, pasar kopi Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sebesar 11 persen hingga 2030, dengan potensi nilai pasar mencapai US$ 12,6 miliar atau sekitar Rp 214 triliun.
Mengutip laman resminya, Fore Coffee telah berdiri sejak 2018 dengan model bisnis online-to-offline. Jaringan gerai kopi yang mengusung tagline “Grind the Essentials” ini mengklaim, mereka menghadirkan kopi lokal premium dengan harga terjangkau.
Fore Coffee memiliki lebih dari 216 outlet di 43 kota di Indonesia, termasuk kota-kota tier 2 dan 3, serta 1 cabang di Singapura per September 2024. Fore Coffee mengklaim turut berperan dalam memperkenalkan kultur dan gaya hidup kopi baru, dengan komitmen pada teknologi, keahlian, serta keberlanjutan.