Celios Soroti Upah Rendah hingga PHK Buruh pada May Day 2025

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti sejumlah permasalahan pada May Day 2025 atau Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei. Pada momen ini biasanya para pekerja akan turun ke jalan sembari berorasi menyampaikan aspirasi mereka.

Bhima menyebut upah riil mengalami penurunan tajam dan pertumbuhannya lebih rendah dibanding pra-pandemi. Penyebab utama karena formulasi upah dalam Undang-Undang Cipta Kerja terlalu rendah dibandingkan kenaikan pengeluaran yang ditanggung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, buruh harus bertahan hidup dengan berhemat, meminjam uang atau menggadaikan asetnya. “Upah riil yang terlalu rendah juga sebabkan pertumbuhan ekonomi melambat,” kata Bhima melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 29 April 2025.

Berikutnya, Bhima menyoroti diskriminasi usia yang masih terjadi pada pelamar kerja. Bhima menilai lowongan kerja membatasi usia pelamar 25 hingga 31 tahun menyebabkan sulitnya para korban PHK kembali bekerja di sektor formal. Sedangkan regulasi di Indonesia dianggap membiarkan perusahaan melakukan diskriminasi, berbeda dengan negara Asean lain seperti di Thailand dan Vietnam yang menerapkan peraturan anti-diskriminasi usia pelamar kerja.

Ekonom tersebut turut mengungkit maraknya praktik pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga tidak patuhnya sejumlah perusahaan dalam menunaikan hak para pekerja. Bhima menyebut, banyak perusahaan beralasan menekan biaya tenaga kerja, namun sebenarnya sebagian perusahaan menghindar dari tanggung jawab hak pekerja tetap.

Situasi ini juga mengkonfirmasi bahwa perekonomian sedang memburuk sehingga perusahaan terus menurunkan jumlah pekerja tetapnya. “Banyak perusahaan tidak membayar pesangon dan sisa gaji para karyawan yang di-PHK. Lemahnya pendataan tenaga kerja dan penegakan sanksi bagi perusahaan jadi masalah utama,” ucap Bhima.

Selain itu, persaingan tenaga kerja juga semakin ketat dan belum ada solusi riil dari pemerintah. Bhima bahkan menyoroti keberadaan Badan Pengelola Investasi Danantara yang dianggap masih belum mampu memecahkan masalah sempitnya lapangan kerja di sektor formal. Di lain sisi, pengangguran usia muda di Indonesia yang berumur 15 hingga 24 tahun mencapai 17,3 persen, dan tertinggi di ASEAN.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |